Tandai typo yang guys
Jangan lupa vote juga
Yang mau konseling gratis cus langsung dm
_______________Saat ini Ailen dan Nyonya Anton beserta dua bocah mereka sedang mengintip seorang laki-laki dan perempuan yang sedang adu mulut.
Mereka sedang mengintip dari balik bangunan yang mengarah gang itu.''Bajingan kurang ajar lo!'' teriak perempuan itu di depan wajah laki-laki di hadapannya.
''Jadi selama ini lo pengedar narkoboy!'' teriak perempuan itu lalu menatap arah samping kanannya seraya terkekeh miris, ''Nggak nyangka gue.'' ucapnya pelan.
''Ini caraku mendapatkan uang banyak. Lo nggak bisa larang gue! Ini jalan yang gue mau. Lagian- semua barang yang lo mau selalu gue turutin, bahkan tas mahal puluhan juta kemarin juga gue yang beli dari uang itu.'' jawab laki-laki itu tak terima di salahkan.
Perempuan itu menggeleng tak habis pikir, ''Kenapa lo nggak bilang! Lo tau kan pekerjaan lo ini salah? Gila lo!''
Laki-laki itu berdecih, ''Gue tau pekerjaan itu salah, toh lo juga nikmatin hasilnya.'' entengnya.
''Tetep aja lo yang salah! Andai aja lo bilang tu uang haram gue mana mau pake uang lo!'' sentak perempuan itu tak terima.
''Emang lo punya uang untuk beli semua barang yang gue beliin?'' remeh laki-laki itu.
''Jelas enggak lah! Seandainya gue tau gue mana mau.''
Diam-diam Ailen memotret kedua orang itu. ''Suami Mbak Anton di bidang satuan apa ya?'' tanya Ailen berbisik.
Nyonya Anton menoleh ke arah Ailen, ''Suami saya di satuan narkotika, ada apa Nyonya Ares?'' tanya Nyonya Anton penasaran.
''Hubungi suami anda perihal yang terjadi saat ini. Lelaki yang di hadapan perempuan itu pengedar narkoba.'' jawab Ailen.
''Betul! Saya baru kepikiran.'' spontan Nyonya Anton menepuk jidatnya.
''Mami jangan kenceng-kenceng ngomongnya ...'' peringat Angel.
''Sssttt!'' celetuk Ezar mengarahkan jari telunjuk tangannya di depan bibir.
Tak lama kemudian perempuan itu pergi meninggalkan laki-laki itu yang berdiri dengan menahan rasa kesalnya, lalu mendendang tong sampah yang ada di dekatnya hingga sampah yang berada di tong itu berserakan di atas jalan.
Tepat saat perempuan itu pergi, suami Nyonya Anton tiba dengan membawa borgol dan tembak di kantong hoodienya.
Nyonya Anton menahan tangan suaminya yang hendak jalan ke arah laki-laki itu dengan tergesa. ''Jangan terburu-buru takut dia curiga. Sekarang, Angel sama kamu sapa dulu dia, buat dia tidak curiga dan terkecoh.''
''Basa basi dulu lah ... '' timpal Ailen di balas anggukan setuju dari mereka.
Anton berjalan ke arah laki-laki itu dengan menggandeng tangan Angel.
''Halo, Paman!'' sapa Angel pada laki-laki itu yang spontan menoleh ke arahnya.
''Sepertinya anda terlihat gusar,'' ucap Anton.
Laki-laki itu hanya terdiam menatap keduanya.
''Apakah ada yang bisa saya bantu?'' tanya Anton.
Laki-laki itu hanya diam lalu membalikkan badan hendak meninggalkan mereka, namun ...
Klik!
Dengan cepat Anton memasangkan borgol di kedua tangan laki-laki itu.
Spontan aja membuat laki-laki itu terkejut. ''Apa maksud anda!'' marahnya.
''Anda di tangkap karena telah mengedarkan narkoba!'' tegas Anton langsung menyeret laki-laki menuju mobilnya.
''Dek! Bawa mobil!'' teriak Anton ke arah sang istri.
''Nyonya Ares! Silahkan ikut kami!'' lanjutnya yang hampir jauh dari kedua wanita itu.
''Saya ikut juga ni, Mbak? Beneran?'' tanya Ailen menunjukkan dirinya sendiri dengan telunjuk.
Nyonya Anton mengangguk, ''Kita menjadi saksi.'' jawab Nyonya Anton lalu terkekeh.
''Ayo!'' ajak Nyonya Anton menggandeng tangan Ailen sedangkan Angel sudah bersama sang Papi.
***
''Hosh! Hosh! Hosh!'' Ares baru saja sampai di kantor polisi.
Ia baru saja mendapat kabar dari rekannya bahwa sang istri berada di kantor polisi. Ares jadi tak bisa berpikir jernih saat ia bertugas tadi, setelah ia menangkap target lalu menyerahkannya pada rekannya yang lain agar ia cepat sampai di kantor polisi.
Para anggota polisi yang berada di ruangan itu menatap heran ke arah Ares yang berpenampilan lecek, tetapi kostum yang ia pakai saat ini yang menarik perhatian mereka semua.
Ares memakai pakaian ala arabian lengkap dengan jenggot palsu dan sorban.
''Eeem ... Misi? Masnya ada perlu apa? Apakah ada yang bisa saya bantu?'' ucap seorang anggota baru bernama Mido bagian satuan narkoba.
Mido memiringkan kepalanya bingung ke arah Ares yang masi terengah-engah.
''Masnya nggak bisa bahasa indo ya?'' Mido terdiam sejenak lalu membuka goggle translate Indonesia dan Arab.
Mido mengangguk singkat lalu nenatap serius Ares dengan sedikit memiringkan wajahnya, ''hal hunak 'ayu shay' yumkinuni musaeadatuh?''
(Apakah ada yang bisa saya bantu?)
Bugh!
Ares menggeplak kepala Mido, jelas saja membuat sang empu meringis kesakitan.
''Kamu kira saya orang Arab huh!?'' kesal Ares.
''Arab kw to rupanya ... '' ucap Mido menganggukkan kepala paham seraya mengusap kepalanya.
''Kw kw gundulmu!'' sinis Ares dan berlalu menghampiri Ailen yang berada di ruang intograsi.
''Astaghfirullah!'' kaget Nyonya Anton ketika tiba-tiba Ares berdiri di depan pintu masuk seraya membenarkan tatanan sorban di kepalanya.
Ia yang sedang menggendong Ezar yang tertidur hampir saja terjungkal melihat penampilan Ares yang menggunakan jenggot palsu dengan begitu lebat sampai hampir menutupi penuh pipinya.
''Sinterklas!'' seru Angel lalu berlari dengan semangat ke arah Ares.
''Eh?'' kaget Ares kala tiba-tiba kakinya di peluk Angel.
''Angel?'' panggilnya memastikan.
Angel mendongak menatap Ares yang menatapnya bingung.
''Sinterklas kenal sama Angel?'' tanyanya heran.
Ares menggelengkan kepalanya lalu berjongkok di depan Angel, ''Angel? Ini Paman Ares ... bukan sinterklas. Mana ada sinterklas di musim panas gini.''
''Paman Ares?'' herannya menatap tak percaya.
''Coba dengarkan suara Paman Ares.''
Angel terdiam lalu mendekatkan wajahnya ke arah jenggot palsu Ares lalu hidung Ares, ''Waaah! Benar Paman Ares!'' antusiasnya bertepuk tangan ria.
Kemudian Ares berjalan ke arah Nyonya Anton. ''Istri saya sudah lama di ruang intograsi, Bu Anton?'' tanyanya.
Nyonya Anton mengangguk, ''Sudah, sepertinya sebentar lagi keluar.''
Ares mengangguk lalu berdiri di depan pintu intograsi.
Tak lama kemudian Ailen keluar dari ruang intograsi. Tepat saat ia membuka pintu ...
''ASTAGHFIRULLAH JIN!''
o0o
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Istri Polisi (END/Lengkap)
Genç KurguAku, Neta Fiama, seorang mahasiswi semester akhir dengan jurusan Bimbingan Konseling yang sedang menunggu waktu wisuda. Mimpi dan harapan sudah di depan mata, hanya menunggu sedikit waktu untuk menyempurnakan mimpi dan harapan tersebut. Namun ... ke...