14

1.4K 63 0
                                    

***

“Nab, artis atau selebgram yang cocok buat jadi model iklan produk ini siapa ya nab?” tanya Salma yang sedang meminta saran pada Nabila.

“eemm..., menurut aku sih ya ka Salma, mending gausah pake artis. Dananya nanti kurang kalau harus bayar artis.” ujar Nabila.

“Dana perusaahan mah banyak nab, tapi kalau mau hemat ya gausah pake artis atau model.” Sahut Rony

“lah gimana masa ga pake artis atau siapa gitu yang namanya terkenal? ga menarik dong, produknya juga pasti sepi kalau gitu,” ujar Salma

“nggak kok, buktinya banyak tuh produk yang iklannya ga pake artis tapi produknya laku keras, tergantung kualitasnya, dan juga tingkat kreatif serta pengambilan gambarnya aja, dibikin semenarik mungkin,” balas Rony

Nabila mengangguk, “betul tuh kata kak Rony!” sahut Nabila

“tapi tetep aja kan jadinya kurang, contoh tuh beberapa produk terkenal pasti pakai artis biar produknya semakin di kenal,” ujar Salma mengeluarkan pendapatnya lagi.

“lo tenang aja, Sal, contohnya banyak tuh produk lain yang gak pake artis, asal ada pesannya, inikan produk buat yang berhijab, nah jadi orang yang berhijab pun bisa jadi modelnya,” ujar Rony, karyawan yang tidak sengaja mendengar perkataan Rony mengangguk setuju.

“menurut gue sih Mak, lu aja yang jadi modelnya. Lo kan berhijab, terus badan lo juga proporsional buat jadi model,” usul Paul, tapi sepertinya Salma tidak menyetujui idenya, terlihat mata gadis itu yang menatapnya tajam dirinya.

“yaa..., kalo lu mau.” cicit Paul yang takut melihat wajah marah gadis itu.

Salma mengembuskan napasnya,“gue ga bisa paul! badan gue kaku kalau harus foto ala-ala model.” keluh Salma

“itu bisa diatur, nanti paul yang ngatur gayanya, coba paul lo contohin.” Rony menyuruh Paul mencontohkan posenya.

Salma dan Nabila saling menatap heran, kemudian beralih memperhatikan Paul menunggu aksi lelaki blastrean itu.

Paul berdiri dengan tangannya yang membawa dan memegang satu botol minuman, anggap saja botol itu adalah, botol shampoo yang akan mereka iklankan ujarnya, lalu ia berjalan ke depan, dekat pintu masuk, bersiap melakukan pose.

Tangan kanannya ia letakkan di pipi seperti sedang membelai wajahnya, sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk memegang botol itu. Badannya ia condong kan sedikit ke kanan lalu tersenyum lebar, seakan akan jadi model profesional. Ia juga mengubah gayanya dengan mengacak pinggang dengan sebelah tangan, dan beberapa pose ala-ala model iklan lainnya.

Salma, Nabila, Rony dan beberapa karyawan yang melihat tingkah laku Paul tidak kuat untuk menahan tawanya. Pipi mereka menggembung, bibir mereka sampai mengerucut.

“kata gue mah mending lu aja deh yang jadi modelnya.”Celetuk salah satu karyawan di ruangan itu.

“HA HAHAHA HAHAHA” tawa mereka pecah menggema di ruang kantor yang berisi sekitar dua puluhan karyawan.

“hemm bowleeh, tapi sayangnya aku nda pakai hijab.” Ujar Paul berseloroh

Paul menyudahi aksinya, ia kembali ke tempatnya.

“jadi gimana sal? udaah lu tenang aja nanti ditemenin model profesional, ya kan Powl?” Rony menengok ke arah Paul, dan menaik turun kan alisnya.

Paul mengangguk, “yoi Ron... Udah Sal, kau tenang aja,” ujarnya.

“iya deh iya...” balas Salma pasrah.

“nah gitu dong kak Salma, ka Salma pasti bisa!” Sahut Nabila memberi semangat

Masih di HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang