30. Obsessed with you

2K 203 40
                                    

Erine menggeser tubuhnya sedikit menjauh dari Oline yang berada di sampingnya, karena tidak kuat lagi mencium aroma alkohol yang sudah menyerbak ditubuh Oline saat ini.

"Bos cukup jangan minum lagi!" ucap Erine sambil menahan botol yang kini Oline genggam ditangan kanannya. "Kamu ga akan ngerti, jadi jangan halangi saya buat minum" tegas Oline dengan keadaan setengah sadar, Erine menghembuskan nafas beratnya lalu mencoba untuk menggenggam kedua pergelangan tangan Oline dengan erat, guna menyudahinya untuk berhenti meminum.

"Kalo lo ga mau berhenti minum juga, gue bakal pergi dari tempat ini!" ancam Erine dengan nada emosi, "kamu mau pergi kemana lagi rin? emang kamu ga capek lari larian terus dari aku, jujur aku udah ga sanggup nyari kamu yang main petak umpet hingga 2 tahun ini" kata Oline dengan penglihatan kabur memandang wajah Erine didepannya

'kamu pikir kamu doang yang capek, aku juga cepek lin selama ini nahan rasa rindu ini buat kamu' batin Erine yang rasanya ingin mengeluarkan unek uneknya. "Kenapa kamu cuma diem? kamu ga mau mencoba buat jelasin semuanya sama aku, tentang alasan kenapa kamu pergi begitu aja"

"Harusnya kamu tanya sama diri kamu sendiri kenapa aku pergi, dan aku rasa kamu udah tau alasannya" sahut Erine lalu pergi meninggalkan Oline begitu saja dari tempat itu, disaat Oline ingin mengejar Erine tubuhnya sempat terjatuh di kerumunan orang yang sedang asik menari sambil bersorak ria, untung saja Regie sempat melihat dan berlari kecil menghampiri Oline untuk sekedar membantunya berdiri

"lo mau kemana lin? dalam kondisi mabuk kayak begini" tanya Regie sedikit membesarkan suaranya agar terdengar oleh Oline, sambil membantu memapah tubuh Oline menjauh dari kerumunan orang orang.

"Gua mau ngejar Erine gie, jadi biarin gue pergi" jawab Oline dan bergegas mengejar Erine dengan kondisi sedikit sempoyongan.

Kini Erine telah naik kedalam taksi online yang telah ia pesan tadi, lalu Oline datang dengan mengetuk kaca jendela yang dimana Erine duduk di dalam nya, "tolong keluar rin, aku ga akan membiarkan kamu pulang sendirian dalam kondisi sudah larut malem kayak gini naik taksi" ujar Oline diiringi ketukan berulang dari arah luar. "Gimana ini mba?" tanya sang supir taksi sebelum melajukan kendaraannya, "mau ditemui dulu apa langsung jalan" sambungnya

"kalo kamu ga mau turun juga terpaksa aku akan memecahkan kaca mobil ini" Erine menghembuskan nafas panjangnya lalu memutuskan untuk keluar menemui Oline

"nah gitu dong nurut, ayo kita pulang" ucap Oline lalu menarik tangan Erine menuju tempat dimana mobilnya terparkir, "bisa pelan pelan ga sih? tangan gue sakit!" katanya sedikit merasa kesakitan. "Lebay" sahut Oline

Oline membukakan pintu mobilnya dan menyuruh Erine untuk segera masuk kedalam, setelah dirasa Erine sudah duduk. Tak lupa ia menutup kembali pintu itu, dan memutari mobil tersebut untuk masuk kedalam pintu yang satunya. "Lebih baik gue aja yang bawa mobilnya, gue ga mau mati sia sia karena lo dalam kondisi mabuk" kata Erine dengan tegas

"emangnya kamu bisa bawa mobil?" tanya Oline dengan ekspresi sedikit meledek, "dih ngeremehin, bisalah!" sahut Erine, lalu keluar dari dalam mobil mengambil alih setir tersebut.

Tidak ada percakapan yang terjadi didalam, hanya ada keheningan dari kedua manusia itu. Yang satunya sibuk menyetir, dan yang satunya memejamkan kedua matanya. "Ni orang emang bagusan diem daripada banyak ngomong" ujar Erine sembari menatap wajah Oline yang sedang tertidur.

Setelah memakan waktu 25 menit akhirnya Erine sampai didepan pekarangan rumahnya, ia berniat membawa Oline untuk bermalam di rumahnya saja. "Aduh berat banget sih ni orang, makan apa sih lo" cibir Erine sambil memapah tubuh Oline lalu merogoh kantung celananya untuk mengambil kunci kontrakan

kini Erine memutuskan untuk tinggal sendirian disebuah kontrakan yang terbilang kecil, ia bermaksud untuk tidak mau terus merepotkan kedua orang tuanya, sekalian belajar untuk bisa hidup mandiri. 'Terpaksa deh gue harus bawa dia kesini' batin Erine dan membaringkan tubuh Oline di bangku ruang tamunya, setelah itu ia pergi ke kamar untuk mengambil selimut untuk Oline.

-Keesokan harinya......

Erine keluar dari dalam kamarnya dengan pakaian kaos berwarna biru muda dengan gambar sinchan, serta celana pendek berwarna hitam. Berniat ingin pergi ke dapur untuk membuat sarapan pagi

"belum bangun juga ternyata dia" ucapnya melihat Oline yang masih terlelap, ia mengambil jedai yang menggantung diujung bajunya dan berniat untuk menjepitkan dirambut panjang miliknya. Setelah itu ia memutuskan untuk menumis bawang goreng, "pagi sayang" sapa Oline tepat dibelakang tubuh Erine.

"Apa tadi lo bilang?" ujar Erine membalikkan tubuhnya tepat didepan wajah gadis jangkung itu, "sayang" sahut Oline diiringi dengan senyuman

"hilih sayang, orang udah mantan" kata Erine dengan memutarkan kedua bola matanya dengan malas, "masak apa nih? boleh coba ga" tanya Oline sambil mengalihkan pandangannya kearah kompor. "Nasi goreng" jawab Erine.

Nasi goreng buatannya pun telah jadi lalu Erine berjalan untuk duduk di kursi meja makan karena ia sudah sangat lapar, Oline mengikutinya untuk ikut duduk disamping Erine. Sambil menuangkan air putih di gelas berniat memberikan nya untuk Erine

"nih minumnya, kamu laper banget ya? lahap gitu makannya" ucap Oline sambil meletakkan gelas berisi air disamping Erine, "ternyata sifat kamu masih sama ya, lucu. Sampe aku ikut gemes" lanjutnya diiringi mengacak acak kecil rambut Erine. 'Tenang rin ga boleh baper, ingat lo udah punya pacar yang sebentar lagi mau ke jenjang lebih serius' batin Erine dengan pipi yang sudah merona.

"Aku pamit pulang ya, mau bersih bersih badan, ga enak banget dicium nya" pamit Oline dengan nada lembut, setelah itu ia melangkahkan kakinya keluar dari rumah Erine. Dirasa kini Oline telah pergi, Erine terlihat senyum senyum sendiri mengingat kejadian tadi saat rambutnya diusap dengan lembut oleh Oline.

"Sengaja banget ya lo mau buat gue jatuh cinta lagi" gumam Erine





















Semoga suka!

Obsessed with female dancers (Orine) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang