01

34.9K 1.1K 17
                                    

Tandai typo
____


Terlihat seorang gadis berusia 22 tahun berjalan dengan anggunnya menaiki panggung.

Pagi ini, ia sedang mengisi seminar di sebuah forum untuk para anak muda yang ingin memiliki bisnis di usia muda.

Gadis itu adalah Neta Fiama, seorang pengusaha atau WO sejak usianya 20 tahun, ia merupakan seorang mahasiswi akhir jurusan Bimbingan Konseling.

Ia terdiam sejenak menatap ratusan pemuda dan pemudi setelah menjawab salamnya. Ia berdehem lalu memperkenalkan dirinya.

''Sudah ada yang kenal saya!?'' tanya Neta lantang.

Terdengar teriakan sudah maupun belum dari para peserta di hadapannya. Neta tersenyum seraya mengangguk paham.

''Baiklah ... Sekarang saya akan memperkenalkan diri. Perkenalkan nama saya Neta Fiama seorang mahasiswi akhir yang sedang menunggu waktu wisuda dengan jurusan Bimbingan Konseling. ''

''Sebelum kita ke pembahasan, apakah ada yang ingin di tanya kan?'' tanya Neta.

''Umurnya berapa, Kak!?''

''Alamat rumah di mana, Kak!?''

''Udah ada calon belum, Kak!?''

''Jangan lupa undang saya pas wisuda nanti!?''

''Pertama kali usaha gimana, Kak!?''

Dan berbagai pertanyaan dari para peserta membuat Neta terkekeh geli seraya menggelengkan kepalanya.

''Baik-baik ... saya akan menjawab yang mampu saya jawab saja.'' ucap Neta lalu maju dua langkah untuk lebih dekat dengan para peserta.

Ia menggulung sedikt blazer berwarna pink salem yang di gunakannya.

''Saya langsung jawab saja umur saya 22 tahun, otw 23 tahun beberapa bulan lagi. Untuk alamat rumah saya sebutkan kota saja, saya tinggal di dataran tinggi tanoh gayo.'' ucap Neta lalu menatap penjuru gedung yang di penuhi para peserta, karena acara seminar ini mengundang beberapa pengusaha muda yang menginspirasi.

''Untuk calon ... alhamdulillah ... '' jeda Neta kala para peserta menatap serius ke arahnya. ''Belum ada,'' jawab Neta cepat mengundang gelak tawa para peserta.

''Dan langsung ke pembahasan saja, takut saya berlama-lama berbicara malah membuat kalian bosan.''

''Tidak ... !'' seru para peserta.

Kekehan anggun Neta terdengar di speaker pojok gedung.

''Baik-baiklah saya kalah.'' pungkas Neta lalu menarik napasnya dan membuangnya perlahan sebelum memulai.

''Saya berasal bukan keluarga yang kaya dan saya hanya anak petani kopi dengan ekonomi yang pas-pasan. Kalau ada ya syukur kalau tidak ada ya shalawatin dulu.''

''Saya dulu orangnya pemalas, hari-hari saya hanya mengerjakan tugas kuliah, membaca novel, membuat novel dan ... halu.'' Neta menjeda ucapannya kala para peserta tertawa.

Ia melanjutkan ucapannya, ''Tetapi semua haluan saya berakhir menjadi buku, buat temen-temen yang memiliki hobi menulis, membaca dan halu bisa loh menjadi karya jika temen-temen sekalian berusaha dan kosisten.''

Neta menoleh ke arah peserta perempuan yang duduk di pojok paling depan mengangkat tangannya.

'Belum sesi tanya jawab padahal ...' batin Neta lasu lalu tersenyum manis dan mempersilahkan perempuan itu bertanya.

''Jadi bagaimana awal hingga Kak Neta tertarik dengan dunia pernovelan, berapa karya yang udah Kak Neta miliki dan bagaimana proses yang di alami Kak Neta? Terimakasih,'' jawab perempuan itu lalu duduk kembali.

''Hem ... Kasi tau nggak ya ... '' goda Neta membuat para peserta berseru.

