General Kiraz Pasa (Yoon Seungcheol)
Barak Ankara, 24 Desember 1950
---Chan tidak tahu kalau Kakek dari Ibunya bisa se-nyentrik ini. Maksudnya, Chan terakhir tahu kalau beliau sudah pensiun. Jabatan terakhirnya adalah menjadi walikota Seoul periode 2018. Kemudian hanya sesekali aktif di partai. Hanya sampai disana. Lagipula, ia sudah punya banyak uang. Belum lagi perusahaan keluarga yang menjamur.
Hari ini Kakeknya itu duduk di podium aula besar sekolahnya dengan rambut sedikit panjang dan jas yang Chan tahu harganya mungkin bisa dipakai membeli satu unit apartement di sekitar Universitas Nasional Seoul. Chan gugup sendiri padahal bukan dirinya yang jadi pembicara.
Seungkwan dan Seokmin ada di samping kiri kanannya. Berbisik-bisik tepat di depan wajah Chan. Hari ini ada beberapa seminar soal jenjang karir masa depan. Semacam memberi gambaran umum pada siswa-siswa di tahun terakhirnya untuk menentukan langkah mereka selanjutnya.
"Aku tidak percaya itu Kakekmu, Chan"
"Kau pikir aku percaya?"
Untunglah Chan memilih duduk di bangku ujung. Gelap, pojok dan sendirian. Jadi orang-orang tidak akan terlalu memperhatikan. Kakeknya memang betulan terlihat hebat bahkan dari jauh begini. Caranya berbicara terkesan santai namun tegas dan membuat orang memperhatikannya tanpa berkedip. Bahkan Seungkwan saja sampai menutup mulutnya rapat saking fokusnya.
Terakhir kali Chan bertemu dengan Kakeknya mungkin saat dirinya duduk di kelas dua Pendidikan Menengah Pertama. Saat itu Chan sakit keras dan keluarganya banyak yang menjeguk. Salah satunya adalah Kakek dan Neneknya dari pihak Ibu. Setelahnya Chan hanya tahu kabar mereka dari Ayah atau dari berita karena bersamaan dengan itu pula Ibu Chan mulai bepergian.
Penghubung antara Chan dan keluarga Ibu hanyalah Ibu sendiri. Jadi wajar kalau tidak akrab. ketika media yang menyalurkan keduanya pun tidak ada.
"Aku jadi ingin melihat Ibumu"
Chan tersenyum tipis, "Foto Ibuku banyak di pajang dirumah padahal"
"Eyy biasanya seseorang terlihat berbeda dengan fotonya" Chan diam saja tak menanggapi Seokmin. Memfokuskan diri lagi pada materi yang dibawakan Kakeknya.
Menulis beberapa hal yang dikira penting. Pikirnya, Ayah menggelontorkan dana yang tidak sedikit agar Chan mendapatkan fasilitas terbaik dan akan sangat sia-sia kalau ia melewatkan.
Pembicaraan itu mulai menyangkut terkait karir sang Kakek dari awal berpolitik hingga sekarang. Penampilan modisnya yang dinilai mencoba menggaet kaum muda, sampai hobi apa yang sedang di gandrungi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dino and The Twelve Shadows
FantasyLee Chan terjebak dengan urusan 12 hantu yang mengikutinya semenjak ia kembali dari Belanda. Bayangkan, 12 hantu. Semuanya kini tinggal di rumah Chan dan mengganggunya setiap hari. Chan frustrasi!!!