2. The Funerals Dutchman

1K 99 8
                                    

Sir Johannes (Joshua)April 28, -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sir Johannes (Joshua)
April 28, -

---

Hari ketiga di Belanda dan Chan belum kemana-mana selain mengitari seisi hotel dan sarapan di cafe terdekat. Makan siang di resto atau melewatkannya sebab malas mencari. Ayah masih harus mengurus beberapa pekerjaan di Belanda. Hari ini Chan diajak berkunjung ke Ibu Kota; Amsterdam.

Chan menimbang beberapa saat sampai pada keputusan final bahwa Chan tidak akan ikut ayah. Chan memilih menjelajahi Haarlem sendirian. Lagipula, jarak dari Haarlem ke Amsterdam lumayan dekat. 13 menit kalau menggunakan kereta. Jadi kalau sewaktu-waktu Chan mau menyusul atau bosan, Chan bisa naik kereta sendiri.

Belanda bukan wilayah asing buat Chan.

Chan beberapa kali mengunjungi Haarlem. Sebagai kotamadya yang terkenal dengan seni, dan fakta bahwa kedua orang tuanya juga pecinta seni, Haarlem jadi tempat pelarian keluarga ini sejak dulu. Meski seni yang ditawarkan kota ini tidak seterkenal kota-kota Italia, Haarlem tetap jadi kesukaan orang tua Chan. Yang kemudian menurun pada Chan sendiri.

Terkait Belanda, sudah dari sejak memutuskan untuk membantu si hantu Belanda itu, Chan jadi sedikit terganggu. Di kota ini pasti tidak hanya lelaki itu yang hantu, tapi banyak. Dan kemungkinan besar orang-orang yang Chan temui adalah hantu. Entitas lain. Chan sedikit meringis kalau mengingat buah hasil pemikirannya. Tapi, Chan juga sudah jarang melihat Vernon.  Entahlah kemana hantu itu.

Terakhir kali Chan lihat, hantu Belanda itu berjalan di trotoar dekat hotel dan menghilang sampai hari ini. Berarti, hampir seharian hantu itu tidak mengganggu Chan.

Chan merenung di balkon kamar hotelnya. Sebetulnya, kegilaan apa yang ia lakukan saat ini. Percaya kalau dirinya bisa melihat hantu, mengobrol dengan hantu, sedikit tidak masuk akal. Apa karena hantunya tampan jadi Chan maklum saja? Tapi Chan kira, itu bukan alasannya. Chan sudah banyak berinteraksi dengan pria tampan, gadis cantik, tapi tidak pernah tertarik mengurusi urusan mereka. Bahkan keinginan untuk terlibat pun tidak ada. Jadi pasti bukan karena visual.

Terkait kemunculan Vernon juga perlu dipertanyakan. Hantu itu muncul di pemakamannya sendiri dan menatap Chan lama sebelum hantu itu menghilang dalam sekejap. Ini sedikit membingungkan Chan. Beberapa film horror menampakkan hantu yang mengerikan, yang bisa meneror pemeran utamanya dengan kedatangannya yang mengejutkan bahkan untuk seisi penonton bioskop. Bukan datang, lalu hilang lagi, lalu mengobrol dengan Chan, kemudian hilang lagi.

Si Vernon ini kelihatan tidak niat jadi hantu.

Chan ingin bertanya pada ayah perihal kehidupan Vernon sebelum sekarang jadi bayangan yang 'antara ada dan tiada'. Tapi Chan enggan. Sebetulnya Chan tahu ayahnya khawatir. Maksudnya, anak semata wayangnya keluar dari kamar mandi hotel dan berteriak kalau ia bisa melihat hantu. Lebih parah lagi hantu itu adalah anak teman semasa kuliahnya. Apalagi dengan luka disekujur tubuh yang tidak wajar.

Dino and The Twelve ShadowsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang