Tolong tandai typo
_______''Mido, Gani dan yang lain? Periksa lorong kanan! Dan Fino juga anggota lainnya periksa lorong kiri, saya, Etan dan yang lain yang akan mereka lorong depan.'' titah Ares yang lengkap dengan pakaian khusus dan senjatanya.
Saat ini mereka dan para anggota lain sedang berada di gedung markas Garda, sebagian anggota berada di luar untuk mengepung gedung ini.
Dengan hati-hati Ares membuka satu persatu pintu yang ada di lorong depannya ini, begitupun dengan para anggota lainnya.
''Komandan!'' teriak Etan tertahan.
Ares menoleh ke arah Etan yang berada di ujung lorong.
Etan mengode Ares dan lima anggota lain untuk mendekat ke arahnya.
''Ada apa?'' tanya Ares sesampainya di hadapan Etan.
Etan menunjuk ke arah lantai yang ia pijak.
Ares menatap teliti lantai yang di pijak Etan. Jika di perhatikan dengan saksama lantai itu terlihat garis kotak sebesar 60x60cm panjang lebarnya.
Ares mengetuk lantai itu menggunakan sepatunya hingga terdengar suara nyaring, berbeda dengan lantai sebelahnya ia ketuk namun tak terdengar senyaring garis kotak itu.
''Komandan!?'' panggil salah satu anggota yang bernama Kevin berada di ruangan samping mereka.
Mereka menghampiri Kevin yang berada di dalam ruangan tersebut. Tepat saat mereka masuk, tercium bau busuk dan menyengat membuat mereka spontan menutup hidung masing-masing.
Mereka terkejut melihat banyak pakaian wanita yang terkena noda darah yang sudah mengering.
''Ya Tuhan!'' kaget Etan kala tak sengaja menginjak jari kelingking dengan kuku lentik berwarna merah.
''Sepertinya selain menjual para gadis ke luar negeri, ini juga kasus jual beli organ manusia.'' celetuk Ares.
Drak!
Spontan mereka semua menoleh ke luar pintu ruangan. Mereka berjalan keluar dari ruangan tersebut dan menatap Dido salah satu anggota yang berhasil membuka garis kotak tadi yang ternyata di baliknya ada ruangan tersembunyi.
Etan menatap tangga yang menuju ke dalam ruangan tersebut. Dengan hati-hati ia menuruni tangga di ikuti Ares dan yang lain.
''Baunya sangat menyengat sekali!'' celetuk Kevin.
''Terlihat sepi, sepertinya tidak ada orang sedari kita masuk tadi.'' ucap Tono salah satu anggota tersebut.
''Ya Tuhan!'' teriak Kevin tertahan kala sempainya mereka di ruangan tersembunyi itu.
Mereka menatap potongan-potongan bagian manusia yang berserakan di lantai dan ada kepala remaja awal yang berada di atas meja.
Ares menatap ke arah lemari kaca yang berada si belakang mereka. Di dalam lemari kaca itu terlihat banyaknya jejeran senjata tajam yang sepertinya di gunakan untuk memotong manusia.
''Biadap sekali mereka ... '' lirih Plaro di angguki Kevin.
''Bukankah itu salah satu laporan pencarian orang tiga minggu yang lalu?'' tanya Etan.
''Sepertinya iya, kalau tidak salah namanya Ruala Vlodei.'' jawab Tono di balas anggukan yang lain.
Dor! Dor! Dor!
Spontan mereka menoleh ke atas kala mendengar suara tembakan yang bersahutan. ''Cepat ke atas!'' tegas Ares.
Mereka berlari ke arah sumber suara yang berada di lorong sebelah kanan tempat Fino, Gano dan tim lainnya berada.
Dor!
Hampir saja Ares terkena tembakan dari anggota Garda.
''Tetap waspada!'' peringat Ares pada para anggotanya.
Dor! Dor! Dor!
Para anggota Ares menghindar dengan gesit dari tembakan tersebut, tujuan mereka membekuk para anggota Garda, bukan malah menembak dan membunuh.
''Sial!'' umpat Ares kala anggota Garda semakin banyak.
Mau tak mau Ares harua menembak beberapa tangan kanan mereka agar berhenti menembak, begitu pun dengan yang lain.
Tak lama anggota Garda sebanyak 31 orang sudah terborgol.
''Di mana bos kalian!'' ucap Ares menatap tajam mereka semua.
Seorang pria berbadan besar dan juga otot besar itu terkekeh. ''Kau masih mempertanyakannya?'' remehnya.
''Mengapa kau tidak pulang saja lindungi istri mu yang menjadi sumber masalah kami?'' entengnya.
''Sialan!'' marah Ares. ''Fino! Urus mereka dan yang lain ikut saya pulang!''
''Siap! Komandan!'' seru para tim.
''Bajingan!'' umpat Ares.
Namun, kini ia di landa rasa khawatir. Ia takut terjadi apa-apa pada istri dan anaknya.
o0o
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Istri Polisi (END/Lengkap)
Teen FictionAku, Neta Fiama, seorang mahasiswi semester akhir dengan jurusan Bimbingan Konseling yang sedang menunggu waktu wisuda. Mimpi dan harapan sudah di depan mata, hanya menunggu sedikit waktu untuk menyempurnakan mimpi dan harapan tersebut. Namun ... ke...