6. AWAL PERTEMUAN

8.4K 462 12
                                    

Happy reading

Jangan lupa untuk bahagia dan tersenyum

♤♤♤♤♤

6. Awal Pertemuan

"Awali pagi mu dengan sarapan, bukan harapan." Kata kata itu terucap dari mulut Mahen.

Bunda dan adiknya hanya bisa menggeleng gelengkan kepala. Setiap pagi pasti Mahen akan membuat sebuah qoutes untuk menyapa hari.

Laki laki itu duduk disebelah Farka lalu mengambil sebuah roti coklat yang sudah disiapkan oleh Bunda.

"Bisa nggak sih bang, kalo pagi nggak usah bikin qoutes kaya gitu." Protes Farka.

Mahen mengelus elus dagunya, matanya menatap keatas seolah tengah berpikir keras. Lima detik setelahnya ia mengangguk.

"Bisa, tapi mati." Jawab Mahen

Farka mencebikkan bibirnya. "Berarti nggak bisa?."

"Bisa, tapi mati." Farka menghela napas panjang.

"Iya berarti nggak bisa." Mahen menggeleng kecil dengan mulut yang tengah mengunyah makanannya.

"BISAA TAPI MATI." Sontak Farka dan Bunda langsung menutup kedua telinganya. Teriakan Mahen begitu nyaring di pendengaran manusia lainnya.

Bunda melempar garpu kecil ke arah Mahen. "Masih pagi, bang, jangan mulai deh."

Mahen terkekeh kecil. Inilah drama di keluarga Farka setiap paginya. Pasti ada saja yang terjadi dengan kekonyolan yang Mahen miliki.

Farka beranjak dari duduknya. "Adek berangkat dulu, Bun." Pamitnya sambil menyalami tangan Bunda.

"Loh enggak bareng abang?." Farka menggeleng. "Adek ada tugas yang belum dikerjain, jadi adek naik ojol aja."

"Yaudah sana, huss huss." Ujar Bunda seraya mengibaskan tangan seperti sedang mengusir anak ayam.

Wajah Farka tertekuk melihat Bunda yang mengusirnya bak anak ayam. "Adek berangkatt!!." Teriaknya dengan nada marah. Bunda dan Abang tertawa kecil melihat bungsu yang merajuk.

Ketika baru keluar dari rumah, Farka di kejutkan oleh laki laki berjaket hitam menaiki motor cb di depan gerbang rumahnya.

"Ngapain disini?." Tanya Farka.

Galasky menoleh ke arah sumber suara. "Jemput lo."

Farka menatap Galasky lama. Lagi dan lagi ada hal yang terjadi menimpa dirinya terlebih lagi itu berhubungan dengan ketua Vegas, Si Galasky Abimana.

"Ayo naik, lo nggak mau telat kan?." Ucap Galasky membuyarkan lamunan Farka.

Farka mengangguk lalu menaiki motor itu. Tidak ada penolakan seperti biasanya, dan Farka juga merasa tidak enak jika harus menolak ajakan Galasky. Bandung di pagi hari itu terasa sangat menyenangkan. Kota Bandung, kota yang cocok untuk mengukir sejarah cinta manusia.

Di sepanjang perjalanan, hanya ada keheningan yang menyelimuti mereka berdua. "Lo tau nama gue?." Tanya Galasky, mencoba membuka obrolan di antara mereka berdua

GALASKY ABIMANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang