7. CERITA MILIK PANDU

7.6K 403 9
                                    

Happy reading

Jangan lupa untuk bahagia dan selalu tersenyum

♤♤♤♤♤

7. Cerita milik pandu

Di kediaman Panji, Pandu duduk di sofa ruang keluarga seraya menunggu kekasihnya keluar dari kamarnya. Matanya mengedar, banyak foto keluarga yang tersusun rapih di setiap sudut.

Pandu tersenyum kecut, hatinya berdenyut nyeri. Kehidupannya dengan kehidupan Panji berbanding terbalik. Jika Panji memiliki keluarga yang lengkap dan harmonis, Pandu malah seperti tidak memiliki keluarga. Hingga akhirnya suara wanita paruh baya menyapa pendengarannya.

"Loh ada Pandu?." Tanya Mentari, Ibunda Panji. Ia menoleh lalu menyalami tangan Bunda Tari.

"Bunda apa kabar?." Mentari duduk di sebelah Pandu, dia mengusap rambut anak laki laki itu.

Pandu senang ketika berada di rumah Panji. Dia mendapat arti keluarga disini, dia bisa merasakan kasih sayang dari orangtua yang tidak pernah ia dapatkan sejak kecil.

"Baik, Sayang...sering sering kesini dong. Bunda kangen banget sama kamu!!." Ujar Mentari, Ia pun mengangguk.

Tak berselang lama, Panji datang dengan pakaian yang sudah rapih. Dia menghampiri kedua kesayangannya itu, lalu mencium pipi mereka. Bunda menampar pelan pipi Panji.

"Heh jangan cium - cium pipi anak Bunda." Bunda memeluk Pandu, sedangkan Pandu tersenyum mengejek kearah kekasihnya itu.

Hubungan mereka sudah diketahui oleh orang tua Panji. Bahkan Pandu sudah di anggap sebagai anggota keluarga Anggara.

"Kalau ada Pandu aja, aku di jadiin anak tiri." Ucap Panji sambil memasang wajah memelas.

Pandu terkekeh kecil. "Terima nasib aja, Bunda lebih milih gue daripada lo."

"Bunda cuma punya gue. Jangan ngerebut ish." Pandu melepaskan pelukannya pada Mentari.

Setelah itu gantian Panji yang memeluk Mentari. "Enggak, Sayang..gue cuma mau ngerasain kasih sayang seorang ibu aja dari Bunda lo, gapapakan??."

Sontak Mentari dan Panji pun terdiam. Panji memandang wajah Pandu yang tercetak senyuman manisnya. Ia tau bahwa senyuman itu adalah topeng untuk menutupi semua luka yang dia punya.

Mentari kembali menarik Pandu untuk masuk kedalam pelukannya. "Gapapalah, Bunda gue kan Bunda lo juga."

Mentari yang berada ditengah tengah keduanya itu mengangguk. "Bener kata Panji, anggap aja Bunda ini ibu kandung kamu."

Pandu tersenyum bahagia. Dia senang berada di lingkungan ini, walaupun hidupnya penuh dengan kekosongan setidaknya ada sedikit cahaya yang menerangi dia di kegelapan.

"Makasih ya, Bun." Berkat keluarga Panji, Ia menemukan alasan mengapa ia harus tetap hidup. Mereka bertigapun berpelukan, terkadang Panji merasa hidup tidak adil.

Pandu, kekasihnya adalah anak yang baik. Selama ia berhubungan dengan Pandu tak ada hal yang membuat Panji merasa sakit hati. Tetapi mengapa anak sebaik Pandu harus hidup kesepian dan tumbuh tanpa kasih sayang orang tua??

GALASKY ABIMANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang