"kenapa sal?"
Salma menoleh, menarik bibirnya sedikit paksa kemudian menggeleng, lalu kembali duduk di kursinya.
"gapapa nop, oiya katanya syarla bakalan kesini satu bulan lagi," ucapnya mengalihkan pembicaraan
Novia terdiam, ia tau sekali sahabatnya ini sedang mengalihkan pembicaraan.
Rony yang sedari tadi memerhatikan Salma juga merasa ada yang disembunyikan gadis itu, ah ia tidak ingin bertanya lebih, takut akan membuat Salma risih.
ya sudahlah kalau dia tidak mau cerita sekarang- Batin Novia
"Hah serius kak Salma." pekik Nabila heboh, ia sudah rindu sekali dengan temannya itu, biasanya mereka sering berkumpul bertiga dengan gissa.
Salma tersenyum seraya menganggukkan kepalanya
"Iya, katanya dia bakal kerja di sini habis ngurus surat resignnya." Ujar salma
"Ya semoga aja deh dia cepet resign dari sana." Timpalnya lagi
"Emang ada masalah apa sampe dia mau resign?" Salma menoleh, Entah kenapa pertanyaan Rony membuat dirinya merasa ... cemburu? Padahal apa yang harus ia cemburui? Pertanyaan itu tidak ada yang salah, dan siapa dia? Dia tidak berhak cemburu.
Salma menghela nafas, "Ya mungkin dia lebih enak disini." Jawab Salma sekenanya dengan ekspresi datar kemudian menyuapkan makanannya dengan sedikit cepat.
Rony melirik pada Novia, matanya seperti bertanya apakah pertanyaannya salah?
Novia hanya mengedikkan bahunya lalu kembali memakan kentang gorengnya.
Nabila mengulum senyumnya, ia yakin sekali bahwa Salma masih memiliki rasa terhadap Rony, buktinya... pertanyaan sepele dari Rony saja membuatnya bete.
Kepo amat jadi orang, kalau mau tau ya tanya aja langsung sama syarla kenapa nanya gue,batin Salma.
Ia terus memasukkan makanannya dengan sedikit cepat. Tiba-tiba Paul datang dari arah belakang dan menepuk pundaknya.
"BHAAAA!!!"
Uhuk uhukkk..
Salma tersedak. Dengan cepat Rony menyodorkan gelas minuman Salma dan mengambilkan beberapa helai tisu, karena makanan yang di mulut gadis itu menyembur keluar membuat bibir dan mejanya kotor.
"WHAHAHAH" tanpa rasa bersalah Paul malah tertawa sangat puas, ia merasa puas telah berhasil mengerjai teman-temannya.
Mereka menatap Paul dengan tatapan malas.
"Makanya kalo makan tuh pelan-pelan mak." Ujarnya kemudian kembali mendudukkan dirinya disamping Nabila.
Salma memukul mukul badan Paul yang terhalang Nabila, karena Nabila berada di tengah-tengah Salma dan Paul. Sedangkan dihadapannya ada Rony dan juga Novia.
"Aduh aduhhh udah salmaaak woyy sakit badan aku!" Paul terus menangkis serangan pukulan dari Salma.
Tidak sadarkah Paul, ada seseorang yang menatapnya tajam seakan ingin membunuh.
"Lu! Lagian ngagetin gue! Gue lagi makan Paul! Kan jadi kesedak!" Seru Salma geram
"Tau kau ini!! Aku pun ikut kagett!" Sahut Novia
"Kasian ka Salma Paul ... liat-liat dulu kalo mau ngagetin, bahaya kalau sampe tersedak kaya tadi." Ucap Nabila membuat Paul terdiam, jika sudah Nabila yang berbicara, ia tidak berani melawan.
"HAHAHAHH diem kan lu? Em ... mampus lu dimarahin!" ujar Rony meledek Paul
Paul memanyunkan bibirnya cemberut.
__________
Salma sedang fokus menonton pertunjukan musiknya ia memutar badannya menghadap ke depan, sedang yang lain hanya mendengarkan tanpa melihat ke depan dan sesekali mengobrol.
"Gue jadi pengen nyanyi." Gumam Salma tanpa sadar yang hanya didengar oleh Nabila.
"nyanyi aja kak Salma, suara kak Salma bagus loh.. siapa tau nanti jadi penyanyi abis ini" celetuk Nabila
Salma menoleh pada Nabila. Menatap gadis itu dengan muka penuh tanya.
Perasaan gue ngomong dalam hati, apa Nabila bisa denger suara hati yaa?-tanya Salma dalam hati
"Lo bisa denger suara hati nab?" Pertanyaan yang terlontar dari mulut Salma membuat Paul, Novia, dan Rony ikut menoleh ke Nabila.
"Kok bisa tau gue pengen nyanyi?"
Nabila terkekeh "kayaknya kak Salma ga sadar ya pas ngucapin tadi? Kakak kira lagi ngomong dalam hati? Engga kak, kak Salma tadi tuh ngomong. Tapi pelan." Ujar Nabila membuat Salma menghembuskan nafas leganya.
"Kau pengen nyanyi Sal?"
"Lu kalau mau nyanyi maju aja sana ma."
"Iyaa, suara kak salma bagus, siapa tau banyak yang suka."
"Nah, bener. Siapa tau nanti banyak yang suka ya siapa tau nanti Lo jadi penyanyi. Itu kan cita-cita elo sal" Ujar Rony
"Ya ..., gue cuma mau coba tampil nyanyi aja, udah lama rasanya ga ngerasain nyanyi-nyanyi di kafe," Ujar Salma
"sana Sal maju." Suruh Paul
"Ck. Iya iya, tapi gue mendadak ga pede, pengunjung disini banyak banget..." Keluh Salma
"kemana Salma yang selalu bilang ke gue harus pede? kali ini biar gue yang ngomong, Kalo Lo harus pede. Harus pede!! Jangan raguin bakat yang Lo punya." Ucapan Rony membuatnya merasa lebih tenang, ah sial!! Jantungnya yang tidak tenang. Tatapan teduh dan kata-kata Rony yang lembut namun tegas membuat hatinya kembali tidak merasa aman. Sepertinya dia harus membentengi dirinya lebih kuat.
Ishh hati gue Napa lemah amat sikkk, jangan sampai pertahanan gue runtuh lagi sama ni orang- ucapnya dalam hati.
Salma memberikan senyum singkatnya.
"Iya, oke gue harus pede, gue cuma deg-degan karena udah lama ga tampil, yaudah gue kesana ya." Ujar Salma kemudian berjalan menuju panggung live music tersebut.
"Semangat SALLL!!!" teriak Novia menyemangati Salma
***
Dirinya telah berdiri di atas panggung, dan berdiskusi tentang lagu yang akan dia bawakan. Sejujurnya ia bingung ingin membawakan lagu apa, tiba-tiba saja sebuah lagu terlintas di pikirannya.
Sebuah lagu yang selalu ia nyanyikan saat sendiri dikamar.
_______
*Happy Reading*
KAMU SEDANG MEMBACA
Masih di Hati
Fiksi PenggemarCinta itu harus diperjuangkan. Meski sekalipun terlihat sangat mustahil untuk bersama. Namun, sebuah perjuangan tidak akan berakhir sia-sia.