"Kamu ngapain sih Delynn?" tanya Oline lalu mendorong tubuh Delynn agar menjauh darinya, "aku cuma mau mengambil kotoran yang nempel di leher kamu lin"
"kamu mau ke mana lin? kondisi kamu masih kayak gini jangan di paksa dulu buat pergi"
"aku ada urusan sebentar" jawab Oline lalu pergi dari UKS dengan kondisi yang masih terlihat lemas.
............."Kamu kenapa rin kok nangis? Siapa yang berani nyakitin kamu" tanya Dimas khawatir, "aku ga papa kok kak, cuma kelilipan aja tadi kena debu" sahut Erine dan langsung menyeka air matanya dengan kasar
"yakin cuma kelilipan, bukan karena ada hal lain yang coba untuk kamu tutupin?" tanya dimas sekali lagi untuk memastikan. "Erine aku bisa jelasin yang tadi, pliss kasih kesempatan aku buat cerita jangan salah paham ya" ucap Oline yang tiba tiba datang, Dimas pun langsung mendekatkan tubuhnya sejajar di depan Oline
"lagi lagi lo lin yang nyakitin Erine, bisa ga stop buat cari masalah" ucap Dimas, "gua ga ada urusan sama lo, mendingan lo minggir!" ucapnya dengan nada yang sedikit meninggi
"mulai sekarang urusan Erine adalah urusan gue juga, dan jika ada yang berani buat nyakitin dia gua bakal jadi orang yang pertama maju buat melindungi Erine" Oline hanya menanggapi nya dengan senyuman sinis.
"Cih gaya banget lo kayak Erine suka aja sama lo, remang remang peyek kayak lo emang bisa ngelindungin Erine? Ngakak gua" ucapnya sambil tertawa kecil, Dimas yang mulai terpancing emosi langsung mencengkeram kasar kerah seragam Oline. "Lu pikir gua takut karena lu cewek, jangan pernah main main sama gua ya lin!" ucap Dimas penuh emosi
"ya udah kita buktiin aja, bertarung satu lawan satu sekarang" ajak Oline tanpa rasa takut, "aku mohon stop! Kalian ga malu apa ini di sekolah, aku mohon kak berhenti ya" ucap Erine memisahkan pertikaian mereka berdua. "Udah kak sekarang kita pergi aja, aku ga mau kakak ribut cuma karena masalah ga jelas" sambungnya lalu menarik tangan Dimas pergi, ketika Oline ingin mengikutinya kembali Dimas langsung mendorong kasar tubuh Oline kesamping dinding.
Jam pelajaran terakhir pun selesai, Erine langsung mengemasi barang barangnya ke dalam tas, dan ingin langsung pergi menemui Dimas di ruang OSIS. Sesekali teman teman Oline terlihat seperti menertawai dirinya. 'Kenapa sih mereka ga jelas banget, apa ada yang salah dari penampilan ku hari ini?' batin Erine
"rin kita duluan ya" ucap teman temannya, Erine menjawab dengan melambaikan tangannya kearah mereka, Erine yang sudah mengemasi barang barangnya langsung bergegas keluar dari kelasnya.
"Rin, aku sama Delynn tadi ga ngapa ngapain serius deh, kamu percaya dong sama aku jangan cemburu ya" ucap Oline yang sudah menunggu Erine di ambang pintu.
"Dih siapa juga yang cemburu sama kamu, kepedean banget jadi orang" jawabnya sensi padahal dalam hati kecilnya ia cemburu, "kamu pulangnya bareng aku aja ya, ga usah nungguin dia di ruang osis" ajak Oline
"ga, gamau aku mau pulang bareng kak Dimas kamu jangan ngatur ngatur aku" ucapnya lalu pergi
"aww" tiba tiba perut Oline terasa nyeri dan ia langsung tersungkur kebawah, "Oline kamu kenapa, apa yang sakit? Jangan buat aku khawatir, badan kamu semakin panas lin, kita ke rumah sakit ya" ucap Erine lalu membantu tubuh Oline berdiri.
"Aku ga mau ke rumah sakit rin, aku trauma" tolak Oline menggelengkan kepalanya, "terus aku harus bawa kamu kemana?" sahut Erine cemas
"kamu rawat aku di rumah aku aja" Erine pun merangkul tubuh Oline menuju keluar sekolah, diluar gerbang sekolah pun sudah terlihat taksi online yang sudah menunggu mereka. Selama didalam taksi mata Erine hanya fokus memandang wajah Oline yang terlihat begitu lemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed with female dancers (Orine)
RomanceObsesi seorang gadis kepada penari perempuan yang secara diam diam Ia perhatikan. "Akan ku pastikan yang pantas di sampingmu hanyalah Oline manuel seorang" -Oline "Dasar cewek gila" -Erine