"Kamu pernah selingkuh kan dengan Salma!" Pekik Rere.
Rony menghentikan langkahnya, ia terdiam beberapa saat.
Jadi, Rere tahu?... Sejak kapan?- tanyanya dalam hati.
"Jawab! Itu benerkan?!" Ucap Rere dengan nada tingginya, membuat orang-orang yang berada di halaman parkir menoleh ke arah mereka.
Rony membalikkan badannya, ia berjalan menghampiri Rere.
"Re ..." Ucap Rony lirih.
"Gue ga pernah selingkuh, gue pacaran sama dia setelah gue putus dengan elo, dan Lo inget, alasan kita putus waktu itu karena lo yang selalu minta putus, dan hubungan kita emang lebih banyak ributnya. Gue ga mau lanjutin hubungan yang udah ga sehat." Jelas Rony.
"Bilang aja! Kamu gunain kesempatan waktu aku bilang putus supaya kamu bisa pacaran kan sama Salma?! Iya kan? Jawab! Dan aku tau alasan kamu milih balikan sama aku, bukan karena kamu masih cinta sama aku, tapi karena kamu disuruh oleh papi aku kan?!"
Rony hanya terdiam pasrah, ia seharusnya marah pada Rere, namun sekarang keadaan berbalik. Rere ternyata telah mengetahui semuanya. Entah ia tahu dari mana.
"Tapi asal kamu tau ya! aku nggak pernah cinta sama Bio! Aku cuma jadiin dia pelarian, karena setiap aku ingat, kalau kamu pernah pacaran dengan Salma alias temen aku sendiri, hati aku sakit! Apalagi saat aku tau kalau ternyata Salma juga masih naruh hati sama kamu! Apa kamu juga masih? Makanya kamu kekeh ingin putus dari aku?! Kalian berdua tega mgehiatin aku!" Rere terengah-engah sendiri, setelah mengungkapkan semua unek-unek yang ia miliki di dalam dada.
Rony menarik dan menghembuskan nafasnya perlahan sebelum kembali berbicara.
"Re ... Udah, memang lebih baik kita akhiri aja, Lo ga ngerasa, sebenernya hubungan kita dari awal udah ga sehat?, Lo selalu minta putus dan ribuan kali gue udah nurunin ego gue buat elo, tapi kali ini gue udah ga bisa, kita putus." Ucap Rony kekeh dengan keputusannya untuk putus dari Rere, ia kali ini harus bersikap tegas untuk mengakhiri hubungannya.
"Nggak! aku ngga mau kita putus lagi! Aku maunya tetap sama kamu!" Rere langsung memeluk erat tubuh Rony.
"maaf Re, udah ga bisa." Ucap Rony seraya melepaskan pelukan Rere.
"Aku akan jelasin semuanya ke papi kamu." Ucap Rony sebelum pergi meninggalkan Rere.
"Aku masih cinta sama kamu Rony!" Teriak Rere, tetes hujan turun, bersamaan dengan tetes air matanya yang sedari tadi menggenang di pelupuk matanya.
Rony tidak lagi menghiraukan ucapan Rere, ia berlari untuk segera masuk ke dalam mobil Paul. Hujan mulai semakin deras. Ia meninggalkan Rere yang masih berdiri dengan guyuran air hujan.
Awas aja Lo Salma, Rony mutusin gue pasti gara-gara elo -ujar Rere dalam hatinya. Air matanya terus menetes melebur dengan air hujan.
***
Setelah kejadian waktu itu, ternyata tidak membuat Dimas menjauh dan marah pada Nisa. Kini mereka sudah berbaikan, ia mendatangi apartemen Nisa, untuk mengobrol seperti biasa. Setelah itu, ia membawa Nisa ke sebuah kafe yang berada di daerah Kemang, jaraknya tidak terlalu jauh dari apartemen Nisa, karena masih berada di sekitaran Jakarta selatan.
Dimas dan Nisa duduk di sofa yang berada di pojok, mereka menonton penampilan music band di kafe itu, sambil menikmati cemilan dan minumannya. Nisa menyenderkan kepalanya di bahu Dimas.
"Sayang, kamu janji kan sama aku ga bakal ninggalin aku?" tanya Nisa yang selalu takut ditinggalkan Dimas.
"Nis, pertanyaan kamu bikin aku muak, aku kan udah bilang sama kamu, aku ngga berani janji. Aku takut kalau aku nggak bisa nepatin janji, semoga kamu paham ya." ujar Dimas lalu merengkuh Nisa yang berada disampingnya ke dalam pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masih di Hati
FanficCinta itu harus diperjuangkan. Meski sekalipun terlihat sangat mustahil untuk bersama. Namun, sebuah perjuangan tidak akan berakhir sia-sia.