CHAPTER 20

196 25 4
                                    

POV: AURORA - HIRO

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

POV: AURORA - HIRO

Aurora masih tersedu di pelukan Hiro hingga membuat sang empu tak tega. Awan yang nampak semakin gelap itu pun akhirnya menyadarkan keduanya.

Aurora melepas pelukan itu. Ia tak berani menatap mata Hiro hingga sang empu menangkup wajah gadis manis itu.

"Ra, apapun yang kita rasain sekarang mungkin bisa aja berubah suatu hari nanti. Kamu udah tau kalo aku menyukaimu, begitu juga sebaliknya. Tapi kalo pun kita saling menyukai, kita tidak akan pernah bisa bersatu Ra..." Tutur kata lembut Hiro membuat Aurora terus saja mengeluarkan air matanya.

Hiro pun perlahan mengusapi aliran air mata Aurora dengan penuh kasih sayang.

"Seharusnya hari ini adalah hari bahagia kita. Tapi kita nggak pernah tau apa yang akan terjadi. Kadang sesuatu yang indah udah direncanain, tapi justru rencana itu bisa nggak berjalan sesuai yang kita harapkan. Ra, kita hanya bisa berharap tapi Allah lah yang menentukan jalan takdir kita. Kalo pun kita nggak bisa bersama atau bahkan nggak berjodoh, Allah pasti sudah menyiapkan jodoh yang terbaik untuk kita masing-masing. Ra, setidaknya kita sama-sama udah tau perasaan satu sama lain. Aku bahagia karena kamu ternyata juga menyukaiku. Meskipun kita nggak bisa jadian, aku janji akan selalu ada buat kamu..." Kata Hiro.

"Sebagai seorang teman," Lanjutnya.

"Sebagai seorang teman," Lanjutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Makasih ya Ro..." Ucap Aurora memilu.

"Udah ya, sekarang jangan sedih lagi heum... Aku nggak mau liat kamu nangis karena hal ini," Tutur Hiro bijak.

"Apa kamu benar-benar yakin kalo kita nggak berjodoh, Ro... Seandainya jodoh bisa pilih sendiri, aku pasti akan milih kamu Hiro... Tapi terkadang juga yang kita dapatkan bisa berbeda dari apa yang kita harapkan sesuai dengan perkataanmu sebelumnya." Batin Aurora sedih.

"Maafin aku Ra... Aku nggak bisa melakukan apapun kalo jalannya udah seperti ini. Aku merasa seperti kita emang nggak bisa bersatu sebagai pasangan. Meskipun begitu, aku akan tetap menjagamu dan menyayangimu sebagai teman terbaikku, Ra..." Batin Hiro.

"Sekarang kita pulang ya, udah malem juga. Takutnya orang tua kamu nyariin..." Kata Hiro dan Aurora pun mengangguk.

Setelahnya, Hiro pun mengantarkan Aurora pulang ke rumahnya.

THE MIRACLE OF AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang