Bab 23: Dua Titik

202 16 2
                                    

“Jadi, gimana hasilnya Dok?” tanya Solar. “Pak Hali baik-baik saja, Pak. Tidak ada masalah kesehatan apapun. Mungkin beliau hanya kecapekan.” terang dokter yang memeriksa Hali.

“Lah terus lu sakit apa dong? Diperiksa juga kagak ada penyakit. Apa jangan-jangan elu disantet Li?” ceplos Solar. “Lu kalo ngomong kagak pake bismillah! Udah ah, kayaknya gua cuma kecapekan aja! Sekarang kita ke poli kandungan dulu, gua nggak mau bini gua kenapa-napa.” kata Hali sambil menggeplak lengan Solar dengan suara yang renyah. Yang digeplak cuma ketawa pelan.

Di poli kandungan, si dokter lagi ngobrol ringan sama Taufan dan Lita. “Berarti udah dua bulan ini ya Ibu haidnya telat dan cuma flek? Nggak kayak biasanya ya?” Dokter kandungan dengan papan nama Dahlia itu memastikan.

“Iya, itu kira-kira kenapa ya?” tanya Taufan cemas, meskipun udah diperiksa, tapi 'kan belum ditunjukin hasilnya. Dokter Dahlia tersenyum lebar dan matanya berbinar-binar.

“Disini, ada dua titik di rahim Ibu.” jelas Dahlia. Lita yang langsung paham pun senyum-senyum sendiri, teringat saat dia mengandung Halilintar. Bukan dia yang merasakan mual, muntah, ngidam, 4L (lemah, letih, lesu, lunglai), tapi malah Amato yang merasakannya.

“Apa itu artinya, Dok?” Taufan masih aja belum ngeh kalau itu janin. “Selamat, Bu! Ibu dinyatakan hamil, dan bayinya kembar!” ujar Dahlia.

“Alhamdulillah! Yaa Allah! Terima kasih atas anugerah-Mu!” lirih Taufan menangis terharu sambil memeluk erat Lita. “Bu! Ibu! Taufan hamil Bu! Taufan bukan wanita mandul!” ucap Taufan kegirangan.

“Selamat ya Sayang... Terima kasih sudah mengandung cucu Ibu. Ibu harap baik kamu ataupun bayi-bayimu tetap sehat dan semuanya berjalan lancar hingga persalinannya nanti ya!” isak Lita ikut terharu. Lita tahu Taufan diremehkan oleh mantan suaminya dengan alasan mandul, ternyata pemikiran itu terpatahkan dengan kondisi Taufan yang sekarang. Lita juga tahu keluarga Taufan tidak peduli sedikitpun dengan Taufan dan Tiffany setelah perceraian mereka, sehingga ia berusaha keras agar ia bisa menjadi mertua sekaligus ibu untuk Taufan.

“Ibu harap, Hali bisa membahagiakanmu sebagai istrinya dan Ibu dari anak-anaknya. Semoga rumah tangga kalian selalu harmonis dan bertahan hingga akhir hayat.” pesan Lita. “Ah, Mas Hali sangat baik sama saya, Bu. Dia suami sekaligus ayah yang hebat. Saya beruntung bisa menikah dan dicintai dengan hebat oleh Mas Hali. Terima kasih telah melahirkan pria setulus Mas Hali di dunia ini, Bu. Terima kasih juga karena menjadi ibu mertua yang sangat baik untuk saya.” tutur Taufan.

“Jadi, istri saya kenapa, Dok?” tanya Hali yang tiba-tiba nongol entah darimana. “Sabar woi! Lu kira gua kagak capek lari-lari dari poli umum ke poli kandungan!” gerutu Solar yang ngos-ngosan, ya gimana si Hali jalan aja cepet banget apalagi lari. Kadang Solar dan Ice aja bingung, si Hali makan apa sampe kalo ngapa-ngapain bisa secepat kilat gitu.

“Istri Bapak baik-baik saja, begitupun bayi kalian.” kata Dahlia. “B-Bayi?!” ucap Hali tak kuasa menahan tangisan harunya. “Ya, selamat untuk kalian berdua. Bumilnya tolong jaga kesehatan fisik dan mental ya, supaya sehat dan lancar hingga persalinan. Nanti saya kasih rekomendasi vitamin. Untuk suami sekaligus calon ayah diharap tetap siaga menjaga istri dan calon anak-anaknya.” pesan Dahlia panjang lebar.

“Bayinya kembar, Li!” isak Lita terharu. “Alhamdulillah Yaa Allah! Terima kasih Sayang! In Syaa Allah semuanya akan baik-baik saja, kamu cukup mikirin diri kamu dan bayi kita!” lirih Hali, lalu bersujud syukur.

“Wah, Alhamdulillah! Selamat ya Li! Akhirnya si Kenzo punya adek ya, mana kembar lagi!” ucap Solar yang sedang melihat mesin yang menunjukkan dua titik, pertanda adanya janin kembar dalam rahim Taufan.

“Si bumil nggak kenapa-napa, 'kan, Pak? Dijaga baik-baik lho istrinya dan anak-anaknya.” pesan Dahlia. “Iya, Bu. Malah suami saya yang mual, muntah, lemes, ngidam, pokoknya gejala bumilnya ada di dia semua! Saya mah santai-santai aja!” kekeh Taufan.

“Tapi nggak apa-apa deh Sayang, lebih baik aku aja yang ngerasain gejalanya, aku nggak mau kamu kenapa-napa. Lagian ini 'kan demi bayi kita.” ujar Hali dengan tatapan romantis. “Wadaw! Pasutri bucin terdeteksi pemirsa! Saya sih jadi nyamuk aja!” kikik Solar yang bikin satu ruangan jadi ngakak.

Bersambung.....

.
.
.
.
.

Congrats for Halitauuu!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Congrats for Halitauuu!!!

Gara-Gara Ketuker: HALITAU [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang