Sudah hampir seminggu Seungkwan tidak muncul di manapun. Dikelas pun tidak ada. Padahal Lee Chan ingin menunjukkan foto itu. Hari ini libur tapi Chan ada latihan futsal. Sekolah tampak sepi. Chan menyusuri koridor kelas 3 untuk mencapai lapangan terbuka.
"Lee Chan-sunbae"
Chan berbalik mendapati seseorang dengan rambut pendek sedikit coklat menghampirinya. Membawa serta sebuah gitar yang dibalut tas hitam dengan gantungan rubah lucu yang bergoyang-goyang mengikuti pergerakan anak itu.
"Junhan"
Han Hyeongjun atau lebih sering dipanggil Junhan itu menyapanya kemudian mengajak Chan untuk pergi ke lapangan bersama. Junhan setahun lebih muda dari dirinya. Mereka saling kenal karena berada di satu klub. Kemudian menjadi sering saling menyapa sejak Chan membantu dirinya memperbaiki gitar miliknya.
Junhan adalah anak dari musisi terkenal. Meski keberadaannya tidak diungkapkan ke publik beberapa orang tetap sering mengganggunya. Mungkin karena terbiasa dengan Ryeoun dan diberi wejangan bagaimana menghadapi ketenaran, Chan sering terlibat dan membantu Junhan kalau kesulitan dengan penggemar Ayahnya.
Junhan jadi sedikit menempel padanya.
Tidak masalah sebetulnya, toh, Chan juga tidak punya teman. Junhan sering dijauhi karena kepribadiannya yang pendiam dan cenderung mengisolasi diri. Situasinya dengan Junhan sebenarnya mirip figuran di novel-novel sekolahan. Pemeran yang suka di rudung untuk menonjolkan kebaikan pemeran utama.
"Kau kabur latihan band lagi?"
"Ya"
Chan hanya tersenyum saja, Junhan sudah biasa begitu. Chan juga tidak mau berbicara apapun untuk sekedar mengomentari. Keduanya sampai di lapangan terbuka. Chan sedikit terkejut mendapati Seungkwan duduk di tribun. Seperti tengah mengobrol dengan seseorang atau banyak orang. Di lapangan lebih ramai lagi. Tim basket sekolah nampaknya sedang ikut berkumpul.
Chan mengernyit karena tidak biasanya seramai ini. Junhan di sampingnya tampak ikut kebingungan. Memang terkadang keduanya punya jadwal yang sama, tapi tim basket selalu memakai lapangan di dalam gedung. Saat keduanya sampai, keduanya dikejutkan oleh kapten tim basket yang tengah meninju seseorang.
"Gunil-hyung"
Junhan melepas tas gitarnya dan memberikannya pada Chan dengan terburu. Itu Goo Gunil, kapten tim basket yang tempo hari Chan puji permainannya. Seangkatan dengan Chan. Dia ramah dan disukai guru. Tidak tahu ada sisi ini juga. Seseorang dari tim basket menyeret Gunil ketika Junhan dengan tergesa menghampiri si korban.
"Ku dengar Goo Gunil berkencan dengan Junhan"
Chan terkejut dengan kemunculan Seungkwan yang kini ada di sisinya. Di hadapannya kini Junhan tengah membantu seseorang yang habis babak belur itu. Chan dengan sigap membantu juga setelah ia menyampirkan tas gitar Junhan di bahunya. Sedikit meringis melihat betapa habisnya wajah teman Junhan.
Oh Seungmin.
Chan membaca bordiran nama di dadanya. Ah, Seungmin teman Junhan di band seingatnya. Goo Gunil menghampiri keduanya. Seungkwan maju dan berlindung di punggung Chan. Sedikit kepo juga. Dia sudah memperhatikan perkelahian ini dari tadi.
"Lepaskan si bajingan ini, Hyeongjun"
Junhan tampak tak bergeming. Chan yang melihatnya jadi tidak tega. Ia kemudian mencoba mengambil alih Seungmin namun Junhan menggenggamnya erat sekali.
"Tidak mau sebelum kau minta maaf sekarang pada Seungmin"
Junhan kini tampak serius dan Gunil malah terlihat semakin marah. Melihat kerumunan yang semakin ingin tahu, Gunil kemudian menarik tangan Junhan menjauh. Sedikit membuat Chan limbung karena tubuh Seungmin yang kemudian sepenuhnya bersandar padanya. Beberapa anggota futsal kemudian membantunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dino and The Twelve Shadows
FantasyLee Chan terjebak dengan urusan 12 hantu yang mengikutinya semenjak ia kembali dari Belanda. Bayangkan, 12 hantu. Semuanya kini tinggal di rumah Chan dan mengganggunya setiap hari. Chan frustrasi!!!