CHAPTER 40

214 19 6
                                    

POV: Rumah Sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

POV: Rumah Sakit

Evelyn dan Aurora kini menemui Claydro yang sudah ada disana, depan ruang ICU.

"Clay, gimana kondisi Drayen?" tanya Evelyn.

"Masih belum tau, dia masih ditangani dokter. Kita tunggu dan berdoa semoga Drayen baik-baik aja," jawab sekaligus pinta Claydro.

Evelyn pun menangis saat itu juga. Ia cemas, berselang beberapa menit kemudian akhirnya dokter keluar.

"Keluarga pasien?" tanya dokter tersebut pada Claydro.

"Iya dok, gimana kondisi sodara saya?" cemas Claydro.

"Pasien kehilangan banyak darah dan mengalami tusukan senjata tajam yang sangat dalam di bagian dadanya. Sementara ini saya masih belum bisa memastikan kondisi pasien karena detak jantungnya yang cenderung abnormal. Denyutnya sangat lemah, pasien butuh penanganan operasi dan donor darah segera. Apa golongan darahmu A?" tanya dokter tersebut.

Claydro, Evelyn, dan Aurora mematung ditempat karena mendengar penjelasan dokter itu. Disisi lain, tidak ada yang memiliki golongan darah A seperti yang dokter bilang.

"Golongan darah saya O, dok," jawab Claydro, lemas.

"Kayaknya dari kita emang nggak ada yang golongan darahnya A. Kenapa nggak coba hubungin keluarga lo aja suruh kesini Clay?" tanya Aurora.

"Nyokap bokap gue lagi ada kerjaan di luar negeri beberapa hari ini Ra, gue udah ngabarin mereka dan barusan mereka juga bilang kalo mereka bahkan baru sampai di US," kata Claydro.

"Ya Tuhan, terus apa yang harus kita lakukan sekarang?" bingung Aurora.

"Ra, gue mau coba masuk ke pikirannya Drayen. Lo sama Claydro tolong alihin perhatian dokternya dulu ya ..." bisik Evelyn pada Aurora.

"Oke," jawab Aurora.

Lantas, Aurora kini berbisik pada Claydro untuk membuat dokter itu terhipnotis beberapa saat. Sedangkan Aurora yang akan mengawasi sekitar agar kekuatan mereka tidak ketahuan. Aurora menggunakan kekuatannya dengan menghentikan waktu sejenak.

Evelyn memejamkan matanya erat, berfokus memasuki pikiran Drayen sekuat tenaga. Evelyn tau bahwa memasuki pikiran seseorang yang tidak dalam kondisi sadar jauh lebih sulit. Namun Evelyn tidak menyerah.

Setelah berhasil menembus pikiran Drayen, Evelyn hanya melihat kegelapan saja dimana-mana.

"Sayang kamu dimana?" gumam Evelyn seraya mencari keberadaan Drayen.

Tidak lama kemudian, ia menemukan Drayen disana. Namun ada yang berbeda, kondisi Drayen sangat kacau. Wajahnya pucat pasi, bajunya penuh bercak darah yang tak karuan.

"Sayang ..." cemas Evelyn, ia menangis sesak melihat kondisi kekasihnya.

Drayen tidak bicara, ia hanya diam dan melihat Evelyn seolah menyampaikan rasa sakitnya.

THE MIRACLE OF AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang