1. Their world

8.2K 497 91
                                    

Bangunan megah dan menjulang tinggi itu dikelilingi kabut, membuat bangunan itu terlihat suram. Tapi untuk beberapa orang yang sudah tau, bahwa begitu mereka menginjakkan kaki ke dalam sana mereka akan disambut cantiknya desain dalam bangunan itu. Lampu-lampu besar menggantung dengan penerangan yang pas.

Di setiap sudut terdapat cahaya berwarna keemasan yang membuat bangunan itu semakin terkesan mewah. Bahkan mungkin menyerupai megahnya istana. Bedanya, istana kerajaan tak diliputi kabut suram. Juga tak terletak di dekat hutan dan dekat pegunungan.

Itu adalah sekolah penuh dengan anak-anak yang memiliki kemampuan mengagumkan, namun belum mahir dalam mengendalikannya. Ada juga yang belum menemukan bakat dan kekuatan apa yang dimilikinya.

Jelas mereka datang ke sekolah itu untuk belajar untuk mengembangkan kemampuannya juga cara menggunakannya.

Mereka mengikuti berbagai kelas yang ada, dari mulai mempelajari ilmu ramalan hingga berkomunikasi dengan roh dan makhluk ajaib. Setiap kelas memiliki guru yang berbeda, dan setiap pembelajaran tidak dilakukan di satu tempat.

Setiap kelas memiliki tempatnya masing-masing, pegunungan yang dingin, hutan yang gelap atau bahkan pantai tempat berkilauannya cahaya dari laut.

Untuk beberapa anak yang telah mengikuti beberapa tahun bersekolah disana, dan tampak kemampuan mereka mengarah kemana. Mereka akan dipilih untuk mengikuti tes dan jika lolos mereka bisa menjadi senior yang akan mengenalkan kelas tertentu pada junior mereka nanti. Juga mereka bisa membantu menjalankan pembelajaran yang dikuasainya.

"Katakan, kau ditempatkan di kelas mana?" Kakinya mengikuti langkah sosok yang lebih tinggi dengan tergesa, karena yang diikutinya memiliki langkah yang lebih lebar darinya.

Mereka berjalan di jembatan kabut, di bawah mereka danau luas yang terlihat damai. Berbeda dengan salah satu orang yang kini berjalan itu, langkahnya terkesan tergesa—untuk menyesuaikan dengan langkah temannya. Hal itu karena didorong rasa penasaran.

Karena tak ada jawaban, ia menepuk keras punggung lebar itu. "Jeno, tidak bisakah kau langsung menjawab pertanyaanku?" Renjun berujar kesal, tangannya mencengkram lengan Jeno, mengisyaratkan agar temannya itu untuk berhenti berjalan untuk menjawabnya.

Yang ditanya kini menghentikan langkahnya, matanya menatap temannya yang terlihat begitu penasaran.

"Aku hari ini akan berkumpul di aula untuk mendapat jadwalku dan nanti kau akan tau aku ada kelas apa saja hari ini."

"Yang benar saja, itu untuk yang tak terpilih tes kemarin juga untuk anak baru. Bulan lalu kau dan aku sama-sama terpilih mengikuti tes—" Renjun mengerjapkan matanya teringat sesuatu.

"Ah iya! Aku tidak tau kau melakukan tes apa. Jadi sebenarnya kau tes untuk kelas apa? Aku ingin tau Jeno." Dengan mengetahui Jeno mengikuti tes apa, Renjun nantinya akan mengetahui juga temannya itu ditempatkan dimana.

Jeno menaikan sebelah halisnya. "Kau tidak bertanya aku lolos atau tidaknya?"

Renjun menggelengkan kepalanya. "Itu akan jadi pertanyaan yang sangat tak penting, aku tau kau akan menyelesaikan semuanya dengan baik."

"Kau sepercaya itu padaku?" Dengus Jeno dengan geli, setelah itu ia memilih kembali melanjutkan langkahnya.

"Ah, aku benci harus mengatakan ini. Tapi kau benar-benar seperti orang yang haus pengakuan dariku." Renjun menatap sebal punggung Jeno yang mulai menjauh darinya, kemudian ia menyusul langkahnya. Sekarang lebih mudah karena Jeno berjalan lebih pelan dari tadi, membuat mereka bisa berjalan bersisian.

"Kau tak mungkin melakukan kesalahan, aku tau kau mulai menguasai beberapa kemampuanmu Jeno." Lanjut Renjun, ia masih belum menyerah untuk menanyakan apa yang ingin ia ketahui itu.

Wyrdspell ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang