18. Second Chance

1.9K 214 40
                                    

Happy reading yaaa, jangan lupa vote dan komen

.

.

.

.

.

Chiquita ketiduran di meja belajar nya saat dirinya sedang membaca buku dokternya.

Paan meletakan ponsel Chiquita lagi setelah mengangkat panggilan telepon dari Ahyeon.

"Kenapa sih kamu gak bisa lihat aku Chik? Apa sih istimewanya gadis itu?" tanya Paan.

Padahal selama ini dialah yang selalu ada untuk Chiquita dari mulai gadis itu berkuliah bersama dengannya, menemaninya belajar, ada saat Chiquita merasa sangat terpuruk dan hampir gagal wisuda percepatan, ada di saat dibutuhkan, tapi kenapa selalu Ahyeon yang ada di hatinya.

"Chiki, apa aku kurang cantik?" gumamnya.

Setelah memandang Chiquita beberapa saat, tiba-tiba mantan kekasih Ahyeon itu mengerejapkan matanya.

Chiquita terbangun dan menguap, meluruskan punggungnya dan merentangkan tangannya.

"Ah aku ketiduran lagi," ucapnya.

Paan tersenyum.

"Jangan memaksakan diri Chiki, kau berhak tidur," ucapnya.

"Aku tau, tapi aku harus belajar karena aku harus memantaskan diri untuk Ahyeon. Ah Ahyeon! Mana ponselku? Aku belum menghubunginya hari ini," ucap Chiquita, dia teringat pada orang yang dia cinta itu.

Paan menghela nafasnya.

"Chiki stop!" kesal Paan tiba-tiba.

Chiquita mengangkat alisnya bingung.

Paan menarik nafasnya. Dia benar-benar tidak tahan melihat Chiquita seperti itu. Tergila-gila dengan Ahyeon, berusaha memantaskan diri atau apalah itu hanya untuk gadis bernama Jung Ahyeon itu.

"Tidak perlu memaksakan diri, memantaskan diri atau apapun itu, kau pantas mendapatkan apa yang ingin kau dapatkan!" ucap Paan.

Chiquita tidak perlu memantaskan diri, karena gadis itu sudah pantas.

"Kau dan Ahyeon saling mencintai, aku tau. Kau tak perlu berusaha lebih keras lagi Chiquita, tegaskan pada Ahyeonmu itu, jadikan dia milikmu lagi, aku yakin dia mau, setelah itu cari jalan keluar bersama-sama, yang ingin bersama bukan hanya kau saja, aku yakin Ahyeon juga. Yakin kan gadismu itu, apalagi kau tau tentang masa lalu ibunya dengan dokter Lisa. Aku yakin kalian bisa bersama," ucap Paan.

Chiquita tertegun.

Dia tau Paan menyukainya, tapi dia benar-benar suportif sebagai seorang sahabat.

"Terima kasih banyak phi, dan aku minta maaf, " ucap Chiquita, air matanya hampir menetes.

Chiquita tidak bisa membalas perasaan sahabatnya itu.

"Tidak usah menangis anak kecil! Aku tidak apa-apa. Tapi jika kau dan Ahyeon tidak ada harapan lagi, berjanjilah untuk menikah denganku!"

Chiquita terkekeh.

"Baiklah baiklah," jawabnya.

"Kalau begitu temui gadis mu itu, tadi dia menelponmu dan aku mengangkatnya, dia pasti sedang overthinking sekarang," ucap Paan.

Chiquita menaikan alisnya.

"Benarkah?"

"Iya, maaf karena aku mengangkatnya,"

"Tidak apa-apa phi. Kalau begitu aku akan ke rumah Ahyeon, tidak apa-apa ku tinggal?"

Paan mengangguk.

The Moon is a Beautiful isn't it? • RorAsa/RuPha/ChiYeon/Rami BaemonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang