Salma memegangi perut bagian bawahnya, keningnya bercucuran keringat, ia menahan rasa sakit."Ssshhhh"
Suara rintihan Salma terdengar oleh Rony, karena meja mereka bersebelahan. Rony memerhatikan Salma dari sudut ujung matanya, ia merasa tidak asing dengan gejala seperti itu.
sepertinya ini jadwal tamu bulanan Salma datang, tebaknya. Dia pernah melihat Riva uring-uringan sambil terus memegangi perutnya.
"Perut Lo sakit sal?" tanya Rony memastikan dugaannya.
Salma mengangguk lemah.
"mmm ... lo perlu minyak kayu putih ngga?" tanya Rony kembali
Salma lagi-lagi cuma bisa mengangguk lemah.
Rony membuka lacinya, mengambil sesuatu,"nih, siapa tau sakitnya berkurang." ucap Rony seraya menyodorkan minyak kayu putih pada gadis itu.
"ma, makasih Ron." ucap Salma lalu mengambilnya dari tangan Rony dan mengoleskannya ke perut dengan membuka sedikit kancing bajunya. Tentunya dengan membelakangi Rony.
Rony menatap dan memperhatikan Salma, ia bangkit kemudian berjalan mendekat ke arah Salma, "Lo beneran gapapa? atau kita ke ruang kesehatan sekarang? muka Lo pucet Sal."
"Gue gapapa Ron, nanti hilang sendiri kok, makasih." ujar Salma sambil tersenyum.
"Sama-sama. Kalau ada perlu, panggil gue aja," ucap Rony
"Iya, thanks Ron."
Rony mengangguk, tangannya tiba-tiba refleks mengelus pucuk kepala Salma yang berbalut hijab itu.
Salma yang mendapat kan elusan itu terkejut, ada desiran aneh di dadanya. Beberapa detik, ia lalu tersadar dan segera melepaskan tangannya dari kepala Salma. Rony menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"eh, sorry sal. Gue beneran reflek." ujar Rony, "emm ... Ya udah gue balik ke meja." ucap Rony kemudian kembali berjalan mendudukkan dirinya ketempat asalnya.
sekuat mungkin Salma menahan senyumnya. Ah tapi wajahnya terasa sangat panas. Pipinya memerah seperti kepiting rebus.
Gue bisa pindah tempat kerja aja ga sih ..., ngga aman kalau gue sama dia harus satu tempat kerja begini - ujar Salma dalam hatinya
****
"Udah enakan perutnya?" tanya Rony saat Salma menghampiri mereka yang sedang duduk di kantin.
"Udah aman kok." Jawab Salma tersenyum
"emang kak Salma kenapa?" Tanya Nabila yang penasaran dengan keadaan sahabatnya.
"Gue sakit perut, biasa hari pertama." jawab Salma. Nabila menganggukkan kepalanya paham.
"Oiyaa, Kak Salma sama ka Rony nanti malam kita nongkrong bareng yuk! Paul mau traktir kita katanya," ujar Nabila antusias.
"Ya kan Paul?" Tanya Nabila ke Paul.
"Oiya dong nab, pokoknya kalian harus ikut soalnya gue dapat kabar bahagia," ujar Paul sambil tersenyum.
"waah lu habis menang adu ayam ya?! Ga ah... gue ga mau makan duit harrrraaam" ucap Salma bercanda.
"tau Lo powl!" Sahut Rony
"Eh, emangnya kabar bahagia apa?" Lanjut Rony
"Sembarangan. Gue ga pakai duit haram ya, ini beneran duit hasil kerja keras gue sendiri. Gue mau traktir kalian karena ponakan gue lahirr.." Paul memperlihatkan foto ponakannya.
"iya kak, gemas kan ponakannya" ujar Nabila yang sangat gemas melihat ponakan Paul
"Oke deh siap, kapan lagi makan gratisan" ujar Salma tersenyum senang
"Ooh. Yaudah emang dimana ngumpulnya? cuma berempat doang nih?" Tanya Rony mendapati anggukan dari Salma dan Nabila
"Tau powl, masa berempat doang. Ajakin temen-temen kita yang lain lah "
"Ya, kalo mau ngajakin lagi sih boleh, biar makin seru. Tapi cuma satu orang aja ya, dompet gue menipis" ujar Paul
"Hahaha, kasian ajik kita duitnya menipis" kelakar Salma
Paul memasang raut sok sedihnya, "Ya gimana Mak, uang gajian belum cair, mana ayam gue kalah saing sama ayam si Udin, padahal kan ayam gue lebih cantik ya kan mak" ujar Paul yang tak terima ayamnya kalah lomba ayam hias.
"Hahah serah lu deh, yaudah gue ajakin Novia aja."
"ooh, aku kirain kak Salma bakalan ngajakin ka Dimas." Sahut Nabila
Membuat Rony menengok ke arah Salma
"hahah, enggalah nab. Kalo gue ajakin Dimas yang ada lu pada jadi nyamuk." Balas Salma
"Pede banget, yang ada Lo kita tinggalin." Ucap Rony membuat Salma menatap Rony sinis
"Bahahhah benerr Ron, ngapain ngeliatin manusia bucin!" Tukas Paul
"elahh kek lu sama Rere ga bucin aja, sampe bikin gue mau muntah liatnya." Ujar Salma tak mau kalah
"kenapa? Lo cemburu?" Tanya Rony, Paul dan Nabila saling lempar pandang.
"Engga, ngapain gua cemburu sama pacar orang. Lo kali yang cemburu sama gue wlee." Ujar Salma kemudian memeletkan lidahnya
"Ada piso ngga? Pengen potong lidahnya." Ujar Rony membuat Salma memanyunkan bibirnya
"Udah ah udah, kenapa jadi kesitu. Yaudah pokoknya malam ini yak di caffe TNT Nusantara." Ujar Paul menengahi
"Iya iya, yaudah gue sama Nabila duluan." Ujar Salma kemudian meninggalkan dua lelaki itu.
"Yok nab!" Ajak Salma menarik tangan Nabila
"Paul, ka Rony kami ke mushola dulu ya..." Pamit Nabila
"Iya nab, gua sama Paul juga mau balik ke kantor." Ujar Rony
"Yuk powl"ujar Rony
"Yaudah kami juga duluan yaa." Pamit Paul dibalas dengan anggukan Salma dan Nabila
✨Happy reading✨
lanjut nanti ya. Kalo ga mager hehe. jangan lupa vote ya!! Thank u❤️
____
KAMU SEDANG MEMBACA
Masih di Hati
Hayran KurguCinta itu harus diperjuangkan. Meski sekalipun terlihat sangat mustahil untuk bersama. Namun, sebuah perjuangan tidak akan berakhir sia-sia.