"Tuhkan bener apa kata saya bos hari ini akan turun hujan, bos Oline ga percaya sih, terus sekarang gimana ini? mana deres banget hujannya" ujar Erine sambil memandang hujan yang begitu deras disertai dengan angin yang kencang pada sore ini.
"Kamu bisa diem ga sih rin? dari tadi sepanjang perjalanan ngoceh terus, kepala aku lama-lama mumet dengernya" sahut Oline dengan sedikit memegangi keningnya "gue ngoceh begini karena lo daritadi keras kepala, dibilang berhenti dulu buat neduh malah terus lanjut jalan, dan liat hasilnya sekarang baju kita berdua jadi basah kuyup begini" pekik Erine terlihat kesal
"yaudah sih maaf, aku kira kan tadi hujannya cuma numpang lewat doang"
hening sudah tidak ada lagi percakapan dari keduanya, sampe dimana Oline kembali membuka suara "Rin, tadi kamu cemburu ya sama aku? jujur aja ga usah gengsi gitu" ucap Oline diiringi colekan pada lengan kanan Erine
"dih pede banget, ngapain juga gue cemburu sama modelan orang yang ga setia kayak lo" jawab Erine yang sedikit menyindir Oline, "kamu tuh tadi lucu banget tau rin cemburunya, keliatan jelas dari raut wajah kamu. Dari cara kamu perhatiin temen aku aja udah sinis begitu" Oline terkekeh pelan sambil memandang wajah Erine yang terlihat kesal.
"Apasih, udah gue bilang gue ga cemburu!" pekik Erine sambil menghentakkan satu kakinya
Hujan masih tak kunjung berhenti. Kini keduanya terpaksa harus tetap menunggu sampai hujan itu reda. "Erine kedinginan ga?" tanya Oline terlihat khawatir pada keadaan Erine saat ini "dingin lah, pake nanya lagi"
Oline mendekat sedikit kearah Erine lalu membuka lebar kedua tangannya guna memberi isyarat kepada Erine agar mau memeluk tubuhnya. "Sini aku peluk, dijamin kamu ga akan kedinginan lagi. Percaya sama aku" kata Oline diiringi dengan senyuman
Erine membalikkan tubuhnya kearah samping tepat dimana gadis jangkung itu berdiri, lalu memandang sejenak kedua matanya. Ingin sekali Erine mengiyakan tawarannya, tapi ia malu untuk mengucapkan hal itu. Oline meletakkan satu tangannya tepat di atas kepala Erine dan mengusapnya dengan lembut, sebelum ia memberanikan dirinya memeluk tubuh gadis kecil itu.
"Tunggu sebentar lagi ya, aku yakin hujannya akan segera reda" ucapnya sambil mengelus punggung Erine 'hangat dan harum itu yang selalu aku suka dari kamu lin' batin Erine dan sedikit mengeratkan pelukannya
-SKIP-
Oline menyelimuti tubuh Erine yang sedang berbaring diatas ranjang kasur lalu mengecek suhu tubuh Erine "kamu demam rin, aku buatin teh hangat ya" kata Oline sambil mengusap lembut pucuk rambut panjang milik Erine. "Gue mohon jangan pergi, gue cuma butuh pelukan lo lin" sahut Erine dengan pelan sambil menahan jemari tangan Oline dengan erat, seakan tidak mengizinkan Oline untuk pergi.
"Sebentar aja kok" lantas Erine langsung menggeleng pelan, Oline membuka sedikit selimut itu lalu ikut berbaring disamping Erine "peluk aku lagi oyinn, selimut ini ga ada hangat hangatnya, aku masih ngerasain kedinginan" ujar Erine mengubah posisinya menghadap tubuh Oline.
"Aku ga salah denger kamu panggil aku oyinn? panggilan yang selalu aku rindukan dari bibir mungil kamu, akhirnya aku mendengar kembali ucapan itu. Jangan pernah pergi lagi ya rin" ucap Oline lalu membawa Erine dalam dekapannya
Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta, Pukul 11 pagi.
"Syukurlah suhu tubuh kamu udah lebih mendingan daripada tadi pagi" ujar Oline yang mengecek kembali kening Erine, "aku laper" ucap Erine sambil memegangi perutnya
"tunggu disini sebentar ya, aku beliin makanan dulu buat kamu" sahut Oline dan bergegas mencari makan ringan untuk mengganjal perut Erine, setelah membeli beberapa biskuit Oline pun kembali menghampiri Erine yang tengah duduk dikursi dan memberikannya "nih makan dulu"
sang empu tersenyum lalu mengambil kantung plastik yang berisi beberapa makan ringan "boleh tolong bukain" ucap Erine lalu memberikannya pada Oline. "Boleh tapi ada syaratnya" sahut Oline memandang wajah Erine
"apa?" tanya Erine dengan sedikit penasaran, "buka semua akun aku yang kamu blokir" jawab Oline sambil memegang kedua tangan Erine, gadis bermata kucing itu mengangguk pelan sebagai jawaban.
Setelah menunggu kurang dari 5 menit, akhirnya Riyan datang dan bergegas membantu membawa koper tersebut. "Maaf bos Oline saya telat menjemput, tadi dijalan sedikit macet" ujar Riyan sedikit menundukkan kepalanya "it's okay, berkat kamu saya punya banyak waktu untuk berduaan dengan Erine" bisik Oline pada telinga Riyan
-Di dalam mobil-
"ya ampun daritadi makannya belum habis juga? mana belepotan gini makannya" ujar Oline sedikit menggelengkan kepalanya menatap wajah Erine yang terlihat asik mengunyah biskuit coklat, sang empu hanya menanggapinya dengan senyuman "hehehe biskuit nya enak banget lin, kamu mau coba?" tawar Erine menyodorkan makanan itu kearah Oline
"udah kamu habisin aja" jawab Oline sabil membersihkan noda coklat disudut bibir Erine, dirasa sudah bersih ia kembali menggenggam tangan Erine
"waktu itu aku dapet kabar dari Kimmy kalo kamu ngerokok dikelas" ujar Erine menatap tajam mata Oline
"loh berarti selama ini kamu masih kontak-kontakkan sama temen kamu dong? dan mereka semua kompak membohongi aku" sahut Oline "udah jawab pertanyaan aku dulu tadi"
Oline menyisipkan rambut panjang Erine yang menghalangi wajah cantiknya sebelum menjawab pertanyaan sang empu "cuma dengan cara itu aku bisa sedikit tenang, meski otakku terus merindukan keberadaan kamu" jawab Oline sedikit menundukkan kepalanya
"janji ya jangan pernah ngerokok lagi, apalagi minum-minum kayak kemarin ditempat party. Jujur aku ga suka Oline yang kayak gitu" sahut Erine sambil mengusap kedua pipi Oline "emang boleh ya udah jadi mantan tapi ngelarang-larang? rugi ga sih kalo kita ga balikan" sahut Oline sambil terkekeh pelan menatap wajah Erine
Semoga suka!
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed with female dancers (Orine)
RomanceObsesi seorang gadis kepada penari perempuan yang secara diam diam Ia perhatikan. "Akan ku pastikan yang pantas di sampingmu hanyalah Oline manuel seorang" -Oline "Dasar cewek gila" -Erine