23. in fact

1.7K 237 35
                                    

"Aku ingin data buku yang dipinjam Arvel." Jeno duduk di hadapan Rendara, mereka berada di perpustakaan.

Setelah memastikan Renjun tak akan terbangun dengan kesakitan lagi Jeno langsung pergi menemui Rendara. Tadi ia sempat berbicara dengan Jaemin dan papanya juga mengenai apa yang akan mereka lakukan pada Arvel kedepannya, dan Jeno pikir ia perlu memastikan lagi apa yang akan jadi kelemahan besar Arvel.

Rendara mengeluarkan buku berisi catatan pinjaman buku para murid, tapi di dalam buku itu terdapat buku terpisah yang ia miliki untuk mencatat beberapa murid yang sejak awal dicurigai para pengajar.

Mengingat bahwa si tersangka itu pandai di lebih dari satu sihir, mereka perlu mengetahui siapa murid yang paling sering meminjam buku berbagai seni sihir yang pastinya akan dipelajari orang tersebut.

Tapi dua minggu setelah Rendara menjalankan rencana para pengajar, ia mendapati Jeno yang sengaja menemuinya, dan mengatakan bahwa Jeno ikut terlibat dalam pencarian itu meskipun bukan pembimbing. Untuk membuat Rendara percaya, Jeno pun ikut menceritakan semuanya. Jeno perlu menekankan pada Rendara bahwa Arvel lah yang harus lebih diperhatikan, Jeno tak mau Rendara sibuk mencurigai murid lain hingga justru tidak begitu memperhatikan Arvel —yang pastinya bisa menggunakan sihir ilusi miliknya. Jeno meminta Rendara waspada dan lebih teliti pada Arvel.

Jeno juga meminta tolong pada Rendara juga Kiba — penjaga perpustakaan bersama Rendara, untuk jika Renjun datang ke perpustakaan anak itu harus bersama seseorang.

"Kalau Renjun ternyata datang sendirian, aku minta tolong untuk mengantarnya pulang setidaknya sampai gedung utama." Pinta Jeno kala itu.

Alasan Jeno selalu melarang Renjun pergi ke perpustakaan sendirian adalah, karena jalur kereta menuju perpustakaan mengharuskan mereka melewati hutan tanglewood. Hutan tanglewood sendiri sudah merupakan tempat yang Jeno benci, belum lagi itu adalah tempat yang merupakan rumah Arvel. Tempat Arvel bisa lebih leluasa menggunakan sihirnya.

Tak ada yang tau kapan Arvel mengincar Renjun lagi, dan berusaha mengajaknya berbicara dan mengeluarkan sihirnya untuk mempengaruhi Renjun lagi. Jeno tak mau kecolongan, maka dari itu juga ia pernah meminta Renjun kalau ia hendak pergi sendirian pastikan ada yang tau kemana tujuan Renjun. Jeno memikirkan kejadian hari itu, bagaimana jika saat itu ia tak tau kemana anak itu pergi dan tak mengikuti Renjun diam-diam. Mungkin anak itu akan mengucapkan mantranya, dan nyawanya dalam bahaya.

Dan juga Jeno selalu jauh lebih waspada terhadap Arvel saat mereka berada di tanglewood, apalagi dengan adanya Renjun. Saat tau anak itu mengambil kelas tanglewood untuk minatnya, Jeno sempat merasa frustasi karena Renjun seolah menyodorkan dirinya lagi pada Arvel. Tapi setelah dipikir lagi, Jeno mungkin bisa saja mengetahui kelemahan Arvel dengan banyak menyimak bagaimana ia berinteraksi dengan Renjun. Apa yang dihindari Arvel. Meski memang susah menemukannya.

Ketika di tanglewood, Jeno selalu berusaha membuat Renjun tak terlalu banyak berinteraksi dengan Arvel. Jeno merasa bahwa, besar kemungkinan Arvel akan mau mencoba menggunakan Renjun lagi. Setelah tau kalau Renjun melupakan kejadian hari itu.

Dengan adanya Renjun di tanglewood, itu adalah kesempatan Arvel untuk menerapkan lagi sihir manipulasinya pada Renjun. Dan Jeno mencoba menghindari itu terjadi pada Renjun, ia pun selalu mengatakan pada Renjun untuk menghindari bertatapan terlalu lama dengan Arvel.

Karena terlalu banyak berinteraksi dengan Arvel, bisa membuka lagi mimpi yang berusaha Jeno simpan dalam sihir tidecaller.

Tapi kadang jika diluar tanglewood, Jeno jauh lebih mentolerir interaksi mereka berdua. Kecuali jika tiba-tiba hanya pergi berdua, karena tak akan ada yang menjadi saksi apa yang Arvel lakukan terhadap Renjun.

Wyrdspell ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang