Tandai typo
___________Ailen terkejut kala mendengar suara pintu kamar mandi yang terbuka. Ia mengerjabkan matanya menatap Ares yang bertelanjang dada, sepertinya pria itu baru saja selesai mandi.
Ares menatap sejenak Ailen yang menatapnya lalu berjalan ke arah lemari memgambil pakaiannya.
Ailen menunduk menatap Ezar yang masih tertidur pulas namun matanya seketika membulat kala sadar jika Ezar masi menyusu, ''Apakah Ares melihatnya?'' batin Ailen lalu pipinya bersemu merah menahan malu yang teramat malu. Kemudian dengan perlahan ia menarik payudaranya dan memasukkannya ke dalam daster kembali.
''Ya Allah malu ... '' lirih Ailen memejamkan matanya kuat.
''Malu kenapa?'' suara berat itu membuat Ailen tersentak spontan membuka matanya dan menatap Ares yang kini berada di sampingnya, di atas ranjang.
Ailen menoleh ke arah Ares yang menatapnya seraya menaikkan sebelah alis matanya. Wanita itu menggigit bibir bawahnya. Pipinya semakin merona menatap mata Ares spontan ia membuang muka membuat Ares menatap heran ke arahnya.
''Saya lapar,'' dua kata yang di ucapkan Ares membuat Ailen terdiam bingung.
Ia berpikir apakah ia harus membuatkan makanan untuk Ares? Bagaimana jika masakannya tidak cocok di lidah pria itu.
Ailen menghela napas perlahan lalu menoleh ke arah Ares seraya mengangguk, ''Mau di masakin apa?''
Ares diam sejenak untuk berpikir, ''Mungkin tempe balado dan sup kentang saja.''
Ailen mengangguk lalu dengan hati-hati menaruh Ezar di tengah mereka sesudah Ares memperbaiki temlat tidur Ezar.
''Tunggu sebentar,'' ucap Ailen dan berlalu menuju dapur.
Ailen memotong tempe menjadi dadu kemudian menggorengnya, seraya menggoreng ia mengupas kentang dan memotongnya kemudian membuat bumbu balado untuk tempe.
Ailen terdiam sejenak mengingat apa-apa saja bumbu sop, setekah berpikir keras barulah Ailen dapat mengingatnya, karena ia hanya mampu memasak masakan biasa saja, seperti sambal, tumis, sayur bening, balado ya ... yang semacam itulah.
Ailen menaruh tempe balado di atas piring dan menaruhnya di atas meja makan sebelumnya tadi ia juga sudah menghangatkan nasi, awalnya ia ingin memasak nasi namun ia melihat masih banyak nasi di rice cooker.
Setelah ini ia hanya tinggal menunggu sup kentang matang saja namun ... Ia mendengar suara tangis Ezar yang kencang semakin dekat ke arahnya.
Ailen menoleh ke belakang menatap Ezar yang menangis di gendongan Ares. ''Sebentar ya sayang, Bunda siapin masakan untuk Ayah dulu.'' ucap Ailen lalu menaruh sup itu di atas mangkuk.
Ailen mengambil piring untuk Ares, ''Segini cukup?'' tanya Ailen menaruh nasi ke atas piring Ares.
Ares menatap heran Ailen, tak biasanya wanita itu menyajikan nasi untuknya, biasanya hanya menyiapkan makanan di atas meja saja.
''Ada apa?'' bingung Ailen kala Ares menatapnya heran.
Ares menggeleng lalu menyerahkan Ezar pada Ailen. Kemudian duduk di bangku dan mulai menyantap makanannya namun ia terdiam sambil mengunyah makanan di dalam mulutnya.
''Masakan ini ... terasa beda dari biasanya. Terasa lebih ... enak?'' batin Ares.
''Ezar kenapa, sayang?'' tanya Ailen menimang-nimang Ezar sampai tak lama pria kecil itu menjadi tenang.
Ailen mengambil gelas lalu mengisinya dengan air putih dan menaruhnya di hadapan Ares tepat di samping piringnya, ''Maaf lupa minumnya, M-Mas.''
Karena mendengar tangis Ezar yang kencang, ia menjadi lupa memberi Ares minun. Namun, Ares malah menatapnya semakin heran, tak biasanya juga Ailen berbicara kaku dan ragu seperti itu.
''Ezar mau apa sayang?'' tanya Ailen kala Ezar menarik!narik rambutnya hingga jedai yang di gunakannya terlepas dari rambutnya.
''Mam! Mam!'' antusias Ezar menunjuk Ares yang sedang menyantap makanannya dengan nikmat.
''Ezar mau mam lagi? Sebentar biar Bunda ambil dulu ya?'' ucap Ailen lalu menaruh kentang di mangkuk kecil untuk Ezar.
Ailen menduduk kan Ezar di bangku khususnya, ''Mam yang banyak ya biar cepet besar,'' ucap Ailen mengusap rambut bocah itu.
Ia melirik Ares yang menaruh nasi ke dalam piringnya, sepertinya pria itu sangat kelaparan.
''Nanti malam mau di masakin apa?'' tanya Ailen setelah Ars menaruh tempe balado di atas piringnya.
Ares berpikir sejenak, ''Tumis sayur apa saja, dan tahu balado?''
Ailen mengangguk lalu mengambil mangkuk kosong yang berada di depan Ezar. ''Setelah ini Ezar mandi dulu ya, sayang. Bau acem!'' ucap Ailen menjawil hidung Ezar membuat sang empu tertawa kegirangan.
Diam-diam Ares menatap interaksi antara Ezar dan istrinya itu. Ia tersenyum tipis lalu meminun air putih hingga tandas.
''Biar aku aja, Mas.'' celetuk Ailen kala Ares berdiri mengangkat piring kotornya.
''Tak perlu, biar saya saja. Apa kau sudah makan?'' tanya Ares seraya mencuci piring.
Ailen terdiam, ia pun tak tahu entah sudah makan atau belum mengingat jam sudah menunjuk pukul setengah empat sore.
Ares menaruh piring dan gelas di rak lalu menatap Ailen yang sedang berpikir. Ares menggelengkan kepalanya lalu mengambil nasi serta lauk pauk dan menaruh di hadapan Ailen. ''Makan!'' titah Ares lalu memberi segelas air di hadapan Ailen.
Ailen mendongak menatap Ares yang mengangkat Ezar dari bangkunya, ''Ezar mandi sama Ayah ya? Bunda mau makan dulu.''
Ailen menatap diam Ezar yang tertawa di gendongan sang Ayah. ''Habiskan makan mu,'' ucap Ares membuyarkan lamunan Ailen kemudian ia menyantap habis makanan yang di sajikan Ares.
''Biar aku aja yang mandiin Ezar, Mas. Kasian Mas baru pulang kerja pasti lelah, mending istirahat saja.'' ucap Ailen di sela-sela makannya.
''Biar saya saja, dan habiskan makan mu, biar saya nanti yang mencuci piring.''
Ailen hanya terdiam melanjutkan makannya agar cepat membantu Ares membersihkan Ezar.
++++
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Istri Polisi (END/Lengkap)
Teen FictionAku, Neta Fiama, seorang mahasiswi semester akhir dengan jurusan Bimbingan Konseling yang sedang menunggu waktu wisuda. Mimpi dan harapan sudah di depan mata, hanya menunggu sedikit waktu untuk menyempurnakan mimpi dan harapan tersebut. Namun ... ke...