"Bagaimana dengan pengumuman yang disampaikan tadi oleh kepala sekolah mengenai jalan jalan study tur kalian?, apakah di kelas ini ikut semua?" ucap Lia selaku wali kelas serta guru bahasa Indonesia di kelas 11 IPA 2."Kelas kita kan kompak selalu bu udah pasti ikut semua, iya ga guys?" jawab Ribka "iya bu, kita semua ikut" ucap seluruh murid secara bersamaan, "widih emang paling top deh kelas ini ibu bangga, oke kita mulai saja ya pelajaran hari ini silahkan buka buku paket bahasa Indonesia kalian halaman 22" lanjut Lia
Trutt truttt trutt~
'siapa sih? Ga liat apa kalo masih ada guru' batin Erine, ternyata ia mendapatkan notif pesan dari Oline
Oline😎
"pulangnya bareng aku ya rin, pliss aku ga menerima penolakan""nanti aku bilang apa lin sama kak Dimas?"
"udah ga perlu kamu khawatirkan, dia bisa pulang sendiri pliss jangan nolak, udah ya jangan di balas lagi"
Bel pulang sekolah telah berbunyi pertanda pelajaran terakhir pun telah usai, dan mereka semua mengakhiri hari ini dengan berdoa terlebih dahulu
"yuk kita pulang" ajak Oline lalu menggandeng tangan Erine menuju parkiran, "tumben kamu bawa motor lin?" tanya Erine. "Aku mau lebih berdekatan aja sama kamu" jawabnya dan langsung memakaikan helmnya itu dikepala Erine.
"Tambah lucu ya muka kamu kalo pake helm" lanjutnya lalu mencubit kedua pipi Erine dengan gemas, Erine pun naik kemotor Oline dan melingkarkan tangannya dipinggang Oline dengan erat. "Ayoo kita berangkat" ucap Erine penuh semangat. Oline pun melajukan kendaraannya keluar dari halaman parkiran sekolah
-di perjalanan-
"Oyinn aku boleh nanya sesuatu sama kamu ga?" ucapnya secara hati hati "mau tanya apa sayang" jawab Oline
"aku belum pernah liat kedua orang tua kamu deh, mereka kemana? Kok ga pernah keliatan di rumah, di rumah kamu juga ga ada pajangan foto keluarga?? terus-"
"rin, stop bahas mereka ya"
"maafin aku ya Oyinn kalo bikin kamu ga nyaman sama ucapan aku barusan, aku janji ga akan bahas tentang hal itu lagi" ucap Erine merasa bersalah, "aku bukan ga mau kasih tau ke kamu, tapi aku cuma belum siap aja untuk cerita in itu semua ke kamu sekarang" sahut Oline memandang wajah Erine dari kaca spion.
"Aku ngerti kok Oline, maaf ya sekali lagi" ucap Erine lalu menyenderkan kepalanya di punggung Oline, "aku janji rin sama kamu ga akan merahasiakan hal apapun lagi sama kamu dan akan selalu berusaha untuk berkata jujur" ucap Oline lalu mengusap punggung tangan Erine dengan lembut yang melingkar di perutnya
"Pih liat orang di sebelah mobil kita deh" ucap gadis itu menatap mata papahnya, "loh itu kan Oline, pacar kamu kan? kenapa bisa bareng sama perempuan lain"
"komunikasi kita memang udah ga pernah terjalin semenjak aku meninggalkannya pergi ke london, tapi aku melakukan itu semua karena aku ga mau dia tau tentang penyakit ku. Kita ga pernah ngomong tentang kata putus pih, Oline masih punya aku kan pih? aku ga mau kehilangan Oline pih" ucap gadis itu lalu meneteskan air matanya
"kamu masih sering komunikasi sama bundanya Oline?" tanya papinya,
"masih pih, bahkan kita masih sering bercanda lewat sambungan telepon"
........
Sore ini langit membasahi jalan mangga begitu deras sehingga mampu membuat seragam Oline dan Erine basah kuyup. "Oline hujan" ucap Erine menyembunyikan wajahnya di punggung Oline, "kita neduh dulu ya" jawab Oline, dan memberhentikan motornya di pinggir halte.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed with female dancers (Orine)
RomansaObsesi seorang gadis kepada penari perempuan yang secara diam diam Ia perhatikan. "Akan ku pastikan yang pantas di sampingmu hanyalah Oline manuel seorang" -Oline "Dasar cewek gila" -Erine