13

17.1K 1K 20
                                    

Tandai typo
Yang mau KONSULTASI dan KONSELING GRATIS!?
Cus langsung hubungi aku
_______




''Ayah!''

Spontan Ailen menoleh ke arah lelaki berseragam SMA dengan tas jangkat di bahu sebelah dan topi khas SMA bertengger menutupi kepalanya.

Diam-diam Ares meringis seraya memejamkan matanya kuat, untung saja wajahnya tertutupi masker.

Beberapa pengunjung di sana menoleh kearah Ezar yang mengangkat kedua tangannya ke arah Ares yang sedang menyamar.

Ailen membulatkan mata melihat tingkah Ezar lalu dengan segera membawa Ezar menjauh dari hadapan Ares.

''Huaaa hiks! Hiks! Ayaaaah!'' histeris Ezar.

''Astaghfirullah ... '' lirih Ailen seraya menimang-nimang Ezar agar tenang.

Ares diam memperhatikan Ailen yang menenangkan putranya. Hatinya teriris mendengar histerisan Ezar yang memanggil dirinya. Namun, saat ini ia tidak bisa meninggalkan tugasnya sebagai intel.

Dengan langkah berat Ares berjalan mengikuti target yang berjalan ke arah rak minuman.

''Ezar mau apa sayang? Ezar mau robot yah, kita pergi ke rak robot ya ... ?'' bujuk Ailen lalu berjalan ke arah rak mainan khusus anak.

''Nah ini robot yang lucu untuk bujang kecil Bunda.'' seru Ailen kala memberi robot berbentuk kepala beruang pada Ezar.

Telinga beruang itu bergoyang saat Ailen menekan tombol warna hijau di bawah kepalanya. Spontan saja, Ezar tertawa melihat tingkah menggemaskan putra nya itu kemudian berjalan ke arah makanan khusus balita.

Ailen mengambil lima kotak biskuit khusus anak lalu berjalan ke arah kasir. Bahunya melemas kala melihat antrian yang begitu banyak.

''Ezar bobok ya?'' bujuk Ailen kala bocah itu memaksa untuk tetap membuka matanya, padahal rasa kantuk sudah menyerang bocah itu.

Ezar hanya diam seraya memberikan mainan robot tadi pada sang Bunda. Ailen menerima robot itu lalu menaruh di keranjang belanjaan yang ia letakkan di samping ia berdiri.

Ailen terkekeh gemas melihat Ezar yang mulai tertidur pulas. ''Gantengnya anak Bunda ... Jadi anak soleh ya sayang?''

Lima menit menunggu akhirnya giliran Ailen membayar belanjaannya di kasir.

''Terimakasih, Mbak.'' ucap Ailen setelah menerima kantung plastik berukuran sedang.

Langkah Ailen terhenti kala melihat empat orang pria dengan pakaian formal di deretan meja dekat dinding menatap dua gadis SMA yang sedang memilih snack.

Ia memutuskan untuk ikut duduk tak jauh dari para pria berpakaian formal tadi duduk. Ia merasa ada yang salah dari keempat pria itu, karena ia mampu membaca pikiran orang itu tetapi ia ingin memastikannya terlebih dahulu apakah benar yang ia pikirkan mengenai keempat pria itu atau justru dugaannya salah.

Dari kejauhan tanpa sengaja ia melihat seorang pria yang di targetkan Ares sedang memberi kode pada keempat pria yang duduk tak jauh darinya  dengan jari kelingking di tekuk dua kali di samping kakinya dengan mata fokus dengan jejeran rak di depannya.

Ailen melirik tipis keempat pria tak jauh darinya mengangguk samar. Ailen sedikit menunduk seraya mengusap pipi Ezar dengan ekor mata melirik tipis keempat pria tak jauh darinya dan melirik Ares yang berpura-pura menelpon dengan melirik tipis target.

Ailen memutar bola matanya malas kala target mulai curiga dengan Ares yang sedari tadi berada tak jauh darinya.

Ailen sedikit menajamkan lirikan matanya kala satu orang dari pria tadi menaruh serbuk halus di dua sapu tangan berukuran kecil, Ailen mencurigai jika serbuk itu adalah obat bius. Dan ketiga temannya mengobrol dengan sesekali melihat sekeliling super market.

Transmigrasi Istri Polisi (END/Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang