15. Know each other

1.5K 230 61
                                    

Semoga Wyrdspell bisa jadi alasan kecil kalian senyum sambil nungguin si gemes balik lagi ya...

Semoga Wyrdspell bisa jadi alasan kecil kalian senyum sambil nungguin si gemes balik lagi ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


______________

Setelah hari itu Renjun justru tak melihat lagi sebuah keanehan pada diri Jeno, temannya itu kembali bersikap biasa. Tak ada hal yang mencurigakan lagi yang Jeno lakukan, tapi di satu sisi Renjun merasa justru inilah yang seharusnya membuatnya heran.

Karena setelah beberapa malam —ia tetap mengintip kepulangan Jeno dari tempat-tempat tertentu, dan ia selalu melihat Jeno pulang tepat waktu hampir beriringan dengannya dan hanya berbeda beberapa menit.

Renjun pikir Jeno pasti menyadari kecurigaan yang ia miliki, Renjun tau temannya itu tak mungkin tak menyadarinya. Jeno terlalu teliti. Tapi Renjun juga tak mau kalah, ia semakin ingin tau apa yang disembunyikan Jeno darinya.

Maka Renjun akan benar-benar memulai pemberontakan kecilnya, sembari menelaah semuanya, sekelilingnya.

Keesokan harinya Renjun harus ke hutan Duidy, ia ada kelas itu untuk membimbing. Dan ternyata Arvel pun memiliki kelas Druidy hari itu.

"Renjun, boleh aku meminta kau yang membimbingku?" Pinta Arvel kala itu, dan Renjun tanpa ragu mengangguk.

"Tentu."

Jika ada Jeno, anak itulah yang akan Renjun tarik untuk mempelajari sihir druidy. Meski Jeno selalu mengatakan ia tak akan bisa menguasai druidy, karena terlalu rumit meski memang menakjubkan. Renjun tetap ingin membuat Jeno menguasai beberapa sihir Druidy meski hanya sedikit.

Dan karena sekarang tak ada Jeno, Renjun tak keberatan membimbing Arvel.

"Aku tak bisa." Keluh Arvel saat ia tak juga bisa mengendalikan sihir alam seperti yang Renjun contohkan.

Renjun melepas tangannya yang menggenggam tangan Arvel, menutup sesi bimbingannya. "Mungkin kau kurang fokus Arvel." Kekeh Renjun, ia bisa merasakan bahwa Arvel tak sepenuhnya fokus tadi.

"Kalau aku minta diajarkan disaat kau luang, kau mau?" Arvel begitu tertarik dengan sihir druidy, jadi ia tak segan mengajukan permintaan itu pada Renjun.

Karena selain ingin mempelajarinya lebih jauh, Arvel juga ingin melihat lagi seberapa jauh Renjun telah menguasai sihir itu.

Setelah Renjun yang menyetujui permintaan Arvel kala itu, mereka membuat janji di hari libur untuk datang ke hutan yang ada di belakang gedung utama.

Arvel menghela napasnya kecewa saat ia lagi-lagi tak bisa mengikuti apa yang Renjun lakukan bahkan hanya sekedar sihir yang menurut Renjun mudah. Pada dasarnya memang Arvel disini bukan untuk belajar sihir, kelas tambahan ini hanya akal-akalannya saja untuk bisa melihat sihir menakjubkan milik Renjun.

"Aku benar-benar buruk di druidy." Ujar Arvel.

"Sementara kau nyaris menyamai Lyra." Arvel melirih.

Wyrdspell ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang