Hari ini Oline dan Erine akan pergi melakukan perjalanan keBali, karena sebuah tuntutan pekerjaannya. Tentu saja Erine harus ikut karena sekarang ini dia adalah sekretaris pribadi Oline. Sebenarnya semua ini hanya rekayasa Oline semata untuk membohongi Erine, namun sebenarnya tujuannya hanya ingin berlibur berdua bersama Erine.
Mobil Oline pun berhenti tepat di depan lobby bandara, "nanti kamu turunin koper saya dan Erine ya, saya mau pergi buat beli minuman dulu sebentar" ujar Oline dan turun dari dalam mobilnya. Kini dimobil tersisa hanya Erine dan Riyan, "Koper punya aku biar aku aja yang turunin sendiri" ucap Erine merasa tidak enak
"biar saya saja karena ini sudah jadi perintah dari bos Oline" jawab Riyan selaku orang kepercayaan Oline. "Kamu udah lama ya kerja sama Oline?" tanya Erine tepat disamping Riyan berdiri, "lumayan, dan saya sangat bersyukur banget bisa bekerja dengan orang sebaik bos Oline"
"kalo diliat dari cara kamu bekerja sih emang pantes kamu disukai, karena kamu terlihat perfect dalam melakukan apapun dipekerjaan kamu" Riyan yang mendengar itu hanya memberi sebuah senyuman kepada Erine. "Nih minum kamu" ucap Oline sambil menyodorkan sebuah minum kearah Erine yang berada didepannya
"bos kalo gitu saya pamit pulang ya" pamit Riyan, Oline mengangguk pelan sebagai jawaban. Setelah itu Riyan kembali memasuki mobil, dan melajukan mobilnya meninggal bandara "kenapa harus pisang" ucap Erine dengan nada sedikit membentak
"susu strawberry nya ga ada, jadi aku belinya yang rasa itu" jawab Oline
"yakan bisa yang lain ga harus pisang" sahut Erine dengan memajukan bibir bawahnya, "yaudah mau tukeran?" tawar Oline agar Erine tidak menangis "oke, air putih lebih baik dari pada susu rasa pisang" pekik Erine lalu merampas botol minuman Oline dan menukarnya dengan minuman punya Erine, lalu pergi begitu saja meninggalkan Oline seorang diri.
"Dari dulu sampe sekarang ga pernah berubah, masih aja kaya bocil" gumam Oline sambil menggelengkan kepala menatap punggung Erine yang entah ingin pergi kemana.
Kini keduanya telah sampai dibandar udara Internasional I gusti ngurah rai bali, tepat pada pukul 20.00 malam
"bangun rin berat nih" ujar Oline saat merasakan tubuh Erine mulai terasa berat dibelakang punggungnya. "Atas nama Oline?" tanya sang supir taksi berhenti tepat didepan tubuh Oline berdiri, Oline mengangguk lalu sang supir taksi turun dari mobilnya untuk membantu membawa kedua koper itu kedalam bagasi. Oline pun membuka pintu belakang dan meletakkan tubuh Erine yang masih enggan tidak mau membuka matanya
"kehotel terdekat ya pak" ucap Oline kepada sang supir taksi, bapak paruh baya itu tersenyum lalu melajukan mobilnya. "Ini pak uangnya, terimakasih ya" ujarnya sambil memberikan dua lembar uang berwarna merah, lalu melangkah masuk kedalam hotel dan disusul oleh Erine dari belakang.
"Aduh koper lo berat nih, bawa sendiri dong" pekik Erine mengeluh, lalu Oline memberhentikan langkah kakinya dan membalikkan badannya menghadap kearah Erine yang kini berada tepat dibelakang tubuhnya, dengan kondisi yang terlihat kesulitan mendorong dua koper sekaligus. "Cek masa gitu doang ga bisa, dasar lemah" kata Oline dengan muka datar menatap Erine
"apa lo bilang, lemah? makan nih lemah" ujar Erine dengan menginjak satu kaki Oline dengan kencang, sang empu yang diinjak hanya menutup mulutnya menggunakan tangan guna menahan rasa sakitnya. 'Sukurin' batin Erine dengan ekspresi malas.
------------ Di dalam kamar hotel -----------
"Sengaja banget ya lo mesen kamar nya cuma satu" celetuk Erine dengan nada kesal, "ih tau aja mbak nya, tapi suka kan?" sahut Oline dengan mencolek pelan hidung Erine "ih jangan pegang pegang!" bentak Erine sambil memukul kencang lengan Oline
Oline mengelus lengannya sehabis di pukul oleh Erine, lalu kembali menatap wajah Erine sambil terkekeh pelan "kenapa lo ketawa?" tanya Erine dengan heran menatap gadis didepan nya itu. "Itu pipi kamu kenapa kok blushing gitu? salting ya" kata Oline sambil menunjuk pipi Erine yang kini sedang terlihat memerah seperti buah ceri "mana ada!" pekik Erine lalu pegi kemar mandi begitu saja.
"Seru juga kerjain dia" gumam Oline
"Erine mau makan apa? biar sekalian aku pesenin" teriak Oline agar terdengar oleh Erine yang tengah berada di dalam kamar mandi, "samain aja kaya punya lo" jawab Erine dengan suara sedikit kencang
10 menit menunggu akhirnya makanan yang tadi Oline pesan datang, "makasih mas" ucap Oline setelah memberi uang kepada sang pengantar makanan, lalu menutup kembali pintu kamar hotelnya.
"Sini makan bareng" ujar Oline dengan menepuk lantai disamping ia duduk, namun Erine terlihat malah sibuk menata kasur. "Ngapain sih?""perhatikan baik baik ya Oline, guling ini gue gunain sebagai pembatas antara kita berdua, pokoknya ga ada yang boleh ngelewatin bates ini. Kalo sampe lo atau gue melewatinya, bakal kena hukuman besok paginya" jelas Erine panjang lebar "ribet!, terus nanti hukumannya apa?" tanya Oline
"bakal ditentuin sama pemenangnya nanti" sahut Erine lalu berjalan mendekati Oline untuk ikut makan
-Keesokan harinya....
Oline terbangun dari tidurnya karena merasakan keram pada bagian tangan kanannya, karena saat ini tangannya dijadikan Erine sebagai bantal olehnya
"Dasar orang aneh dia yang ngasih peraturan, dia sendiri yang melanggar
mana lucu banget lagi mukanya kalo lagi tidur begini" ujar Oline sambil menatap wajah Erine yang masih tertidur dengan lelap "ekhemm!" Oline berdehem cukup keras guna membangunkan tidur Erine.Sang empu yang merasa terganggu membuka kedua matanya perlahan, lalu kaget melihat tubuhnya yang saat ini sangat begitu dekat dengan Oline
"ih lo ngapain peluk peluk gue!" pekik Erine lalu mendorong pelan tubuh Oline, "dih jelas jelas kamu yang peluk aku duluan, sampe guling nya kamu lempar kebawah" kata Oline merasa tidak terima dengan ucapan Erine. "Ga ini pasti reka yasa lo kan?" ucap Erine
"reka yasa dari mana? udah, yang jelas pokoknya kamu kalah dan aku menang. Jadi kamu harus terima hukumannya" Erine menutup matanya sebelum menghembuskan nafas panjangnya, lalu beranjak dari kasur berniat untuk kabur dari hukumannya. Namun Oline lebih dulu menahan tangan Erine, sehingga gadis itu tidak bisa pergi kemana-mana.
"Mau kemana? hukuman harus tetap kamu lakukan" ujar Oline sambil menatap lekat wajah Erine, "yaudah cepet lo mau apa?" tanya Erine
Oline sempat berfikir sebentar sebelum menjawab pertanyaan Erine, lalu mendapatkan ide yang cukup membuatnya tersenyum. "Aku pengen morning kiss dari kamu" jawab Oline diiringi dengan senyuman menatap wajah Erine.
Semoga suka!
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed with female dancers (Orine)
Storie d'amoreObsesi seorang gadis kepada penari perempuan yang secara diam diam Ia perhatikan. "Akan ku pastikan yang pantas di sampingmu hanyalah Oline manuel seorang" -Oline "Dasar cewek gila" -Erine