Chan sekarang berada di satu rumah sakit besar di Incheon. Tadi pagi Paman Minkyu memberi alamat seorang veteran perang bernama Vosbein yang Chan cari untuk artikelnya. Sir Joshua di sampingnya tampak sedikit gelisah. Mungkin karena ini hari terakhir dari 40 hari yang ia punya.
"Kau pasti bisa melakukannya"
Sir Joshua mengangguk. Keduanya akhirnya melangkah menuju resepsionis. Menanyakan ruangan keluarga Vosbein dan menunjukkan kartu pelajar milik Chan. Paman Minkyu sudah menghubungi pihak keluarga Vosbein dan bilang kalau akan ada kunjungan untuk tugas sekolah. Dan keluarga mereka setuju untuk bekerja sama.
Ruang inap itu ada di lantai tiga. Terlihat seperti ruang inap yang ada di drama-drama. Ada sekitar delapan bangsal. Chan masuk kemudian memberi salam. Orang-orang di dalam sana melihatnya dengan rasa ingin tahu.
"Mencari siapa?"
Seorang wanita tua yang mengurusi seorang laki-laki paruh baya menanyainya dengan senyum. "Aku mencari Tuan Alexander Vosbein"
Perempuan itu kemudian memanggil seseorang dari bangsal terakhir. Dekat jendela. Seorang wanita muda mungkin seusia Ryeoun atau lebih tua. Rambutnya dikuncir kuda, dengan kaos putih kebesaran. Tampak sangat kelelahan.
Beberapa wanita tua lain menyapa Chan. Menanyakan ini itu. Chan menanggapinya dengan senang hati. Sir Joshua yang melihatnya ikut senang. Entahlah apa yang menakjubkan dari anak di depannya. Tapi Chan seolah menarik banyak orang ketika ia berbicara dengan mereka. Sayangnya, Lee Chan jarang berbincang.
"Mari berbicara di luar"
Perempuan itu tersenyum. Berpamitan pada orang-orang di dalam dan menuntun Chan keluar. Dari dekat, perempuan itu tampak tak seperti Sir Joshua. Mungkin karena kerabat jauh. Malah, perempuan itu sedikit mirip Vernon.
"Bagaimana kau tahu tentang Kakekku?"
Keduanya duduk di kursi tunggu rumah sakit. Chan kemudian mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Sebuah potongan koran yang kemudian ia berikan pada perempuan itu.
"Aku menemukan artikel yang memuat wawancara dengan Tuan Vosbein. Tapi tidak cukup informasi untuk tugas sekolahku. Lagipula, aku juga harus mendapat informasi asli"
Perempuan itu mengangguk mengerti. Memperhatikan potongan koran itu dengan seksama. Judulnya cukup sering ia dengar ketika kecil. "Seorang Veteran Perang Korea dari Belanda; Menetap dan Berjuang Hingga Akhir". Mungkin ada beberapa artikel juga diluaran sana yang membahas ini, tapi jelas isinya sama.
Seorang prajurit dari Belanda, dibawah kepemimpinan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengabdikan diri pada Korea sepenuhnya. Ia bahkan sudah cukup hafal semua kata dan penulis artikel itu.
"Jadi apa yang ingin kau ketahui?"
Chan mengusap tengkuknya, sedikit canggung. "Aku belum memperkenalkan diriku.."
Perempuan di sampingnya tampak terkejut. Tertawa kecil menyadari kesalahan yang ia perbuat. Mau tak mau Chan juga ikut tersenyum. Tawa perempuan itu renyah dan menyenangkan.
"Ah maafkan aku," Perempuan itu menyodorkan tangannya untuk ia jabat. Chan menerimanya.
"Namaku Georgia. Georgia Hong"
---
Sir Joshua tepatnya punya tiga orang putera dan dua orang puteri. Satu menikah dengan seorang baron bernama Vosbein. Orang yang ada di depannya ini entah keturunan puterinya yang keberapa. Tapi jelas sudah sedikit jauh sebab cucu lelaki itu bahkan tak mirip wajah puterinya yang ia ingat.
Sir Joshua kini berada di Alam Mimpi. Jauh dari bayangannya, ia kira akan terlempar ke medan perang. Namun, ternyata hanya sebuah ruangan. Di depannya ada beberapa orang dengan seragam militer entah sedang mendebatkan apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dino and The Twelve Shadows
FantasyLee Chan terjebak dengan urusan 12 hantu yang mengikutinya semenjak ia kembali dari Belanda. Bayangkan, 12 hantu. Semuanya kini tinggal di rumah Chan dan mengganggunya setiap hari. Chan frustrasi!!!