Bab 11: Surabaya

237 18 4
                                    

Mansion Halilintar Thunderstrom Bratadikara.

“Pak, ini Tuan Halilintar, Nyonya Taufan, dan Nyonya Lita. Di belakang kami ada Tuan Amato, Nyonya Hanum, Nyonya Desi, Tuan Solar, Tuan Ice, Nyonya Thorn, dan Tuan Muda Fumio. Tolong dibuka pintu gerbangnya.” perintah Lita dengan sopan. Ya iyalah nyampe duluan, 'kan Lita jagonya ngebut, mwehehe. “Inggih! Mangga! (Iya! Silakan!)” jawab seorang lelaki yang merupakan satpam mansion Halilintar dengan ramah. Di dada kirinya, ada titel bertuliskan Bejo Supriyanto. Bejo membukakan pintu gerbang mansion Halilintar.

Lho? Katanya pekerja kantoran biasa, tapi kok rumahnya aja kayak istana begini ya? Apa emang semua orang-orang di kota itu semiskin-miskinnya mereka masih tergolong kaya di mata orang desa? Atau emang pekerja kantoran itu gajinya gede banget ya?” batin Taufan terheran-heran memandangi mansion Halilintar yang begitu besar dan mewah. Rasanya seperti Cinderella yang mau masuk ke istana untuk mengikuti pesta dansa. Eak. Bedanya yang ini 'Cinderella' nya berhijab, dan 'pangeran'nya sudah menikahi 'sang Cinderella'.

Lita memarkirkan mobil di garasi, lalu masuk ke mansion Halilintar. “Taufan, ini rumah kita. Semoga kamu betah ya tinggal disini, aku janji kok bakalan jadi suami yang baik buat kamu.” tutur Halilintar lembut sambil mengusap-usap kepala Taufan. “Makasih, Li. Aku juga bakalan berusaha jadi istri terbaik buat kamu.” ucap Taufan tersenyum kecil sambil bergelayut manja di lengan Halilintar.

Nggak lama kemudian, mobil Amato-Hanum dan Desi terparkir juga di garasi Halilintar. Ternyata oh ternyata, Tiffany dan Kenzo ngikut di mobilnya Desi dan Ice. “Ayah! Ibu!” panggil Kenzo sambil berlari menghampiri Halilintar kegirangan. “Eh, hati-hati!” kata Taufan, dengan sigap Halilintar langsung meluk Kenzo biar nggak jatuh.

“Maaf Mas, tadi Kenzo ngikut di mobil gua sama Bunda, maunya mabar ML sama gua. Hehehe.” kekeh Ice. “Ckckck, pantesan. Yaudahlah, yang penting jangan ajari Kenzo ngomong kasar.” kata Halilintar. “Hahaha aman kok. Dia udah jago mainnya. Pushrank bentar udah Legend.” balas Ice.

“Udah dulu ya Nak Hali. Jaga Taufan baik-baik disini. Kami mau pamit.” pesan Hanum dengan lembut. “Iya Mak. Nggak mampir dulu ini?” tanya Halilintar. “Kalau Ayah sama Ibu, nggak bisa Lin. Kamu kirim aja data-data yang udah kamu dapat dari butik temanmu itu, nanti Ayah sama Ibu diskusikan dengan para investor pas meeting. Kalau Mak, katanya mau makan siang bareng klien-nya, ada yang mau kerjasama bareng restoran Mak. Nah, kalau Bunda, mau jenguk tetangga yang lagi sakit. Maaf kami nggak bisa bantu-bantu secara maksimal, yang penting semoga pernikahan kalian diberkahi oleh Allah.” ucap Amato.

“Aamiin... Terimakasih doanya.” jawab Halilintar dan Taufan barengan. “Eh?” ucap Halilintar dan Taufan barengan lagi, kali ini sambil tatap-tatapan pula. Solar dan Ice seketika senyum-senyum sendiri. “CIEEEE UHUYYY!!! UHUK EKHEM KESELEK METEOR!” ledek Ice. “Dunia berasa milik berdua, yang lain cuma ngontrak!” tambah Solar.

Amato dan Hanum cuma bisa tepok jidat, Desi geleng-geleng kepala sambil tahan ngakak, Lita ikutan ngeledek. “Yuhuuu!!! Pengantin baru!!! Kok bisa sih Taufan mau sama modelan kayak kamu Nak? Mudah-mudahan dia nggak nyesel ya.” kekeh Lita, yang bahkan lebih parah daripada ledekannya Solar dan Ice.

“Parah! Anak sendiri dinistain! Aku terbullyh~” rengek Halilintar pada Taufan. Taufan jadi salah tingkah, dan ngelus-elus kepalanya Hali buat nenangin, soalnya dia pas nenangin anak-anak kayak gitu.

Pipi Hali langsung merah merona. “E-Eh?” gumam Halilintar malu-malu. “Jiakh, gledek salting sodara-sodara! Halitau semakin di depan! Gaspol Mbak Taufan!” kata Thorn manas-manasin. Emang begini nih, kelamaan gaul sama Solar. Jadinya sifat ketularan juga.

Pipi Taufan ikut memerah dan memanas. “H-Hah? Nggak kok, Hali nggak salting.” elak Taufan. “Hahaha, akuilah saja pengantin baru. Gelora jiwa muda kalian aktif lagi.” kekeh Amato.

Akhirnya, satu-persatu meninggalkan Halilintar, Taufan, Kenzo, dan Tiffany. Halilintar sebenarnya memang terlalu malu untuk ngaku salting. Apalagi ngaku suka. Awokaowkwok.

“Kak Tiffany, sini yuk! Kenzo punya mainan banyak lho di dalam rumah!” ajak Kenzo. Tiffany ikut Kenzo main di kamarnya. Sekarang tinggal Halilintar dan Taufan di depan pintu mansion.

“...Dek?”
Nopo toh Mas? (Kenapa Mas?)”
Aku tresna kowe. (Aku cinta kamu).”

Bersambung.....

.
.
.
.
.

Taufan yang digombalin, gw yang salting :v

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taufan yang digombalin, gw yang salting :v

Gara-Gara Ketuker: HALITAU [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang