CHAPTER 30

200 25 3
                                    

POV: SMA GARUDA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

POV: SMA GARUDA

Di kantin, kini mereka berkumpul untuk menerima traktiran Alvaro.

"Al, lo yakin mau traktir kita semua? Dapat uang darimana lo?" bisik Angkasa membuat Alvaro berupaya tetap memasang muka tenang walau sebenarnya ia tertekan.

"Udahlah, lo diem aja! Tapi jangan pesen banyak-banyak ya!" bisik Alvaro meminta Angkasa guna melancarkan misinya.

"Yaudah silahkan kalo gitu kalian pesen aja sekarang, tapi guys, jangan banyak-banyak ya, hehe..." pinta Alvaro dan tersenyum kecut.

"Ini kita nggak nunggu Drayen dulu? Kemana sih tuh anak?" bingung Aurora.

Evelyn menunduk dan ia juga masih merasa bersalah pada Drayen sehingga membuat kekasihnya itu marah.

"Eve, Drayen nggak bilang apa-apa sama lo tadi? Tumben dia nggak ikut join kesini," tanya Claydro membuat Evelyn membuang nafasnya lelah sebelum menjawab, "Dia masih marah sama gue,".

Angkasa pun merasa puas dengan rencana awalnya dan membuat Drayen marah pada Evelyn. Ia mengeluarkan smirk nya.

Tak lama kemudian, ketika hendak memesan makanan, terdengar suara keramaian di sekolah itu. Semua siswa pun berlarian menuju ke halaman sekolah.

Semua mata terbelalak kaget ketika melihat Drayen tengah menggendong salah seorang siswi yang sudah tak sadarkan diri dengan darah bercucuran di kepalanya. Drayen membawa siswi itu menuju UKS. Claydro segera mengamankan diri dan berlari lalu disusul Zee agar tidak lagi melihat dan mencium aroma darah.

Evelyn beserta teman-temannya yang lain kecuali Claydro dan Zee pun menyusul ke UKS.

Siswi itu kini dalam perawatan oleh petugas kesehatan sekolah. Evelyn pun membisikkan sesuatu pada Aurora.

"Ra, lo coba alihin perhatian Angkasa sama yang lainnya ya biar gue bisa obatin luka siswi itu. Karena Claydro nggak ada disini jadi dia nggak bisa pake kekuatannya buat ngehipnotis," bisik Evelyn membuat Aurora mengerti.

"Eh guys, yaudah yok kita ke kantin, lagian juga udah ada yang nanganin siswi itu kan di UKS, ayolah, gue laper banget sekarang," rengek Aurora beralasan.

"Iya lo bener, ngapain juga kita disini kan itu bukan urusan kita," bengis Angkasa tak mau tau.

Setelah mereka kembali ke kantin, Evelyn memasuki ruang UKS tersebut. Evelyn mengambil kesempatan saat petugas UKS keluar guna mengambil beberapa peralatan medis serta obat yang tertinggal.

Kini, di ruang UKS itu hanya ada Evelyn, Drayen, dan siswi yang terluka.

Evelyn pun dengan langkah cepat langsung memegang kepala siswi tersebut dan mengeluarkan rasa sakit serta mengembalikan kesadarannya.

Drayen nampak khawatir pada Evelyn karena melihat kekasihnya itu seolah terkuras semua energinya. Setelahnya, siswi tersebut tersadar kembali. Evelyn menjadi pucat pasi saat itu juga. Tubuhnya benar-benar sangat lemah dan hendak pingsan.

THE MIRACLE OF AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang