Jeon Wonwoo
Seoul National University, 2020.
---"Dino-ya"
Chan mengernyit. Pandangannya masih gelap, namun dapat ia rasakan guncangan di bahunya. Jadi, pelan-pelan Chan berusaha membuka kelopak matanya.
"Dino-ya, bangunlah"
Pertama cahaya hangat masuk ke sela-sela matanya. Selanjutnya gambar kabur. Kemudian di beberapa kerjapan semuanya terlihat jelas. Hal pertama yang menyambutnya adalah cahaya api dari lilin. Kemudian kue yang dipegang oleh seseorang.
Chan tersenyum ketika menyadari orang yang memegang kue itu adalah Ayah. Ah, ini sudah hari ulang tahunnya kah?
"Selamat ulang tahun, Dino-ya"
Ayah tersenyum dan membantu Chan bangun dengan satu tangan. Duduk bersisian dengan putranya yang baru bertambah usia. Chan terkekeh geli melihat kue itu berbentuk sangat mengerikan. Hampir tidak tahu berbentuk apa.
Ayah menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Ayah menghiasnya," Lelaki paruh baya itu menunjuk lingkaran yang sepertinya berbentuk kacamata. "Ini berang-berang. Ayah tanya Paman Ryeoun, dia bilang, kau mirip berang-berang"
Chan merengut, "Dia mengejekku"
Ayah hanya tertawa jenaka setelahnya, kemudian meminta Chan meniup lilinnya sebelum habis. Chan menangkupkan kedua tangannya di depan dada, menutup mata untuk memanjatkan harapannya. Memandang lilin itu dengan sendu sebelum benar-benar meniupnya.
Semoga Ibu kembali pada kami.
---
"Tidak bisa, Chan-ah"
Chan merengut. Paman Minkyu di hadapannya menggeleng tak percaya dengan permintaan keponakannya itu. Menghela nafas panjang, sedikit membatin karena menyesal sudah mematik anak itu untuk meminta apapun padanya. Sekarang, ucapannya itu berbalik.
"Kau mau apakan veteran perang ini, hm?"
Chan mengeluarkan buku tugasnya dari ransel. Membuka beberapa lembar sebelum berhenti di tujuannya. Memberikan buku terbuka itu pada sang Paman. Wajahnya masih memberengut lucu membuat Minkyu dengan sukarela menerima buku itu.
"Itu tugas dari guruku, tugas sejarah. Aku harus membuat artikel. Jadi, aku putuskan membuat artikel soal veteran perang"
Minkyu memijat pelipisnya pelan. Anak lelaki di depannya ini benar-benar menyerap perilaku kedua orang tuanya. Minkyu melirik Chan yang masih menatapnya memohon. Ia menghembuskan nafas kasar dan menyimpan buku tugas Chan di meja.
"Oke." Chan tersenyum puas. "Tapi dengan satu syarat"
Mendengar itu, Chan menyamankan duduknya di sofa Paman Minkyu. Sudah jelas kemana arah pembicaraan ini. Sebelum kesini, Chan sudah berbicara dengan para hantu terutama Sir Joshua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dino and The Twelve Shadows
FantasyLee Chan terjebak dengan urusan 12 hantu yang mengikutinya semenjak ia kembali dari Belanda. Bayangkan, 12 hantu. Semuanya kini tinggal di rumah Chan dan mengganggunya setiap hari. Chan frustrasi!!!