24. Surcease

1.8K 267 128
                                    

Setelah menemui Rendara, Jeno pun menemui Xanzar dan melaporkan tentang bahwa kecurigaan mereka pada Arvel sudah terbukti dan kini tinggal menangkapnya saja.

"Itu tak akan mudah, bukan? Arvel pasti tau kalau ia akan diincar setelah apa yang ia lakukan pada Renjun kemarin, apalagi kali ini ia melihat bagaimana kau datang." Ujar Xanzar.

"Arvel pasti mempersiapkan perlawanan." Lanjutnya.

Jeno mengangguk, lalu mengatakan sebuah hal besar untuk bisa melumpuhkan Arvel. "Tapi ia tak mempersiapkan penyembuhan jika ia terluka."

Xanzar menatap Jeno terkejut. "Benarkah?"

"Kita hanya perlu memastikan menyerangnya tak di dalam hutan tanglewood." Karena tanglewood pasti akan langsung melindungi Arvel sendiri.

"Aku masih menyayangkan bahwa ialah orang yang berusaha menggunakan sihir mengubah takdir untuk dirinya sendiri." Xanzar selalu melihat bahwa Arvel murid yang mudah mempelajari berbagai seni sihir, dan dengan fakta anak itu adalah pelanggar aturan cukup mengecewakan karena the Rève akan kehilangan satu murid terbaiknya.

"Pantas saja ia tak diberi keberuntungan druidy itu." Dengus Jeno. Pantas saja semesta tak memilih Arvel untuk menjadi bagian dari orang beruntung yang menguasai sihir druidy, karena Arvel tak akan bisa memegangnya dengan benar.

Xanzar mengerutkan dahinya. "Tapi bukankah ia cukup pandai di druidy, Jeno? Kau bilang saat itu Arvel menyihir Renjun dengan sihir druidynya juga."

"Ia hanya tau sihir dasar druidy, yang ia gunakan pada Renjun pun bukan apa-apa untuk Renjun. Tapi ia menambah paksaan dengan sihir tanglewood, karena itulah Renjun kesakitan." Jelas Jeno.

Mendengar itu Xanzar mengangguk lagi. "Benar, pantas ia tak diberi keberuntungan druidy. Ia baru menguasai dasar saja menggunakannya untuk hal jahat."

"Apa petinggi sudah diberitau?" Tanya Xanzar pada Jeno.

"Belum, papa bilang jika kita memberitau petinggi sekarang maka kelas akan diberhentikan hanya untuk menangkap Arvel." Jawab Jeno.

Xanzar mulai menangkap maksud Jeno. "Sementara hal itu akan membuat Arvel sadar bahwa penangkapannya akan segera dilakukan." Tebaknya, dan Jeno mengangguk mengiyakan.

"Jika kita tetap beraktifitas seperti biasa, Arvel akan bersikap biasa juga." Ujar Jeno.

Pembahasan itu terus berlanjut antara mereka berdua, tentang strategi yang sebelumnya Jeno telah bahas bersama Jaemin dan papanya.

Renjun terbangun dengan tubuhnya yang dikelilingi tanaman hutan hijau druidy, telinganya mendengar jelas suara air sungai yang menenangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun terbangun dengan tubuhnya yang dikelilingi tanaman hutan hijau druidy, telinganya mendengar jelas suara air sungai yang menenangkan. Angin lembut menyentuh setiap kulitnya, seolah mengelusnya. Ia benar-benar dipeluk hutan druidy.

Tubuhnya beranjak untuk duduk, dan Jeno yang tengah di dalam ruangan bersama Jaemin dan Lyra langsung menghampiri Renjun saat sadar anak itu telah bangun.

Wyrdspell ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang