Dandelion (END)

138 8 5
                                    

⭐Please Support Follow, Comment, and Vote⭐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Please Support Follow, Comment, and Vote⭐

.

.

.

"Bisa kamu jelaskan apa maksud semua ini, Arjuna!" pekik seorang pria paruh baya seraya melempar beberapa lembar surat kabar tepat di hadapan sang anak. Sorot matanya tajam seiring dengan napas memburu. Rahangnya mengeras serta tangan mengepal kuat hingga urat-uratnya terlihat.

Juna memejamkan matanya sesaat, menunduk tak berani menatap sang Ayah yang tengah murka padanya. Juna tentu paham apa yang menjadi penyebab Ayahnya itu naik pitam, apalagi jika bukan dirinya yang menjadi pemberitaan hangat di berbagai media ataupun di dunia maya. Media tengah heboh memberitakan dirinya yang diduga terlibat dalam kasus kematian Sheina.

 Media tengah heboh memberitakan dirinya yang diduga terlibat dalam kasus kematian Sheina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi tadi, melalui tangan kanannya sang Ayah meminta dirinya untuk datang ke kantor. Juna pun menuruti perintah tersebut dan segera menemui Aditya di ruang kerjanya. Awalnya, Juna tidak berpikir jika Ayahnya akan membahas permasalahan ini, meskipun ia tahu cepat atau lambat masalah ini pasti akan sampai di telinga Ayahnya itu.

"Jawab, Arjuna!" Aditya berseru kembali saat tidak mendapatkan respon apapun dari anaknya.

"Ini nggak seperti yang ada di pemberitaan, Pi. Juna nggak mungkin ngelakuin itu," kilah Juna.

Kendatipun, Juna tak menampik dan menyadari jika dirinya sedikit banyak terlibat dalam kasus tersebut. Namun, agaknya pria itu tidak bodoh untuk menjerumuskan dirinya dan mengakui hal tersebut di depan sang Ayah.

"Kamu pikir Papi nggak tahu apa yang selama ini kamu lakukan?" Aditya menatap nyalang anaknya, "Jangan kira Papi diam terus Papi nggak tahu apa-apa, ya, Juna!"

"Harus berapa kali lagi Juna bilang, semua ini nggak bener, Papi!"

"Kamu pikir Papi bodoh, hah? Papi emang nggak selalu ngawasin kamu, tapi jangan kira Papi bakal diam aja!" murka Aditya.

Juna mengulum bibirnya, kata-kata yang baru saja ingin ia ucapkan kembali tertelan. Nyalinya menciut seketika.

"Bahkan, berapa banyak perempuan yang sudah kamu tidurin pun Papi tahu, Juna!"

DANDELION || JJK ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang