6. Reciprocally

1.9K 278 84
                                    

Renjun sudah berlari menuju tangga asrama untuk menuju ke bawah— dirinya hendak ke stasiun untuk ke perpustakaan. Saat ingat bahwa ia memerlukan Jeno. Maka ia berbalik lagi, mengambil langkah menuju lorong ke kamar Jeno.

Asrama the Rève hanya terdiri dari satu bangunan besar, yang dipisah antara murid petempuan dan laki-laki. Tak ada bagian bangunan khusus untuk senior ataupun junior. Hal itu hanya berlaku di sekolah, di asrama semuanya berkedudukan sama. Luas kamar mereka sama.

Kamar yang mereka tempati adalah kamar yang sejak awal mereka miliki di awal masuk, dulu Renjun yang datang dengan paling semangat ke asrama langsung di tempatkan di lantai ketiga. Sementara Jeno yang selalu datang dengan tanpa tergesa-tergesa ditempatkan di lantai dua. Renjun sempat menyayangkan hal itu, karena ia dan Jeno terpisah jauh. Meskipun ia mudah berbaur dengan oranglain, tapi Jeno lah target utama untuk ia recoki. Jeno juga yang bisa Renjun percaya sepenuhnya atas segala hal tentangnya.

"Jeno!" Renjun menggedor pintu kamar Jeno. Karena tak juga dibuka, Renjun pun membukanya tanpa segan.

Pintu kamar asrama dikunci dengan mantra yang dibuat oleh si pemilik kamar, dan Renjun jelas tau bagaimana mantra untuk membuka pintu kamar Jeno.

"Ini sudah waktunya kau bangun, Jeno." Renjun berceloteh sembari berjalan menuju ranjang Jeno.

Sementara Jeno yang masih bergelung dalam selimut mengernyit pusing begitu mendengar suara berisik Renjun memasuki kamarnya. Ia segera menarik selimutnya menutupi seluruh tubuh, ia sedang tak ingin diganggu oleh Renjun hari ini. Ia masih mengantuk. Tapi tiba-tiba tubuhnya merasakan tubuh berat Renjun yang berada di atasnya.

Renjun memeluk tubuh Jeno yang terbungkus selimut, kemudian mengguncang tubuhnya. "Jeno, aku ingin ke perpustakaan."

Jeno mengerang kesal dengan Renjun yang tak bisa diam. "Bukankah biasanya kau dengan Haechan?"

"Ia harus betemu Myria." Jawab Renjun, Haechan kebetulan adalah pembimbing di Jade lotus. Ia pasti memerlukan banyak berdiskusi dengan pengajarnya. Renjun juga kemarin pulang telat karena bersama Lyra.

"Ajak yang lain." Suara Jeno benar-benar serak khas bangun tidur.

Renjun menghentikan guncangannya pada tubuh Jeno, hela napas kesalnya sengaja ia biarkan Jeno mendengarnya. "Jeno, aku sudah jauh-jauh kemari untukmu, dan membangunkanmu. Lalu kau justru menolak ajakanku? Yang benar saja." Renjun berdecak dramatis.

"Lagi pula sudah seharusnya kau bangun di jam ini." Renjun menunjuk jendela kamar Jeno, meski tak ada yang melihat Renjun tetap menunjuknya.

Kemudian Renjun bangun dari posisinya yang menindih tubuh Jeno.

"Renjun, aku baru pulang jam tiga pagi." Jeno kembali mengerang saat Renjun sekarang mulai menarik-narik selimutnya.

Gerakan Renjun terhenti, dahinya berkerut sama. "Bukankah kelasmu selesai jam enam sore kemarin?"

Kemarin mereka tak memiliki kelas yang sama, tapi Renjun bertemu dengan Jeno yang baru menyelesaikan kelasnya di Jade lotus, tepat saat dirinya juga baru selesai bersama Lyra dari gedung utama.

Meskipun semua murid setelah menyelesaikan kelasnya, sudah tak ada lagi kegiatan. Tapi mereka tetap akan kembali ke gedung utama terlebih dahulu sebelum pulang ke asrama.

Jeno terdiam, ia kelepasan berbicara. Jeno mengerang kesal dalam hati, ini karena Renjun yang langsung merecokinya di waktu sepagi ini.

Renjun yang tak melihat pergerakan lagi dari tubuh Jeno, mengira temannya itu kembali tidur. Ia pun bertanya lagi untuk memastikan. "Kau benar tak akan mengantarku?"

Wyrdspell ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang