13. The Fugacious Dream II

355 60 26
                                    

Sir Joshua pernah mendikte beberapa informasi soal ilmu kehantuan. Chan sering menulisnya di buku catatan yang pernah ia juduli 'Bayang-Bayang' dan ia kerjakan pertama kali dengan Seungkwan.

Jadi malam ini, dengan takut-takut Chan membuka lagi buku itu. Membaca poin-poin yang tertulis sampai pada satu pelajaran. Hantu dengan asap hitam. Ketika hantu menghilang, entah untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain atau untuk sekedar hilang, mereka akan perlahan berubah menjadi seperti asap.

Hanya ada dua jenis. Yang pertama adalah asap putih. Bisa dibilang, ini hanya berlaku pada hantu-hantu biasa. Yang bergentayangan di dunia ini hanya bermodalkan penasaran. Semakin tipis dan tidak terlihat asapnya, maka semakin hantu itu tidak punya intensi apapun untuk menyakiti manusia.

Yang kedua tentunya asap hitam. Cara mereka menghilang selalu spontan dan meninggalkan asap hitam yang lebih pekat dan solid. Biasanya ada dua kemungkinan, hantu itu adalah hantu pendendam atau yang kedua, hantu itu adalah roh jahat. Chan melirik satu catatan kaki yang ditinggalkan Seokmin.

Ada banyak jenis hantu, tapi hierarki hantu yang diketahui Seokmin di bedakan dari paling bawah yakni, hantu hewan, hantu biasa, hantu pendendam, hantu yang dihukum, dan hantu yang menjadi roh jahat. Roh dan hantu sepenuhnya berbeda. Hantu masih dalam pantauan Sang Pencabut Nyawa sementara roh bertindak atas kemauan mereka sendiri yang disetir rasa balas dendam dan kebencian yang kuat.

Meskipun tentu ada roh baik, tapi sejauh ini, hantu yang berubah menjadi roh baik hanya terjadi pada hewan.

Alasan hantu menjadi roh jahat biasanya karena jiwa mereka dikurung. Manusia yang mati, akan dituntun oleh Sang Pencabut Nyawa. Roh jahat bisa berasal dari mereka yang tersesat dan mereka yang pembunuhannya dimaksudkan.

"Seperti tumbal"

Chan menutup catatannya. Sekarang catatan itu baru terasa menyeramkan. Saat mencatatnya ia hanya bisa bergidik ngeri, kini karena ia berhadapan langsung dengan mereka Chan bisa merasakan kengerian itu sampai tulangnya.

Chan mengembuskan nafas panjang. Hantu-hantu yang sering berada di sekitarnya tidak muncul juga. Ia belum diberitahu bagaimana cara memanggil mereka. Chan yakin ia melakukan sesuatu ketika di rumah sakit yang membuat mereka menjauh.

Ia jelas tidak ingat apapun. Ketika bangun, hari sudah hampir pagi dan Ayah sudah bangun. Tampak kelelahan karena sepertinya begadang semalaman.

"Aku pasti melakukan kesalahan"

Chan membenturkan kepalanya beberapa kali ke meja belajarnya. Mencoba membuat kepalanya berpikir akan kesalahan apa yang ia perbuat. Chan ingat tak pernah melakukan apapun yang sekiranya akan menyinggung.

Di benturan kesekian, Chan merasakan sesuatu menahan dahinya. Dingin dan empuk. Chan menoleh. Berjengit kanget di detik berikutnya ketika menyadari itu adalah Vernon. Chan refleks menggeser kursinya menjauh. Dihadiahi kernyitan bingung dari si hantu.

Tidak. Hantu ini bukan Vernon.

Chan menelan ludahnya kasar. Membasahi bibirnya yang kini terasa kering. Chan menutup matanya. Menghitung sampai dua belas. Vernon yang asli akan menghilang begitu matanya terbuka. Sama seperti pertemuan mereka di Belanda.

Pelan-pelan Chan membuka matanya. Menahan nafasnya ketika Vernon masih ada di hadapannya. Menjulang tinggi masih dengan wajahnya yang bingung. Tak bergeser sedikitpun.

Dino and The Twelve ShadowsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang