Tandai typo
______''Mas Ares?'' gumam Neta menatap pemuda itu.
''Ayo sini!? Malah bengong disitu,'' celetuk Ridho kala melihat Neta yang hanya berdiam diri menatap pemuda di hadapnnya.
Neta menggeleng pelan lalu mengambil ponselnya yang terjatuh, untung saja ponselnya tak ada retakan. Bersyukur sebelumnya ia mengganti anti gores yang bukan berbahan kaca.
Ridho mengerutkan kening heran saat melihat Neta yang berdiri mematapnya dengan diam. ''Ayo duduk?'' suruh Ridho
Neta mengangguk lalu duduk di sofa dekat Ridho berada. Kemudian ia memilin dasternya karena merasa gugup karena sedari tadi pemuda itu terus saja menatapnya.
''Anak saya sudah di sini. Jadi, ayo jelaskan maksud ke datangan anda.'' celetuk Ridho memecah keheningan antara mereka.
''Ekhem!'' pemuda itu menetralkan rasa gugupnya.
''Sebelumnya saya meminta maaf pada Bapak dan keluarga karena telah mengganggu aktivitas paginya. Saya juga berterimakasih sudah menjamu saya dan menerima kehadiran saya untuk berbicara.''
Pemuda menetralkan rasa gugupnya lalu menatap Ridho yang juga tengah menatapnya menanti kalimat selanjutnya.
''Pekernalkan, nama saya Athala Wigono Ardi. Saya berniat meminta izin pada Bapak Ridho untuk mengenal lebih dekat dengan putri Bapak yang bernama Neta Fiama. Sebelumnya saya sudah meminta pentunjuk pada Allah atas perasaan yang saya rasakan. Namun, kehadiran saya disini adalah jawaban dari doa, dan mimpi dari Allah.'' jelas pemuda yang bernama Athala itu.
Neta terdiam. Pada awalnya ia berpikir bahwa pemuda itu adalah Ares. Namun pikirannya salah. Ares tetaplah Ares. Dan Athala tetaplah Athala.
''Dimana kau bertemu dengan Neta?'' tanya Ridho.
Athala tersenyum ke arah Ridho yang menatapnya serius dan dingin.
''Saya bertemu dengan putri Bapak di sebuah acara seminar. Saat itu, saya dan beberapa anggota polisi lainnya mengamankan situasi gedung yang padat para peserta. Pada saat di panggung saya merasa kagum dengan putri Bapak. Dan mulai saat itu saya percaya cinta pada pandangan pertama.'' jawab Athala dengan mata menerawang pada pertemuan pertamanya pada Neta.
Flashback on
Saat ini Athala berada si bangku yang berada di pintu utama bersama beberapa temannya yang anggota polisi untuk mengamankan keadaan.
Dari kejauhan ia melihat Neta yang terkekeh merdu mendengar ucapan dari salah satu peserta. Walaupun Neta menggunakan kacamata, namun mata indah milik gadis itu masih bisa terlihat dengan matanya.
Setelah acara seminar Athala berbicara pada MC pembawa acara. Ia berniat menanyakan data milik Neta.
Dan ia berhasil.
Sepulang dari sana ia mengatakan pada orang tuanya perihal niat untuk mendekati salah satu gadis.
Sebelumnya ia sangat terkejut, jika Ayahnya mengenal orang tua Neta, gadis yang ia sukai. Dan itu hal yang bagus untuk melancarkan niat baiknya.
Awalnya ia hendak datang bersama orang tuanya untuk melamar Neta. Namun, ia tidak menyetujui rencana orang tuanya karena ia merasa yakin bahwa Neta akan menolaknya karena kehadirannya yang tiba-tiba berniat ingin melamar.
Ia memberi pengertian pada orang tuanya bahwa ia ingin mengenal Neta terlebih dahulu. Jika Neta sudah menyetujui niat baiknya, maka ia akan langsung datang melamar gadis itu.
Flaschback off.
Ridho menganggukkan kepalanya paham.
''Jawaban ada pada putri saya. '' jawab Ridho lalu menoleh ke arah Neta yang menundukkan kepala gugup dan bimbang.
''Aku harus menjawab apa? Sedangkan dia tak ku kenal sama sekali. Walaupun, ia sangat mirip sekali dengan Mas Ares, tapi tetap saja mereka adalah orang yang berbeda. Apa jangan-jangan ... mimpi ku tentang Mas Ares dan Ezar adalah jawaban dari tahajud ku sebelum tidur waktu itu?'' batin Neta menerka-nerka.
''Neta? Athala ini ingin mengenal lebih dekat dengan mu. Jadi, apa kamu mengizinkan atau tidak? Papa akan mendukung apa pun keputusan mu.'' tanya Ridho menatap Neta penasaran, begitupun Athala.
Neta terdiam sejenak lalu menatap Papanya, ''Neta ... '' jedanya lalu menatap sekilas ke arah Athala. Spontan saja Athala menundukkan pandangannya.
''Ya? Apa jawaban mu?'' tanya Ridho.
''Neta ... mengizinkan Mas Athala untuk mengenal Neta.''
''Alhamdulillah ... '' ucap Athala pelan namun masih bisa terdengar di telinga Ridho dan Neta.
***
Saat ini Neta sedang berada di kampusnya. Karena pada hari ini, 3 orang teman sekelasnya akan sidang skripsi.
''Nata!'' seru para sahabatnya.
Neta memutar bola matanya malas, ia sudah terbiasa dengan panggilan 'Nata tersemat padanya. Padahal ia sudah meminta para sahabatnya untuk memanggilnya 'Neta. Namun para sahabatnya berkata nama 'Nata lebih nyaman di lidah mereka.
''Tumben cepet dateng, biasanya kamu yang paling ngaret.'' heran Dera.
''Ya masa Nata ngaret terus, ya kan sekali-kali juga dia bakal datang tepat waktu.'' timpal Asna di balas anggukan dari yang lain.
''Guys? Poto yuk, di taman samping itu!'' tunjuk Lara ke arah taman yang berada di samping mereka.
Kemana pun dan dimana pun, Lara adalah sahabat Neta yang tak pernah absen untuk poto.
Tetapi, mereka semua berpoto menggunakan ponsel Neta. Satu orang bisa berpoto lebih dari sepuluh poto, dan bayangkan saja mereka ada tujuh orang. Itu yang membuat ponselnya menjadi lelet karena ruang yang hampir penuh.
''Nah abis itu aku!'' seru Lili setelah Lara sudah selesai berpose.
''Iya! Yang lain ayo buruan ngantri.'' kesal Neta lalu menoleh ke arah teman-temannya.
Ya beginilah Neta, ia akan mendadak jadi fotografer, stalker, chef dan kang parkir. Namun, ia tak pernah keberatan dengan itu semua.
o0o
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Istri Polisi (END/Lengkap)
Teen FictionAku, Neta Fiama, seorang mahasiswi semester akhir dengan jurusan Bimbingan Konseling yang sedang menunggu waktu wisuda. Mimpi dan harapan sudah di depan mata, hanya menunggu sedikit waktu untuk menyempurnakan mimpi dan harapan tersebut. Namun ... ke...