Hari Minggu, seharusnya Rony melakukan pelayanan di Gereja tetapi ia memilih untuk tidak ikut, dengan beralasan ingin menjaga sang ibu. Jadilah hanya Riva dan Ayahnya yang berangkat ke Gereja.Hari ini Paul, Nabila, dan Salma juga berencana untuk menjenguk ibu Rony,
Rony sudah mengatakan kepada temannya jika ibunya sempat sakit dan di rawat di rumah sakit. Namun mereka baru bisa menjenguk ibu Rony ketika masa rawat inap telah berakhir.Sembari menjaga ibunya dan menunggu sahabatnya datang, Rony mengambil laptopnya, melanjutkan pekerjaannya, Gissa telah mengirim file foto yang ia ambil beberapa hari lalu untuk Rony edit menjadi sebuah foto iklan yang menarik. Rony berjalan mendekat sofa ruang tamu dengan laptop di tangannya.
Rony mengulas senyum kala matanya melihat gadis cantik berbadan bak model di laptopnya, matanya terus memperhatikan wajah Salma, sesekali Rony menggosok hidungnya, salting sendiri melihat wajah gadis itu meski hanya foto. Rony hanya mengeditnya sedikit saja, ia berniat melanjutkannya di komputer kantor.
Rony pergi ke toilet meninggalkan laptopnya yang masih menyala. Tak lama Riva datang bersama Ayahnya.
Riva menghentikan langkahnya saat matanya tak sengaja melihat wajah seseorang berada dalam layar laptop abangnya.
"Ayahh ..." bisik Riva sambil menunjuk ke arah laptop milik Rony.
Ayah Aron memicingkan matanya, menjelaskan penglihatannya yang sudah mulai kabur. Mereka berjalan mendekat. Belum sempat melihat, Laptop itu langsung tertutup.
"Ish bang Ronyyy!" Riva menghentakkan kakinya,"ayah belum liat ..."
Ayah Aron hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kedua anaknya itu, ia memilih pergi meninggalkan anak-anaknya itu, yang sebentar lagi pasti akan bertengkar seperti Tom and Jerry.
"Mau ngapain lu?" Rony mengambil laptopnya sebelum tangan Riva menyentuhnya, dengan cepat Rony memasukkan laptopnya ke dalam tas.
"Ayaaah ..., Abang ngeselin tu–" Riva melihat ke belakang mencari keberadaan Ayahnya,"loh, ayah mana?" Ucapnya saat tak melihat Ayahnya yang tadi berdiri di belakangnya, padahal ia ingin mendapat pembelaan.
"Haha apa? Apa? Mau ngadu sama Ayah?" ledek Rony sambil menjulurkan lidahnya "wleee."
Riva mendengus,"Abang paling ngeselin!" Seru Riva kemudian melipat kedua tangannya, ia bertanya dengan nada sedikit ketus,"ngapain foto kak Salma lu simpan?"
"heh! ini tuh dia jadi model buat foto iklan, jadi fotonya gue edit dulu!" jelas Rony
"Tapi lu liatin terus kan? Hayoo ngakuu ..." goda Riva sambil menunjuk Rony dengan jari telunjuknya
"Berisik."
*Ting tong
Suara bel rumah berbunyi mengakhiri perdebatan adik Kaka itu.
Rony berjalan membukakan pintu sementara Riva langsung berjalan masuk ke dalam kamarnya
"hai sayang ...." Sapa seseorang yang berdiri di depan pintu.
Rony masih terdiam, astaga ngapain ke sini sih-batin Rony
"Sayang?" Rere meniup wajah Rony membuat Rony mengedipkan matanya.
Rere lalu menyelonong masuk.
"E-eh, kamu ngapain ke sini?" tanya Rony Menutup kembali pintunya
"Kamu ga seneng aku ke sini? Aku mau jengukin ibu kamu sekalian mau ngajak kamu jalan-jalan sore ini, kita kan udah lama ga quality time." ucap Rere setelah mendudukkan dirinya di sofa tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masih di Hati
FanfictionCinta itu harus diperjuangkan. Meski sekalipun terlihat sangat mustahil untuk bersama. Namun, sebuah perjuangan tidak akan berakhir sia-sia.