⭐Please Support Follow, Comment, and Vote⭐
.
.
.
Kicauan burung terdengar saling beradu. Mentari sudah mulai beranjak dari peraduannya, dan membiarkan rembulan untuk beristirahat sejenak dari tugasnya. Gedung-gedung bertingkat mulai terlihat sibuk kembali. Suara bising kendaraan bermotor kembali memekakkan telinga. Agaknya, tidak ada pagi yang tidak sibuk bagi Ibu Kota ini.
Sinar mentari mulai masuk melalui celah-celah tirai. Perlahan, netra bulat sang wanita mulai mengerjab, membiasakan retinanya menerima sinar tersebut. Ia mulai bergerak, merenggangkan otot-ototnya yang terasa kaku, sebelum tersadar perutnya terasa berat, seperti ada sesuatu besar yang menindihnya.
Mira mengerjab sekali lagi sebelum netranya terbuka dengan sempurna. Kurva melengkung di wajahnya muncul tatkala ia mengetahui penyebab dari rasa berat itu. Tangan sang Suami lah alsannya.
Juna masih terlelap seraya melingkarkan tangannya di tubuh sang Isteri. Semalam, pria itu tidak benar-benar pergi menemui teman-temannya, sebab mendadak Mira merasakan kontraksi di perutnya. Sebenarnya, Mira sudah sering kali merasak kontraksi seperti itu akhir-akhir ini, namun ia belum sempat untuk memeriksakannya.
Wanita itu masih ingat betul bagaimana ekspresi panik sang suami ketika dirinya mengeluh sakit di perutnya. Bahkan, pria itu rela melakukan apa saja guna memenuhi keinginan Isterinya itu. Membuatkan minuman hangat, memijit tengkuk Mira, serta memberikan usapan-usapan lembut di perut sampai wanita itu tertidur.
Senyuman di wajah Mira semakin lebar tatkala ia berpikir jika pikiran negatifnya selama acara pernikahan kemrin tidak sepenuhnya benar. Saat acara berlangsung, Juna memang terlihat terpaksa serta bersikap cuek, namun nyatanya semalam dirinya merasa Juna masih sama dengan Juna yang selama ini ia kenal. Pria yang selalu meratukan dirinya.
Mira mulai menyingkirkan tangan kekar Juna dari tubuhnya dengan hati-hati, tak ingin membuat pria itu terjaga karena ulahnya. Ia menguap sesaat, lalu menyatukan rambutnya menjadi satu ikatan asal dan mulai tenggelam di balik kamar mandi guna membersihkan tubuhnya.
Beberapa menit berlalu Mira tengah disibukkan dengan kegiatannya di dapur. Ia tengah menjalankan salah satu kewajibannya sebagai seorang Isteri, yaitu menyiapkan sarapan untuk Suaminya. Sebab apartemennya baru di tempati, jadilah ia hanya memasak dengan bahan seadanya di lemari es. Mira hanya membuat toast dengan scrambled egg sebagai isiannya.
Wanita itu berjengit saat ada tangan yang memeluknya dari belakang. Ia jelas tahu siapa pemilik tangan itu pun dengan aroma khas yang menyapa penghidunya.
"Kamu udah bangun?" Mira bertanya sembari sibuk membolak-balikkan masakannya.
Juna hanya mengangguk, lalu membenamkan wajahnya lebih dalam di ceruk leher Mira, "Kamu masak apa? Emangnya di kulkas ada bahan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION || JJK ✔️
FanficDemi memenangkan sebuah taruhan dari temannya, Juna nekat meniduri Mira-kekasihnya sendiri. Namun, siapa sangka akibat kenekatannya itu, ada kehidupan baru yang tumbuh di rahim Mira. Juna dan Mira terpaksa menikah demi menjaga nama baik keluarga. D...