⭐Please Support Follow, Comment, and Vote⭐
.
.
.
Mira tentu merasa hancur setelah mengetahui semua fakta mengejutkan tentang Suaminya. Namun, masih ada setitik celah kebahagiaan di hatinya saat dokter memutuskan untuk melakukan tindakan persalinan untuk bayi dikandungnya. Kontraksi yang kerap kali Mira alami, menyebabkan komplikasi serius dan mengakibatkan bayi tersebut harus lahir sebelum waktunya.
Kebahagiaan tak terhingga yang Mira rasakan saat mengetahui ia bisa mendekap anaknya lebih cepat terpaksa kembali terenggut tatkala dirinya harus merelakan bayinya pergi tanpa berkesempatan mencecap asam garam kehidupan. Bayi perempuan Mira dinyatakan meninggal beberapa menit setelah dilahirkan.
Benteng pertahanan yang selama ini ia bangun demi sang buah hati, kini runtuh tak tersisa. Buah hati yang selama ini menjadi penguatnya dalam menjalani kehidupan, harus pergi sebelum sempat singgah di dekapannya. Darah dagingnya pergi secepat itu. Secepat lelehan air bening yang turun dari pelupuk matanya.
Kesedihan serta musibah yang menimpa Mira belum berakhir, agaknya garis takdir masih ingin bermain-main dengannya. Satu hari setelah menjalani operasi persalinannya, Mira mengalami pendarahan hebat. Segenap tim medis telah berupaya mengatasi hal tersebut. Berbagai cara telah mereka lakukan, namun sayang Tuhan masih ingin memberikan satu lagi cobaan untuk Mira. Dokter terpaksa melakukan histerektomi. Selain bayi mungilnya, Mira harus merelakan rahimnya terenggut paksa tatkala tidak ada cara lain yang bisa dilakukan.
Kabar mengejutkan tersebut seketika membuat kedua orang tua Mira sangat terpukul. Jeritan kesedihan tak terelekkan. Tak terkecuali dengan Juna. Melihat jelas bagaimana sang Istri berjuang mempertaruhkan nyawa membuat dirinya semakin menyesal dengan apa yang selama ini ia perbuat. Juna menyadari segala kesalahannya. Di saat Istrinya tengah bertaruh nyawa di dalam ruangan operasi, pria itu dengan sukarela merendahkan dirinya, menjatuhkan lutut di depan Surya. Memohon ampun, tak bisa menjadi Suami yang baik untuk Mira.
Empat hari berlalu dari kepergian anaknya. Mira masih enggan untuk banyak berbicara. Tatapannya kosong. Matanya selalu basah. Sembab serta muka yang memerah. Hari-harinya hanya diisi dengan lamunan. Menjawab seadanya jika ada yang bertanya. Selebihnya hanya diam membisu. Bahkan, ia tak peduli dengan orang tua Juna serta beberapa teman yang datang silih berganti. Berupaya memberikan penghiburan untuknya. Kiranya ada kasta yang lebih tinggi dari kesedihan, mungkin itulah yang dapat menggambarkan kondisi Mira saat ini.
Saat bayangan masa lalu menguasai pikirannya, Mira sempat menyadari jika ini semua adalah balasan dari segala kesalahan yang telah ia perbuat. Mira sadar, dirinya telah berbuat kesalahan besar di hidupnya, terlebih pada kedua orang tuanya. Padahal, kedua orang tuanya sudah memperingatinya, pun dengan Dinda. Penyesalan seketika hinggap. Namun sayang, semua itu terasa percuma.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION || JJK ✔️
ФанфикDemi memenangkan sebuah taruhan dari temannya, Juna nekat meniduri Mira-kekasihnya sendiri. Namun, siapa sangka akibat kenekatannya itu, ada kehidupan baru yang tumbuh di rahim Mira. Juna dan Mira terpaksa menikah demi menjaga nama baik keluarga. D...