Neta tertawa pelan, ''Awal saya menulis tu saat saya kelas dua SMK semester satu, saya ingat betul saat itu tahun 2020 bulan mei. Jadi saya punya Kakak sepupu maniak sekali membaca novel online setiap saat bahkan saat makan sahur ia selalu membaca novel. Saya selalu meledeknya baca novel teros ... Dia bilang cobak ko baca, nanti ketagihan. dia bilang gitu dengan nada sombong, dan entah gimana saya mulai baca dan menjadi maniak novel hingga sekarang.''

''Dan awal saya menulis saya tak ingat pasti sepertinya bulan sembilan. Jaman itu tuh zaman di mana saya lagi sedih-sedih nya karena cinta, dan saya melampiaskannya dengan berkarya karena tak ingin berlarut pada cinta yang salah.''

''Jadi buat para temen-temen rasa sakit hati itu seharusnya memotivasi kalian untuk lebih bangkit lagi, hingga orang yang meninggalkan akan menyesal.''

''Satu tahun kemudian, lebih tepatnya saat saya kelas tiga SMK hampir lulus novel pertama saya terbit hingga dua tahun kemudian 3 cerita novel saya hampir di waktu yang sama juga terbit secara gratis. Dan novel saya tersedia di seluruh gramedia di indonesia.''

''Jadi di usia dua puluh tahun saya benar-benar membanting mental, usaha, keberanian, gengsi semua saya habiskan di tahun itu. Di hari saya bertambah usia menjadi dua puluh satu tahun, saya benar-benar galau sekali. Seharian itu ... saya tidak mood dan tak ada gairah hidup hingga sampai sekarang hal yang saya tidak sukai adalah hari ulang tahun siapa pun itu, karena membuat saya sedih karena berkurangnya usia dan semakin merasa dekat dengan kematian.''

''Saya berpikir waktu saya bermain sudah habis saat usia 19 tahun, dan saya bertekad usia 20 tahun saya mampu menghasilkan uang. Yang pertama saya pikirkan adalah usaha apa yang mampu di bawa menggunakan motor? Saya selalu ingin memiliki uang hasil kerja keras saya sendiri dengan cara halal. Saya hanya tak ingin bergantung pada orang tua walau mereka mampu menanggung kebutuhan saya.''

''Berawal dari membeli paket internet dan pakaian dengan uang sendiri saya jadi ingin membeli barang lain dengan uang sendiri seperti motor contohnya.''

''Tak ada kata gengsi ataupun malu jika ingin berusaha dan sukses di usia muda. Yang kita utamakan saat ingin berusaha adalah niat dan yakin serta doa. Kita anak muda jangan ada kata gengsi atau pun malu. Habis kan rasa malu dan gengsi hingga suatu saat ketika kita sudah berusia senja kita sudah benar-benar memiliki uang yang cukup untuk bertahan hidup.''

''Yang perlu kita terapkan juga, mengapa kita harus sibuk mencari lowongan kerja? Mengapa tidak kita saja yang membuka lapangan pekerjaan itu?
Sekarang waktunya kita untuk bangkit memperbaiki nasib. Jika tidak sekarang kapan lagi? Jangan sia-siakan masa muda yang hanya sebentar ini, urusan cinta nanti ketika sudah memiliki semuanya.''

''Memang kegagalan sudah pasti di rasakan, jatuh bangun pasti kita lalui dan akan menjadi hal biasa, kuncinya jangan pernah patah semangat dan usaha di sertai doa dan peran sang kuasa.''

***


Neta membuka pintu kamarnya lalu menuju kamar mandi untuk mandi karena jam sudah menunjukkan pukul 9 malam.

Setelah selesai mandi tanpa membasuh rambutnya ia menaiki ranjang.

Ia merenggangkan otot merasa lelah beraktivitas seharian. Ia melirik ponselnya mendapat notif telkomsel.

Ia mendengus pelan karena bosan sering  mendapatkan notif telkomsel.

Ia merebahkan tubuhnya di atas kasur lalu menyelimuti tubuhnya. ''Semoga esok adalah hari yang menyenangkan ... '' gumamnya lalu membaca doa sebelum terlelap.

++++

Transmigrasi Istri Polisi (END/Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang