Bab 17: Bibit Pelakor

148 13 3
                                    

"Ayah! Ibu! Gimana kalau sekarang aja ke toko mainannya? Kenzo udah nggak sabar nih!" potong Kenzo, nggak mau memperpanjang omongan Hali dan Taufan tentang Aryo tadi. "Iii... Ya..." tambah Tiffany yang udah semangat banget mau ke toko mainan.

"Duh, iya, maaf ya, gara-gara om-om nggak jelas tadi kita jadi telat ke toko. Ya udah, ayo masuk mobil!" ujar Hali nggak kalah semangat, sambil bukain pintu mobil ke semua orang.

"Silakan masuk, Tuan Putri." goda Hali sambil kedip-kedip genit ke Taufan. "Dih, modus!" kekeh Taufan mulai ilang malu-malunya. Hali sama Taufan akhirnya ngakak bareng.

"Udah udah, ayo berangkat!" ucap Hali, nyetirin mobil sampe toko mainan tempat tujuan mereka.

***

"Nah, akhirnya nyampeee!!!" ucap Kenzo kesenengan. Dari luar juga kelihatan kalau mobil keluaran terbaru itu masih banyak stoknya. Jadi ya nggak takut kehabisan lah.

"Ayo kita turun, kedua Tuan Putri, Tuan Pangeran!" goda Hali sambil ngelirik Taufan. "Bisa aja nih Tuan Raja." balas Taufan dengan tatapan ngeledek. Semuanya pada ngakak liatin Hali sama Taufan ledek-ledekan.

"Heh, udah udah. Katanya mau turun." seloroh Kenzo. "Iya ini mau turun. Fan, kita seiring sejalan ya." goda Hali lagi. "Iya, seiring sejalan. Mas Hali di Siring, Taufan di jalan!" kekeh Taufan. Seketika Kenzo makin ngakak denger ucapannya Taufan.

(N: kata-kata seiring sejalan, elu di Siring gua di jalan itu terinspirasi dari Adzan dan Puteri Gangster buatan Irene Radjiman di Fizzo ya. Jadi jangan heran kalau sama.)

Akhirnya mereka berempat keluar dari mobil setelah ngakaknya selesai. Kenzo dan Tiffany senyum bahagia, Hali sibuk ganjen dan tebar pesona ke Taufan, dan Taufan yang berusaha nahan ngakak liat kelakuannya Hali.

"Ny, itu boneka-boneka beruang disana ya." jelas Hali. "E-Eh!" ucap Tiffany sambil ngangguk-ngangguk, langsung lari bersemangat ke stan boneka. Begitupun Kenzo yang langsung ngeluyur ke stan mobil-mobilan, sambil merenungi hidup. Sekalian milih-milih mobil. Mungkin dia merenungnya, "ini duit bapak gua kok gak abis-abis ya?" ya Author aja bingung kenapa duitnya Hali kagak abis-abis, coba aja Hali nyata pasti Author udah pinjem seratus :v.

Tiba-tiba, ada seorang wanita yang ada di stan mobil-mobilan, ngedeketin Kenzo. "Sayang, kamu kesini sama Ayah kamu lagi, 'kan?" ucap wanita itu sok ramah. "Nggak usah deket-deket Ayah, Ayah udah punya istri." sinis Kenzo sambil melontarkan tatapan bombastic side eyes ke wanita itu.

"Masih aja ngehalu ya kalau Bunda kamu masih hidup. Kadang Aunty Nana tuh kasihan kalau lihat Ayahmu masih belum move on dari Bunda kamu, padahal beliau udah meninggal dunia. Apa salahnya cari istri baru? Aunty Nana siap kok jadi Bunda tiri kamu." kekeh Nana. "Nggak usah berharap ya! Kenzo nggak sudi punya Bunda tiri kayak Aunty. Aunty cukup jadi tantenya Kenzo aja, jangan kira Aunty bisa gantiin posisi Bunda di hati Ayah!" ketus Kenzo.

(N: FYI, Nana itu adeknya Mimi, tapi cuma adek angkat. Saat itu, Nana adalah anak terpintar di panti asuhannya, jadi orangtua Mimi terketuk hatinya untuk mengadopsi Nana. Ya meskipun sifatnya Nana kayak begitu, berbanding terbalik dengan prestasinya yang luar biasa. Selain itu, Nana juga sempat dekat dengan Hali karena ikut Olimpiade Matematika hingga Tingkat Nasional bersama-sama dan Hali menjadi ketua OSIS saat SMA sedangkan Nana wakil ketua OSIS. Nana memang ngincer Hali sejak dulu, tapi apalah daya Mimi yang ketua rohis lah pemenangnya).

"Mungkin sekarang belum, Kenzo. Tapi apa salahnya jika Aunty mencoba sampai Ayahmu luluh? Lagian biasanya ada kok laki-laki yang istrinya meninggal dunia, lalu menikah dengan adek istrinya yang masih hidup." kekeh Nana. "Kenzo bilang nggak mau ya nggak mau, Ayah lebih sayang sama Kenzo daripada Aunty Nana." judes Kenzo.

"Udah belum milih-milihnya, Kenzo?" tanya Hali yang penasaran kenapa Kenzo lama banget milihnya, dan nyamperin Kenzo. "Belum, Yah! Kenzo digangguin ulet bulu!" gerutu Kenzo sambil nunjuk-nunjuk ke arah Nana.

Hali menatap sinis ke Nana. "Udah saya bilang, kamu jangan gangguin saya dan anak saya! Yang saya cintai itu kakakmu, bukan kamu!" judes Hali. "Saya juga sudah punya istri baru. Kamu itu bukan siapa-siapa." sambung Hali.

"Cih, aku nggak peduli. Kutunggu dudamu, Mas Hali!" cibir Nana. "Apa katamu? Coba ulangi sekali lagi! Berani sekali kamu bilang kayak gitu ke saya, nggak mungkin kita akan bertengkar di toko mainan ini sekarang juga, 'kan?!" bentak Hali mulai tersulut lagi emosinya.

Bersambung.....

.
.
.
.
.

Segini dulu, ntar gw lanjut di perjalanan dh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Segini dulu, ntar gw lanjut di perjalanan dh. Semoga aja selamat dan lancar sampe tujuan.

Gara-Gara Ketuker: HALITAU [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang