Bab 8: Wali Nikah 2

204 15 6
                                    

"Woy Lunar! Ngapain aja lu, gua telpon daritadi kagak diangkat?" gerutu Halilintar sebal. "Maap, gua lagi kencan sama ayang. Ngapain lagi sih lu?" tanya Lunar, sekretaris Halilintar, dari telepon.

"Gua minta bantuan lu. Sebelum nikah sama calon bini gua, gua mau mastiin dulu apakah dia bener-bener punya wali nikah dari keluarga apa kaga. Sebelum pake wali hakim. Lu 'kan jago IT, pasti itungan jam aja udah tau semuanya. Nama calon bini gua Taufan Sekar Ningrum." pinta Halilintar.

"Bentar, ayang lu siapa? Perasaan lu gak pacaran sama siapa-siapa. Kok gak bilang-bilang, lagian kita bestie dari SMP." selidik Halilintar. "Gua ngegebet anak SMP, cakep dia cuy. Lu kenal Pipizola, 'kan? Yang selebgram itu." kata Lunar. "Buset lu. Gua laporin lu ke polisi juga nih." kekeh Halilintar. "Heh, mana ada. Ntar nungguin dia gede lah, gila apa gua 24 tahun pacaran sama anak umur 14 tahun." kikik Lunar.

"Ya udah, awas aja kalo lu macem-macem ke tuh bocil. Urusin dulu tuh kerjaan, gak usah cinta-cintaan." pesan Halilintar. "Ck, duh iya iya, ampun pak bos. Padahal sendirinya lagi ekhem sama seseorang." kekeh Lunar sebelum menutup sambungan telepon. Emang dasar si Lunar, untung bestie. Kalo bukan, udah dari dulu Hali buang ke got.

"Iya juga. Gua nasehatin si Lunar biar gak pacaran, tapi gua sendiri lagi jatuh cinta. Aish, gimana sih. Padahal gua cuma ngejalanin dare dari Kenzo, tapi kok gua malah sebaper dan seserius ini sih jadinya? Padahal gua susah jatuh cinta, gua luluh aja cuma sama Mimi." lirih Halilintar. "Ah, lupain. Kerjaan gua masih banyak di kantor. Tapi gua nggak enak juga sama Taufan kalau awal nikah malah sibuk kerja, bukannya fokus merhatiin istri. Tuh 'kan pusing sendiri gua." ucap Halilintar pusing tujuh keliling sambil mijetin keningnya.

***

Kluntang klunting kluntang klunting!

"Pasti si Lunar ngespam. Heran dah gua sama anak satu itu. Mau gua buang ke Jonggol tapi kasian." kata Halilintar lagi enak-enak keramas. Untung aja hapenya dibawa masuk ke kamar mandi, jadi Hali bisa bersihin tangan dari shampoo dulu, usapin ke handuk, baru pegang hape.

Mata Halilintar langsung berbinar indah pas tau Lunar lagi ngespam hal-hal tentang diri Taufan. "Nah gini kek, lain kali ngespamnya yang berfaedah. Biasanya aja ngespam meme doang." kekeh Halilintar sambil membukanya satu-persatu.

"Nah, Iki sing tak butuhno! (Ini yang kubutuhkan!)" ucap Halilintar melihat-lihat foto Taufan dengan seorang laki-laki. Bukan bapaknya, bukan juga suaminya, tapi adek seayah. Yap, Narto punya anak tunggal sama Tuti, namanya Raden. Raden itu lumayan baik ke Taufan dan Tiffany, tapi tetep aja jarang ketemu supaya kagak ketauan Narto sama Tuti.

Di chat itu, ada nomor telepon Raden. Tanpa pikir panjang, Hali langsung nelepon si Raden. "Assalamualaikum!" ucap Halilintar. "Waalaikumussalam. Niki sinten nggih? (Ini siapa ya?)" tanya Raden.

"Jadi begini, Den. Saya Halilintar Thunderstrom, panggil aja Hali, calon suami Mbakmu. Kamu mau nggak, jadi wali nikahnya Mbak Taufan?" bujuk Halilintar. "Lho, kok Mbak Taufan nggak bilang ke saya ya kalau dia mau nikah lagi? Tapi okelah, saya tunggu di hari pernikahannya. Dimana dan jam berapa?" tanya Raden lagi.

"Di KUA sekitaran Raci Tengah, Sidayu aja. Nanti saya yang urusi semuanya, mulai dari MUA, Katering, Undangan, dan lain-lain, jadi kamu tenang aja ya. 7 Mei 2026, jam 9 pagi." kata Halilintar. "Oh siap. Besok ya berarti?" tanya Raden memastikan. "Iya. Makasih udah mau jadi wali nikahnya Taufan. Semoga pernikahan kami nantinya sakinah mawadah warahmah. Assalamualaikum." ucap Halilintar, sebelum memutus sambungan telepon.

"Mudah-mudahan Taufan dan Tiffany mau gua ajak pindah ke Surabaya. Kantor gua di Surabaya, nggak mungkin gua tinggal di Sidayu, nanti kejauhan. Lagian, di Surabaya pasti lebih maju, bisa menangani anak berkebutuhan khusus seperti Tiffany. Jadi nantinya Tiffany bisa dilatih sesuai pedomannya." kata Halilintar.

"Lho iya, hampir lupa. Ngabarin Ibu!" kata Halilintar. Akhirnya, Halilintar nelpon Ibunya. "Assalamualaikum, Bu. Ini Hali, besok Hali mau nikah di KUA Raci Tengah ya, jam 9 pagi. Ayah sama Ibu jangan lupa datang." kata Halilintar.

"Lho, kok mendadak, Nak? Kamu ini sama aja ya kayak Mas Solar. Nikah tanpa lamaran, tau-tau langsung akad. Ya udah, nanti Ibu kabari Ayah, istri-istri Ayah yang lain dan saudara-saudaramu. Kalau perlu apa-apa, bilang aja ke Ibu." pesan Lita. "Iya, Bu. Udah ya, Hali mau mandi dulu. Assalamualaikum." tutup Halilintar.

"Jadi nggak sabar, besok udah punya istri. Meskipun sebenarnya cintaku masih untuk Mimi." kekeh Halilintar.

Bersambung.....

.
.
.
.
.

Gak sabar nikahan mereka^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gak sabar nikahan mereka^^

Gara-Gara Ketuker: HALITAU [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang