24

7.9K 841 33
                                    

Tandai typo ya cintah
Yang mau konsultasi/konseling GRATIS cus langsung hubungi aku
______




Pagi ini terlihat matahari sedang malu-malu untuk memunculkan sinar terangnya.

Terlihat, Ailen sedang merebahkan dirinya seraya memberi asi pada Ezar. Bocah itu menangis setelah subuh tadi, entah mimpi apalah yang membuat bocah itu terbangun.

''Mas? Jagain Ezar, ya? Aku mau masak dulu.'' ucap Ailen dengan hati-hati beranjak dari kasur.

Ares yang baru selesai mandi dan hanya mengenakan handuk lalu mengangguk dan menghampiri Ezar yang sedang tertidur.

Ailen membuka lemari lalu mengambil pakaian kerja Ares dan di letakkannya di atas kasur.

''Anaknya jangan di ganggu, Mas!'' kesal Ailen melihat Ares yang menciumi gemas wajah Ezar.

''Anaknya baru tidur loh itu, nanti kebangun malah ngamuk! Sapa yang repot? Aku ... juga!'' kesal Ailen lalu berjalan keluar kamar menuju dapur.

Ares hanya terkekeh melihat wajah kesal sang istri. Kini hidupnya lebih berwarna dan sepertinya ia sudah mencintai istri kecilnya itu. Namun ia belum pernah mengatakan perasaannya pada Ailen, ia hanya merasa gengsi.

Atensinya beralih pada Ezar yang tertidur dengan pulasnya. Anaknya itu begitu menggemaskan di matanya, tiada hari tanpa cemilan bagi bocah itu.

Akhir-akhir ini, bocah itu sering sekali menggigit dirinya atau apa pun yang ada di dekatnya. Sepertinya gigi Ezar ingin tumbuh kembali.

Kembali pada Ailen yang sedang pokus memasak. Perempuan itu terlihat tampak mempesona dengan daster di kenakannya dan rambut yang di jepit jedai dengan asal.

Ailen tampak pokus menumis sayur kangkung di wajan dan di sebelahnya ia menggoreng tempe.

Setelah kangkung matang ia menaruh ke dalam wadah dan meletakkan tumis kangkung dan tempe goreng itu ke atas meja makan.

Kemudian Ailen merebus kentang yang sudah sudah di kupasnya ke dalam air mendidih untuk makanan Ezar nantinya.

''Unda!'' teriak Ezar antusias ke arah Ailen yang sedang pokus memasak.

Ailen menoleh belakang melihat Ezar yang mengulurkan tangannya ke arah Ailen.

''Sebentar ya, Nak? Bunda buat Kopi buat Ayah kamu dulu.'' ucap Ailen lalu membuatkan kopi untuk Ares yang sudah duduk di bangku.

''Pulang jam berapa, Mas?'' tanya Ailen seraya meletakkan secangkir kopi di hadapan Ares.

Ares berpikir sejenak lalu menatap Ailen menaikkan sebelah alisnya penasaran.

''Mas kurang tau sih, karena belun pasti. Tapi mungkin sore Mas udah di rumah. Mau di belikan sesuatu?'' tawar Ares.

Ailen menggeleng lalu mengangkat Ezar yang berada di pangkuan Ares ke gendongannya.

''Belikan biskuit Ezar aja ya, Mas. Biskuitnya udah mau abis.''

Ares mengangguk lalu menyeruput kopinya.

''Ezar diem disini dulu ya, sayang? Bunda mau angkat kentang dulu,'' ucap Ailen lalu ia mengangkat kentang ke atas piring.

Kemudian ia menyiapkan makanan untuk Ares lalu meletakkannya di hadapan Ares.

''Nanti makan siang jangan makan yang aneh-aneh ya, Mas? Usahakan makan nasi,'' peringat Ailen sebelum Ares menyantap sarapannya.

''Iya ... nanti Mas makan nasi.'' jawab Ares mengalah.

'Padahal niatnya mau makan mie ayam, malah nggak jadi deh ... ' batin Ares menatap sedih makannya.

''Sabar sayang, ini masi panas.'' ucap Ailen melihat Ezar yang heboh di bangkunya ketika melihat Ailen yang mengipasi kentang.

Drrt! Drrt! Drrt!

Ponsel Ares bergetar.

Ares menatap layar ponselnya yang ternyata Fino rekannyalah yang menelponnya, dengan segera Ares menggeser ikon hijau itu.

''Ada apa, Fin?''

''Assalamualaikum, Komandan!'' seru Fino di seberang sana.

Spontan saja Ares menjauhkan ponsel genggamnya dari telinga lalu mengusap telinganya yang sedikit berdengung.

''Komandan! Saya mendapat kabar dari anggota yang bertugas di lapas bahwa Bos dari organisasi Garda telah kabur tadi malam, saya tidak tahu pasti kejadiannya apakah ada orang dalam atau gimana, tetapi saya denger kabar bahwa para penjaga di sana di hipnotis.'' jelas Fino panjang lebar.

''Saya segera kesana siapin anggota semua, saya yakin jika mereka sudah siap untuk membuat ulah,'' ucap Ares lalu mematikan sepihak ponselnya.

Ares menoleh ke arah Ailen yang membersihkan pipi Ezar yang terkena kentang.

Pria itu mendekat ke arah Ailen lalu berjongkok di hadapan Ailen yang menunduk menatapnya heran.''Ai? Kamu di rumah aja, kunci semua pintu dan jendela, jangan pernah membuka pintu okey?''

''Apa yang terjadi, Mas?'' heran Ailen.

Ares menggenggam tangan Ailen dan menatap manik mata Ailen, ''Bos dari Garda kabur semalam. Mas yakin mereka sudah merencanakan ini semua dan bersiap membalas dendam. Mereka tahu alamat rumah kita, Mas minta kamu jangan keluar rumah dan kunci semua jendela dan pintu, oke?''

Ailen terdiam, mencerna semua yang di katakan Ares. ''Kamu dengar kan, Ai?'' desak Ares.

Ailen menatap manik mata Ares lalu mengangguk. ''Sekarang bawa beberapa makanan ke kamar,'' ucap Ares lalu mengambil stok makanan ringan dan makanan berat dari lemari kemudian memasukkannya ke dalam baskom berukuran besar yang sebelumnya ia ambil di rak piring.

''Ayo, Ai!'' seru Ares yang diam menatapnya heran.

''Jangan keluar kamar sebelun Mas pulang, Mas akan kunci pintu dan kamar dari luar. Makanan dan minuman udah Mas bawa.''

Ailen hanya mengangguk pasrah lalu menggendong Ezar dan berjalan mengikuti Ares memasuki kamar.

Ailen mengernyitkan kening bingung melihat Ares yang menggeledah laci miliknya.

Ailen semakin heran kala melihat Ares yang memberinya pistol dan beberapa anak pistol serta pisau lipat.

''Untuk?'' tanya Ailen menaikkan kedua alis matanya lalu melihat besi berbentuk panjang bukat dengan panjang lima cm.

''Pegang ini semua dan simpan di kantong daster kamu untuk jaga-jaga. Dan besi ini adalah tongkat, cukup tekan ujungnya maka akan berubah jadi tongkat.'' jelas Ares.

''Mas harus pergi sekarang!'' ucap Ares lalu mengganti pakaiannya dengan pakaian khusus dan mempersiapkan senjata yang di butuhkannya.

''Pulanglah dengan keadaan baik-baik saja, Mas.'' ucap Ailen.

Ares mengangguk lalu mengecup lama kening Ailen kemudian beralih ke kening Ezar.

''Jaga diri baik-baik, Mas pergi dulu dan inget apa yang Mas bilang tadi jangan buka pintu dan jendela jika ada kegaduhan nantinya.''

o0o

Transmigrasi Istri Polisi (END/Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang