Tolong tandai typo ya
Yg mau konsultasi/konseling GRATIS cus langsung hubungi aku
______Ailen mengikuti Ares dari belakang memasuki rumah kemudian mereka duduk di sofa.
''Jadi?'' mulai Ailen.
''Unda~'' rengek Ezar merentangkan tangannya ke arah Ailen, sepertinya bocah itu merasa haus dan ngantuk.
''Yaudah sini sama Bunda,'' Ailen mengambil alih Ezar di pangkuan Ares yang hanya diam.
''Sekarang anak Bunda tidur okey?''
Ezar mengangguk lalu meminum asi dengan rakus, tak lupa Ailen menutup bagian belahan dadanya yang sedikit terlihat menggunakan jilbabnya lalu menepuk pelan pantat Ezar agar segera tertidur.
''Mereka orang yang kita tangkap di supermarket,'' jawab Ares lalu menatap serius Ailen.
''Mereka ingin balas dendam sama kita dan menuntut aku bebasin bos mereka.'' lanjut Ares.
''Mereka bukan mafia, mafia nggak akan kejadian seperti ini. Tangkap mereka semua, kalau tidak akan terus mengganggu kehidupan kita. Mereka berbahaya, tetapi tidak seberbahaya mafia.'' ucap Ailen lalu sedikit membenarkan rambut Ezar yang berantakan.
Ares menarik tangan kanan Ailen lalu menggengamnya, ''Sebelumnya kamu udah lihat mereka atau kecurgiaan kamu perihal sesuatu?''
Ailen menggeleng, ''Ini pertama kalinya.''
''Sepertinya mulai saat ini kamu sama anak kita di rumah saja, bila perlu sementara waktu kamu di rumah Ayah aja biar ada yang jagain kamu sama Ezar, karena aku nggak bisa terus-terusan di rumah karena tuntutan pekerjaan yang harus aku kerjakan.''
Ailen menarik tangannya lalu menggenggam tangan Ares, ''Mas tenang aja, aku sama Ezar pasti baik-baik aja kok.''
Ares menggeleng kepala pelan, ''Mas nggak akan tenang kalau gini ceritanya. Nanti Mas akan rapat dengan para anggota. Karena mereka mulai muncul ke permukaan untuk mencelakai kita. Mas nggak mau terjadi apa-apa sama kamu dan anak kita.''
Ailen mengerjapkan matanya beberapa kali, 'Ini beneran si Ares? Atau setan jadi-jadian? Atau malah khodam dia? Tumben banget ni orang bilang gini. Kayanya sih udah cinta ama ni si Ailen, tapi masi aja gengsi. Nggak mungkin juga aku bilang bisa paham sama apa yang di pikirkannya.' batin Ailen menatap Ares yang menatapnya serius.
''Kamu denger Mas bicara kan, Ai?'' desak Ares.
Ailen mengangguk, ''Mas nggak perlu khawatir. Aku sama Ezar akan baik-baik aja kok.''
''Tetap aja Mas khawatir takut terjadi apa-apa di saat Mas nggak di dekat kalian, Ai!?''
Ailen tersenyum lembut ke arah Ares, ''Tenang aja Mas ... Allah senantiasa melindungi hambanya. Jika sesuatu hal terjadi maka itu sudah menjadi takdir yang terbaik dari yang kuasa. Kita berdoa aja sama Allah semoga kita semua di lindungi dari hal buruk apa pun.''
Ares menghela napas pasrah lalu mengangguk.
''Sebaiknya Mas sekarang siap-siap ke kantor, pasti lagi sibuk-sibuknya karena target kemarin yang baru tertangkap.''
''Tapi-''
''Sssttt!'' Ailen menaruh jari telunjuknya di bibir Ares.
''Siap-siap gih, nanti aku siapin bekal untuk di kantor nanti.'' titah Ailen membuat Ares lagi-lagi hanya mengangguk pasrah.
''Sini, Ezar biar Mas yang tidurin.'' ucap Ares saat melihat Ezar yang sudah tertidur.
Ailen mengangguk dengan hati-hati ia menyerahkan Ezar ke gendongan Ares.
''Jangan lupa kasi bantal sampingnya ya, Mas.'' peringat Ailen yang di balas anggukan dari sang empu.
Setelahnya Ailen pergi ke dapur dan menyiapkan bekal untuk Ares makan siang nantinya.
Tak lama kemudian ...
''Ai?'' panggil Ares sesampainya di ambang pintu dapur.
Ailen menoleh ke bekakang menatap Ares yang sudah siap dengan setelan kerjanya.
''Udah siap? Nggak ada yang ketinggalan kan?'' peringat Ailen.
Ares mengangguk lalu menerima kotak bekal miliknya yang berada di dalam tas khusus bekal. Kemudian keduanya berjalan ke depan teras rumah.
''Naik apa, Mas?'' tanyanya.
''Naik motor aja,'' jawab Ares lalu berjalan membuka garasi.
Baru saja ia ingin melangkah memasuki garasi, kakinya malah terpeleset akibat lantai yang licin.
Brugh!
''Aw!'' teriak Ares dengan pantat mencium lantai terlebih dahulu.
''Ya Allah, Mas!'' kaget Ailen lalu membantu Ares bangkit.
''Aduuuh, pantat Mas sakit banget ... '' ringis Ares mengusap pantatnya.
''Untung aja sebelum Mas buka garasi kotak bekalnya aku pegang, kalau enggak pecah lah ni kotak bekal.''
Ares langsung menatap kesal Ailen, ''Kamu lebih mementingkan kotak bekal itu di banding suami kamu!?''
Ailen mendongak menatap Ares. ''Ya Mas kan nggak papa, kalau kotak bekal yang terlempar kasian kalau pecah kan sayang.'' jawab Ailen dengan entengnya.
Ares mendengus sebal lalu berjalan ke arah motornya. Namun ...
Brugh!
''Arrgg!'' teriak Ares kala tiba-tiba tikus berukur besar jatuh di atas kepalanya.
''Awas, Mas!'' teriak Ailen kala melihat tikus yang lebih besar di atas lemari hendak lompat ke atas kepala Ares.
Dengan cepat Ares membalikkan badan menghindar dari tikus itu. Namun ...
Brak!
Ares malah menabrak mobil jeeb miliknya. Spontan saja pria itu terdiam karena shock dengan kejadian barusan.
Ailen menganga melihat kejadian tersebut. Lagi dan lagi, Ares mendapat musibah alias ujian hidup.
''Mas?'' panggil Ailen menatap Ares yang masih terdiam mencerna kejadian yang tengah di alaminya.
Dengan gerakan patah, Ares menoleh ke arah Ailen. Spontan saja Ailen menggigit bibir bawahnya menahan tawa kala melihat benjolan merah di tengah kening Ares.
Dengan langkah pelan Ares menghampiri Ailen yang terdiam menatapnya dengan mati-matian menahan tawa.
''Ai?'' panggil Ares sesampainya di hadapan Ailen.
''Ya?'' jawab Ailen pelan.
Ares melengkungkan bibirnya ke bawah lalu ... ''Sakit ... Huaaaa!'' histeris Ares kemudian memeluk Ailen.
''HAHAHAHA!'' tawa Ailen pecah membuat Ares semakin histeris.
o0o
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Istri Polisi (END/Lengkap)
Teen FictionAku, Neta Fiama, seorang mahasiswi semester akhir dengan jurusan Bimbingan Konseling yang sedang menunggu waktu wisuda. Mimpi dan harapan sudah di depan mata, hanya menunggu sedikit waktu untuk menyempurnakan mimpi dan harapan tersebut. Namun ... ke...