Happy reading, jangan lupa vote komen...
Rora POV
Life after breakup itu gak mudah, tapi waktu terus berlalu hingga tidak terasa sudah kurang lebih tiga tahun lamanya sejak terakhir kali kita bertemu.
Aku sudah lulus SMA dengan nilai yang bagus dan ranking pertama, dia pasti bangga padaku meskipun aku gagal mendapatkan akselerasi untuk bisa lulus lebih cepat.
Aku ingin segera menemuinya, tapi aku tau Mommy pasti tidak akan mengizinkan aku untuk berkuliah di negara yang sama dengannya di Jepang.
Apa kabar ya dia? Apakah dia masih indah seperti sejak terakhir kali kita bertemu? Tentu saja, dia selalu seperti itu dari sejak kecil hingga sekarang.
Dia menghilang begitu saja, tidak membiarkanku tau bagaimana kabarnya. Aku tau itu bukan keinginannya, tetapi aku benar-benar tidak dibiarkan tau bagaimana dia sekarang. Bahkan ketika pertemuan keluarga teman-teman Mommy pun hanya dia yang tidak ada. Kak Chisa, kak Lisa ada, benar-benar hanya dia yang menghilang tidak meninggalkan jejak, kedua kakaknya pun tidak ingin memberitahuku dia ada dimana. Sangat kejam!
"Kak Asa, aku merindukanmu, "
Author POV
Lagi-lagi gadis Korea itu menangis memandangi foto dirinya bersama seorang gadis yang selalu ia rindukan setiap hari.
Seseorang masuk ke kamarnya yang tak dikunci itu dengan tiba-tiba membuat si gadis yang sedang menangis terkejut bukan main.
"Aishh jebal! Bisa tidak ketuk dulu kalo masuk?" kesalnya.
Tak memperdulikan kesalnya gadis itu, gadis yang baru saja masuk itu melihatnya khawatir karena menangis.
"Dek kenapa sih? Kok nangis?" tanyanya.
Gadis yang bernama Aurora Jung itu hanya mendelik pada kakak pertamanya itu.
"Ish, ditanya juga!"
"Oh kangen Asa ya?" tebak sang kakak.
Gadis yang akrab dipanggil Rora itu menekuk bibirnya kebawah dan mengangguk mengiyakan.
"Ya ampun, masih belum move on juga?" goda si gadis pemilik mata monolid bernama Ruka itu.
Rora pun melemparkan bantal padanya.
Ruka terkekeh menangkap bantal itu.
"Kacian amat cihh," ucap Ruka sembari mendekat dan mencubit pipi adik bungsunya itu.
"Aww kak! Sana ah kalo cuma mau ngeledekin aku!"
"Haha bercanda ih. Susul aja gih Asa nya ke Jepang, bilang aja mau kuliah di Jepang sama Mommy, nanti kakak bantu deh," ucap Ruka.
Mata Rora berbinar.
"Bener kak Ruka mau bantu aku?"
"Iya adikku yang pemarah,"
****
"Tidak Rora! Mommy tau ya tujuan kamu kenapa minta kuliah di Jepang! Gak Mommy ijinin!"
Rora menunduk, dia tidak berani melawan ibunya sendiri.
"Mom~"
Ibu tiga anak itu menoleh pada anak pertamanya yang berusaha berbicara untuk membela Rora.
"Ruka! Kamu juga sebagai kakak harusnya kasih tau yang bener ke adenya!"
Ruka ikut menunduk, dia tidak ingin ibunya marah sampai meledak-ledak seperti tiga tahun yang lalu yang membuat kesehatannya menurun lagi.
Ahyeon yang berada disitu juga tidak bisa berbuat apapun, hanya diam melihat adik dan kakaknya kena marah, lagi pula mereka termasuk nekat juga.
"Rora kamu akan kuliah di Amerika, kita semua akan pindah kesana karena pekerjaan Mommy. Ruka kamu bisa berkarir disana dan Ahyeon juga, bisa ambil S2 atau berkerja di perusahaan yang kamu inginkan atau ikut mommy bekerja di perusahaan mommy,"
Ahyeon mengangkat kedua alisnya, dia memang menginginkan tinggal di Amerika.
Sementara Rora dan Ruka hanya menunduk pasrah.
"Mommy seperti ini untuk kebaikan kalian juga sayang. Please ngertiin mommy ya?"
Ahyeon mendekat pada ibunya tersayang itu dan memeluknya, disusul oleh Ruka dan juga Rora, bagaimana pun ibunya adalah segalanya.
Mereka berempat pun berpelukan.
****
"Maafin kakak ya dek," ucap Ruka pada Rora.
Saat ini mereka sudah berada di kamar Rora termasuk Ahyeon.
Rora masih murung, dia ingin setidaknya tau kabar dari orang yang selalu dia rindukan selama tiga tahun ini.
"Udah dong dek sedihnya, ayok senyum lagi," ucap Ahyeon mencoba menghibur adiknya yang kini sudah semakin dewasa, visualnya pun tidak main-main, dia semakin cantik.
"Kak Ahyeon seneng kan? Setidaknya bisa satu negara lagi dengan Chiquita?" ucap Rora.
Ahyeon tersenyum simpul sedikit menggeleng.
Dia tau kalau Chiquita memang berada di Amerika, dia juga tau kalau dari dulu Rora dan Chiquita masih saling memberi kabar, hanya saja Ahyeon memang tidak pernah menanyakan apapun soal Chiquita pada Rora, meski begitu Ahyeon senang setidaknya dia tau gadis pintar itu baik-baik saja.
"Kamu juga harusnya seneng," ucap Ahyeon.
"Tidak, meskipun aku rindu pada Chiquita tapi aku lebih rindu pada kak Asa," jawab Rora.
"Iya sebentar lagi kamu bakalan satu negara dengan Asa, dia di Amerika by the way, bukan di Jepang," ucap Ahyeon.
Rora membulatkan matanya.
"Jinjja?"
Ahyeon mengangguk sembari tersenyum.
"Dari mana kak Ahyeon tau? Oh jangan-jangan selama ini kalian masih saling kontak?"
"Iya memang, Asa dan Rami itu sahabatku, kita masih saling terhubung sampai sekarang,"
"Kak! Bisa-bisanya kak Ahyeon tidak pernah memberitahuku! Jahat sekali!"
Ahyeon menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Ya ini juga keinginan Asa, tapi dia selalu menanyakan mu dan meminta foto terbarumu, dia juga merindukanmu,"
Rora terdiam.
Ruka sendiri hanya tersenyum, ya akhirnya adik-adiknya tau kabar orang yang mereka rindukan selama ini.
Apa Ruka merindukan Pharita? Tentu saja, tetapi sebagai orang yang paling dewasa, Ruka mencoba menyikapinya dengan dewasa, karena dia tau jika sudah takdirnya mereka pasti akan bertemu lagi, meskipun nantinya hanya sebatas teman biasa.
Ketiga kakak beradik itu saling memeluk selayaknya saudara kandung.
#TBC
Ini sekuel cerita "The sunset is a beautiful isn't it?" yaaa kalo ada yang belum baca boleh dibaca dulu cerita sebelumnya atau mau langsung baca ini juga terserah sih.
Jangan lupa masukin perpustakaan yaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
The Moon is a Beautiful isn't it? • RorAsa/RuPha/ChiYeon/Rami Baemon
FanfictionWarning ⚠️ gxg/gl/lesbians/18+ 🔞 Tiga tahun berlalu setelah perpisahan sebuah hubungan, mereka pun dipertemukan kembali, tapi akankah pertemuan ini menjadi sebuah awal baru sebuah hubungan mereka kembali? Atau semua yang sudah berakhir tidak bisa k...