Dimas melajukan kendaraan motor nya dengan kecepatan tinggi menuju rumah Oline, jujur ketika ia tau Erine tengah berada di rumah Oline membuat perasaannya takut jika Erine akan jatuh cinta pada Oline."Akankah aku pantas mendapatkan mu rin, jika kamu saja sudah menyukainya. Aku sudah jatuh cinta denganmu ketika pertama kali aku melihatmu mendatangi ruang OSIS bersama teman temanmu pada saat itu, di situlah perasaan ini tumbuh secara tiba tiba"
"untuk yang kali ini saja tuhan izinkan Erine menjadi pendampingku untuk selamanya. Aku tidak rela jika Oline yang akan mendapatkan mu rin" lanjutnya lalu Dimas pun telah sampai didepan gerbang besar pekarangan rumah Oline. Tinnnn suara kelakson yang ia bunyikan di kendaraan yang Dimas kenakan
"permisi pak saya mau jemput temen saya di dalam" ucap Dimas dengan sopan kepada penjaga rumah Oline
"sebentar ya saya tanyakan terlebih dahulu ke non Oline nya, saya takut non Oline marah jika membiarkan kamu masuk begitu saja ke dalam" jawab sang satpam, "itu kayaknya kak Dimas udah ada di depan lin, aku pulang ya, kamu istirahat yang cukup jangan begadang. Denger ya kalo sampe aku tau kamu masih begadang buat main game sama temen temen kamu aku bakal ngambek sama kamu" ancam Erine
"ihhhh gemes banget sih pacar aku jadi bawel gini, iya aku janji ga akan begadang" jawab Oline sambil memainkan kedua pipi Erine dengan gemas. "Nanti pas udah di atas motor jangan pegang pegang dia ya, aku cemburu berat" sambungnya lalu mengantar Erine kedepan rumah.
'Muka mereka berdua terlihat bahagia banget, ini ga boleh terjadi' batin Dimas yang melihat Oline dan Erine keluar dengan diselingi canda dan tawa. "Dimas titip pacar gua ya jangan sampe lecet, btw dari sini ke rumah Erine berapa harganya biar gua bayar" ucap Oline, "Oline!" balas Erine menyenggol bahu Oline
"nih pake dulu rin helmnya" ucap Dimas mengulurkan sebuah helm kearah Erine
"biar aku aja yang pakein" timpal Oline lalu membantu Erine memasangkan klip di helmnya, bisa di rasakan dari tatapan mereka berdua bahwa keduanya benar benar sedang di mabukkan rasa jatuh cinta.
"Ayo rin keburu kemaleman" ucap Dimas sedikit terbakar api cemburu, ia pun melajukan kendaraannya meninggalkan pekarangan rumah Oline. "Lain kali kalo mau pergi pergi bilang dulu ya rin sama aku, aku cuma kepingin jadi calon suami kamu yang bisa diandalkan" ucap Dimas memandang wajah Erine dari kaca spionnya
"maaf ya kak bikin kamu khawatir" jawab Erine dengan ekspresi datar
-Keesokan harinya........
Oline tengah bersiap siap mengenakan seragam sekolahnya dan berniat untuk menjemput sang kekasih di rumah. Dari kemarin senyumannya tidak pernah luntur dari bibirnya, rasa bahagia memiliki Erine sudah terkabulkan dihidupnya."Bunda harus liat berapa cantiknya pacar Oline sekarang dan Oline janji ga akan pernah menyia nyiakannya, bunda cepet pulang ya. Oline kangen" ucapnya memandang foto Indah berukuran kecil yang menempel di kaca riasnya.
Erine tengah menunggu kedatangan Dimas untuk menjemputnya di depan rumah, Erine sedikit terkejut melihat kehadiran seseorang yang ada di hadapannya sekarang.
"kamu ngapain lin? Ikut aku sekarang" ucap Erine lalu menarik tangan Oline agar menjauh dari rumahnya, "kenapa sayang? Aku kan mau nge jemput kamu buat berangkat bareng kesekolah"
"kamu lupa ya kalo deddy ga suka sama kamu?"
"gimana deddy kamu mau kenal sama aku, kalo kamu aja ngelarang aku buat ketemu sama deddy kamu" ucap Oline memerhatikan mata Erine yang tengah panik. "Ya tapi ga sekarang waktunya lin, kita biarkan emosi Deddyku hilang dulu, baru kita mulai pelan pelan buat mencuri perhatian nya "
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed with female dancers (Orine)
RomanceObsesi seorang gadis kepada penari perempuan yang secara diam diam Ia perhatikan. "Akan ku pastikan yang pantas di sampingmu hanyalah Oline manuel seorang" -Oline "Dasar cewek gila" -Erine