4. The Shinning of The Pearl

635 77 4
                                    

Boo Seungkwan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Boo Seungkwan

---


"Namaku Seungkwan"

Chan sebetulnya tidak peduli. Tapi kalau dipikirkan lagi, Chan butuh banyak informasi soal hantu. Jadi, Chan membawa Seungkwan ke tempat yang Chan percayai. Chan mengayuh sepedanya cepat-cepat. Tujuannya adalah toko kelontong milik teman Ayahnya. Toko kelontong Paman Song. Tempat itu sering jadi pelarian Chan kalau dirumah tidak ada siapa-siapa. Sewaktu kecil, kalau pulang sekolah Chan sering dititip di sini menunggu pekerjaan Ayah selesai.

Toko itu strategis, dekat dengan sekolah dari jenjang Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Perkantoran dan Rumah Sakit. Tokonya menjual berbagai kebutuhan rumah tangga dasar dan banyak kebutuhan sekolah dan alat tulis kantor. Chan sering membantu berjualan, tapi nampaknya Paman Song beberapa tahun kebelakang sudah memperkerjakan pekerja paruh waktu yang kerjanya tentu saja lebih efisien dari Chan.

Toko itu punya satu kamar kecil di belakang dengan halaman luas. Paman Song sengaja mengosongkannya kalau-kalau Chan mau bermain di sana. Dan itu adalah tempat teraman. Jam pulang sekolah toko selalu padat, Paman Song tidak akan ada waktu mengobrol dengannya dan biasanya Chan diminta tidur siang. Jadi, ketika sampai di toko, Chan memarkirkan sepedanya di samping toko. Menyapa Paman Song dan si pekerja paruh waktu yang Chan lupa siapa namanya.

"Ayahmu kerja lagi, Chan-ie?"

Chan mengangguk. "Aku mau menunggu sampai sore, bolehkan?"

"Pakai saja, kuncinya ada di pot. Kalau lapar masuklah kerumah, Bibi sedang memasak tangsuyuk"

Chan mengucapkan terimakasih dan buru-buru menuju kamar kosong itu. Mengambil kunci di pot tanaman lidah mertua dan membukanya terburu. Kamarnya terawat karena bibi selalu membersihkannya. Chan menutup pintu dan memasang slot kunci agar tidak ada yang mengganggu. Lebih tepatnya, tidak ada yang menganggapnya aneh, misal ia kepergok sedang mengobrol dengan 'hantu'.

Kamar itu cukup luas. Namun tidak ada banyak barang. Di dinding tertempel beberapa foto dan gambar-gambar hasil karya Chan semasa kecil. Atau kerajinan tangan yang ia buat bersama Paman Song. Chan duduk di kursi rotan dekat meja belajar yang sering ia gunakan mengerjakan pekerjaan rumah atau sekedar belajar.

"Wah kau tampan sekali saat kecil"

Chan sedikit terkejut mendapati Seungkwan tiba-tiba ada di sampingnya. Cukup tidak terbiasa karena Seungkwan mirip Sir Joshua. Tidak ada rasa dingin seperti Vernon yang bisa memberi aba-aba dan sinyal kedatangan. Mungkin karena keduanya hantu lama.

Chan dibuat takjub ketika si hantu berseragam sekolah itu membuka jendela dan duduk di daunnya. Sir Joshua bisa menyentuhnya, Vernon tidak. Chan mengambil jurnal miliknya di dalam tas dan mulai mencatat sesuatu. Tadi di toilet sekolah, Seungkwan sudah setuju kalau mereka akan saling bantu. Chan akan pindah dari bangku paling belakang dekat jendela, dan Seungkwan akan memberikan informasi.

Dino and The Twelve ShadowsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang