Bad Habits

106 7 13
                                    

⭐Please Support Follow, Comment, and Vote⭐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Please Support Follow, Comment, and Vote⭐

.

.

.

Sang surya telah condong ke sisi Barat. Samar-samar sinarnya telah berubah menjadi jingga selaras dengan waktu yang ternyata telah menunjukkan pukul empat sore. Seorang gadis baru saja selesai mengikuti kegiatan belajarnya. Ia bernapas lega tatkala otaknya bisa beristirahat sejenak dari materi-materi yang membuatnya muak.

Mira dapat merasakan perutnya yang berteriak kelaparan. Ia baru ingat sarapan adalah makan terakhirnya hari ini. Itu pun hanya selembar roti selai dan segelas susu hangat yang singgah mengisi lambungnya. Hari ini, perkuliahan Mira cukup padat. Salah satu dosen ada yang meminta merapel materinya hingga menerabas jam istirahat makan siang. Alhasil, sang gadis terpaksa melewatkan makan siangnya.

Mira melirik sahabatnya yang saat ini tidak jauh dari tempatnya berada, sembari meringis pelan sebab perutnya semakin meronta minta dijejali sesuatu.

"Dinda, gue mau makan dulu di kantin, lo mau ikut ga?" tanyanya saat tiba tepat di hadapan Dinda.

"Boleh, gue juga laper banget tau."

"Yaudah, Ayo!"

Sesampainya di kantin, mereka segera mencari tempat duduk yang kiranya nyaman untuk ditempati. Tidak sulit, sebab kantin terlihat sepi, hanya dua tempat duduk yang telah terisi dengan mahasiswa dengan segelas minuman dan juga laptop di depannya. Sepertinya, hanya kedua sejoli ini yang meraung kelaparan.

"Lo tunggu sini aja, biar gue yang pesen," ucap Dinda tepat setelah mereka mendaratkan bokongnya, "Mau pesen apa?" sambungnya.

Mira berpikir sesaat, "Soto Ayam, pakai nasi tapi setengah aja, sama mau minta tambahan telur rebusnya."

Hanya dengan membayangkan hangatnya kuah soto membuat air liur Mira ingin menetes.

"Oke!" Dinda mengacungkan ibu jarinya dan berlalu dari hadapan Mira. Akan tetapi, tepat setelah langkah kedua, Dinda berhenti ketika ia teringat sesuatu, "Mir, mau es kopi juga nggak?" tanyanya setelah kembali menghadap Mira.

"Mau!" jawab Mira dengan semangat, "Oh iya! Nih uangnya."

"Nanti aja, pakai uang gue dulu nggak apa-apa," Dinda kembali melanjutkan langkahnya.

"Makasih ya, Dinda," Mira sedikit meninggikan suaranya.

Sepersekian menit kemudian, semangkuk soto ayam lengkap dengan nasi serta segelas es kopi telah terhidang di hadapan Mira. Sementara Dinda memilih untuk mengisi perutnya dengan semangkuk mie pangsit. Mira mengaduk sotonya, harum rempah seketika menguar, menusuk indera penciuman Mira.

"Pelan-pelan, Mira!" celetuk Dinda sata melihat Mira makan dengan terburu-buru.

"Gue laper banget, Din," jawab Mira dengan mulut masih penuh dengan makanan.

DANDELION || JJK ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang