4

1.4K 76 5
                                    


***

"hai sayang ..., baru dateng?" tanya Rere sambil berlari menghampiri pacarnya yang berada di depan ruang tamu.

"Iya, kamu abis ngapain? kok muka kamu banyak bekas tepung?" tangan Rony terulur membersihkan wajah Rere dari bekas tepung.

"ooh, tadi aku bantuin yang lain bikin kue tapi anak-anak malah jail," jawab Rere dengan bibir manyunnya

"eh ada lu Ron, kapan datangnya?" tanya Dimas yang baru saja masuk sambil terus menggenggam tangan Salma.

Rony melihatnya, hal biasa, tapi tetap saja membuat perasaannya tidak nyaman.

"Oh gue baru aja datang, lu berdua sih keasikan ngobrol," balas Rony berusaha santai.

"tau tu! dasar dua bucin bantuin ngga,  malah asik-asikan ngebucin," seru Rere kesal.

"Idiiih biasa juga lu berdua yang ngebucin, udah nih, gua masuk buat ngebantuin yang lain." Ucap Salma kemudian berlalu ke dapur.

Singkat cerita, acara kumpul dan makan-makan tersebut selesai, kini sebagian ada yang sudah pulang, ada juga yang masih dirumah tersebut.

Ada yang bermain ke ruang musik studio, main game, dan para perempuan yang sedang asik menonton TV sambil ngerumpi.

_______

"mak!" Seru Paul menepuk bahu Salma yang sedang berdiri di pinggir kolam.

"Ishh PAAUULLL!!!" Teriak Salma yang terkejut, ia lalu mengelus dadanya.

Dengan cepat Paul menutup mulut Salma dengan telunjuknya, "heh diem makk, gausah teriak-teriak kali ... udah malam lagian lu ngapain sendirian di sini? yang lain pada ngumpul, lu malah ngelamun disini sendirian,"

"Awas kesambett lu ntar, mana duduk dipinggir kolam renang lagi, lu ga takut kalo ditenggelemin hantu?" ujar Paul

"ih apaan si Lo! ganggu gue aja, sana mending Lo temenin tu anak gue, si Nabila!" Salma mendorong badan Paul untuk menjauh.

"yakin? Lo ga mau ngomong sesuatu sama gue?" tanya Paul, ia melangkahkan kakinya ke kursi yang berada di tepi kolam lalu duduk dan menyenderkan badannya pada senderan kursi.

Salma ikut melangkahkan kakinya lalu  mendudukkan dirinya di samping Paul.

"aneh, ga pernah hilang," ujar Salma lirih

Paul mengernyitkan keningnya, lalu mengangguk. Sekarang ia paham apa yang di pikirkan gadis di sebelahnya.

"bahkan kadang saat gue berduaan dengan Dimas pun, tiba-tiba pikiran gue tertuju ke Rony." sambungnya

Paul mendengarkan dengan seksama kalimat-kalimat yang keluar dari mulut sahabatnya itu, gadis itu berbicara dengan tatapan sendu, menghadap ke kolam dengan dua tangan ia lipat di depan dada.

"Gue kira dengan gue menjauh, rasa cinta ini akan hilang, ternyata malah semakin menyiksa, gue takut powl..." Ucap Salma lirih.

"Takut kenapa?" tanya Paul

"lu tau kan sebelumnya gua sama Rony pernah mencoba untuk hubungan itu? Tapi nyatanya apa? dia malah pergi buat balik ke Rere?" Ujarnya lalu memalingkan pandangannya ke Paul.

"Gua bingung powl, harus gimana supaya rasa ini hilang, bahkan setiap malam dia selalu hadir di mimpi gue, gua capek powl..."

Hatinya mendadak sakit, entah rasa apa yang ia rasakan. Salma kembali menatap ke arah kolam, tiba-tiba saja air mata menetes.

"dengan cara apa rasa ini bisa hilang, kenapa rasanya rumit banget ya powl,... kalo gua lepasin Dimas, tapi gue takut nyakitin dia powl..., dia kayaknya tulus mencintai gue, dan, belum tentu juga gua sama Rony bisa bersatu, tembok gue sama dia ketinggian powl," Salma mengusap air matanya, sungguh dia tidak pernah merasakan rasa cinta serumit ini dalam hidupnya.

Paul meraih tubuh Salma dan memeluknya untuk menenangkan Salma.

"Sal, gue tau kalian itu saling cinta yang tau perasaan terdalam kalian ya hanya kalian, jujur gue bingung karena gue ga ngerasain rasanya," ucap Paul tangannya masih mengelus pundak Salma, memberikan ketenangan.

Salma menegakkan badannya, melepaskan pelukannya.

"Menurut lo, gue harus gimana lagi powl?"

"Ya ngga tau, aku juga bingung mak. Tapi kalau kalian ditakdirkan bersama pasti ada jalan, tapi kalau Lo terus maksain ngelupain Rony dari hati Lo, itu bakal susah, mending lu jalanin aja hubungan Lo yang sekarang," ujar Paul

"Iya sih, tapi gua juga ngerasa udah lelah dengan hubungan gua yang sekarang, ga tau kenapa kali ini gua ngerasa capek padahal hubungan gua sama Dimas baik-baik aja selama hampir 4 tahun jarang berantem, tapi kenapa rasanya lelah banget ya?" ujar Salma lalu menyenderkan kepalanya di sandaran kursi.

"hmm kalau kayak gitu berarti Lo harus fokusin diri lu dulu mak, kalo masalah yang lainnya gampang, lu tinggal berdoa aja, perbanyak juga ibadah, takutnya lu kesambett gara-gara ngelamun Mulu!" Ucap Paul

"Iya makasih ya Paul, Lo udah dengerin keluh kesah gua," ucap Salma tulus

"Ya elah kek sama siapa aja, gua sering dengerin curhatan lu, apalagi curhat masalah hati lu sama Rony, yang dibahas juga itu-itu aja, sebenernya sih gua muak, pengen langsung gua nikahin aja lu berdua, eh tapi beda agama yaa hiyaa kasiannn dehh" ejek Paul

"Aduuh"

Paul mengaduh kepalanya dapat pukulan dari Salma

"Sakitt makk! kurang ajar lu ya. Abis gua temenin malah dipukulin!" Seru Paul kesal

"ya lo NGESELINN!! gausah Lo ingetin soal itu gua juga tau kali!" ucap Salma geram, kemudian berlalu masuk ke dalam rumah.

tanpa mereka sadari ada seseorang yang sedari tadi sedang menguping pembicaraan mereka, kemudian ia berlalu dengan rasa kecewa dan marah.

Happy Reading

Jangan lupa vote

Maaf ya kalo ada rada ga nyambung

Masih di HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang