⭐Please Support Follow, Comment, and Vote⭐
.
.
.
Langit terang kembali datang. Segaris jingga di angkasa terlihat mulai memudar seiring dengan mentari yang telah menampakkan diri seutuhnya. Pagi mulai datang. Hiruk pikuk kesibukan mulai mengambil alih perannya. Para pelakon kehidupan mulai beraktivitas dengan penuh suka cita.
Seorang gadis tengah terduduk di depan meja riasnya. Memoles wajahnya tipis-tipis serta merapikan surai panjangnya yang kali ini ia biarkan tergerai. Tak lupa, parfum beraroma bunga yang baru saja ia semprotkan menyempurnakan penampilannya.
Mira telah siap memulai hari. Menjalani aktivitasnya sebagai mahasiswa seperti biasa. Setelah memastikan penampilannya sekali lagi di depan cermin, ia bergegas keluar kamar untuk menyapa Ayah dan Ibunya.
"Pagi, Ayah, Ibu!" sapa Mira saat melihat Ayah dan Ibunya telah berada di ruang makan.
"Ada kuliah pagi, Mir?"
"Iya, Bu," jawab Mira tepat setelah bokongnya mendarat di salah satu kursi yang ada di sana "Ayah, Mira nebeng ke kampus, ya," lanjutnya seraya menatap sang ayah yang tengah sibuk dengan ponselnya.
"Nggak dijemput Juna?" Rina bertanya sembari mengambilkan makanan untuk anak gadisnya, sementara Surya hanya menggangguk tanpa mengalihkan atensinya.
"Juna nggak ada kelas pagi, Bu," Mira merotasikan netranya ke sekeliling. Pagi ini menu sarapan mereka adalah bakmie goreng lengkap dengan telur mata sapi dan kerupuk pangsit, "Ibu masak mienya banyak banget," ucapnya lagi.
"Iya, sekalian Ibu mau kirim ke rumah Bu Ade. Waktu arisan, dia pernah cobain mie buatan Ibu. Katanya enak, terus minta dibuatin lagi," terang Rina.
"Apa yang nggak enak dari masakan Ibu? Semua kayaknya enak, deh, Bu," seloroh Surya setelah menyimpan kembali ponselnya.
"Cih! Ayah bisa aja ngerayunya," Mira merotasikan bola matanya malas.
"Ayah mau pakai nasi nggak?" Rina bertanya sembari tangannya sibuk mengambilkan makanan untuk suami dan anaknya.
"Masa makan mie pake nasi, Bu," sahut Mira.
"Ayahmu, 'kan gitu, Mir. Nggak makan kalau nggak ada nasi. Indonesia banget pokoknya," jawab Rina yang mengundang kekehan geli dari Mira.
"Tuh, Ibumu paham," timpal Surya.
Keluarga kecil ini mulai menikmati sarapannya dalam diam. Terkadang, diselingi dengan pembicaraan santai mengenai apapun yang ingin mereka bahas.
"Mir, kamu beneran serius sama Juna?" Surya bertanya tiba-tiba.
Sesaat, Mira menghentikan sarapannya. Ia meletakkan sendok dan garpu di atas piring lalu meneguk segelas air guna membasahi kerongkongannya yang mendadak kering. Entah mengapa, akhir-akhir ini ia sering mendapatkan pertanyaan seperti ini. Tempo hari Dinda, dan saat ini malah Ayahnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION || JJK ✔️
FanficDemi memenangkan sebuah taruhan dari temannya, Juna nekat meniduri Mira-kekasihnya sendiri. Namun, siapa sangka akibat kenekatannya itu, ada kehidupan baru yang tumbuh di rahim Mira. Juna dan Mira terpaksa menikah demi menjaga nama baik keluarga. D...