Erine dengan pelan mengetuk pintu rumahnya dan setelah itu perlahan ia buka gagang pintu tersebut. Terlihatlah kedua orang tuanya yang sedang duduk sembari berbincang santai dengan Anggara kekasihnya saat ini. Sekaligus laki-laki yang akan berstatus menjadi calon suaminya nanti.
Grisello dan Cynthia pun sudah sangat akrab dengan Anggara. Pria itu baik, dan begitu menyayangi Erine sepenuh hatinya.
"Assalamu'alaikum ded, mom." Salam Erine diikuti dengan Oline yang mengekorinya dibelakang, Grisello yang melihat kehadiran Oline bersama dengan anak gadisnya. Kesal dan marah, bisa dipastikan dari raut wajah Grisello bahwa ia tidak menyukai kehadiran Oline dirumahnya saat ini.
"Ngapain kamu ke sini?! Saya tidak merasa mengundang kamu untuk datang kerumah saya" ucap Grisello dengan suara yang meninggi, sadar akan ketidak sukaan Grisello terhadap kehadirannya dirumah ini. Membuat Oline menundukkan kepalanya dan semakin tidak percaya diri akan niatnya datang kemari. Ia juga benar-benar tidak berani menatap wajah dari ayah gadis yang ia cintai.
Dengan ekspresi takut dan gugup Oline berujar dengan suara yang pelan "Maaf om saya lancang datang kesini, tujuan saya ketemu om, beserta tante disini. Hanya ingin meminta izin ke om dan tante, untuk merestui hubungan saya dan Erine. Saya tau om begitu tidak menyukai kehadiran saya di kehidupan Erine, tapi saya sangat mencintai anak om"
Oline meneguk ludahnya kasar, memberi jeda untuk melihat ekspresi Grisello yang masih mencoba menahan emosi."Saya ingin menikahi Erine om, dan menghabiskan sisa hidup saya bersama dengan Erine selamanya" Lanjut Oline sembari menatap wajah Erine sekilas
"Berani sekali ternyata nyali kamu untuk mengatakan itu, tapi sayangnya saya tidak akan pernah memberikan restu terhadap hubungan kalian berdua yang terlihat menjijikkan itu!" teriak Grisello dengan suara yang meninggi diakhir penuturan katanya.
Oline semakin dibuat gugup ketika melihat ekspresi kekesalan yang terlihat jelas dari mimik wajah Grisello.
"Saya mau sekarang juga kamu keluar dari sini! saya tidak akan sudi mempunyai menantu seperti kamu" sambung Grisello dan mencengkram kerah kemeja Oline untuk menyeretnya keluar. Erine tidak tinggal diam, ia berjongkok dibawah kaki deddynya sembari menangis dengan kencang
"lepasin kaki deddy Erine!" bentak Grisello, takut jika anak perempuannya ditendang, Cynthia buru-buru membangunkan sang anak sebelum apa yang ia takuti kejadian.
Grisello melemparkan tubuh Oline hingga tersungkur kebawah "pergi kamu dari sini, jangan pernah datang lagi untuk menemui anak saya, tolong biarkan dia bahagia"
"saya tidak akan pergi om, saya akan terus menunggu Erine disini" sahut Oline, Grisello pun membalikkan badannya dan menutup rapat pintu rumahnya kembali.
"Ded Erine mohon tolong restui hubungan Erine sama Oline. Aku cinta ded sama dia, aku bahagia sama dia. Mengapa deddy bisa sebenci itu sama Oline? sedangkan deddy ga tau sifat Oline seperti apa" lirih Erine sembari memeluk kaki Grisello
"dek, kamu ga perlu seperti ini membela dia, apa yang deddy kamu lakukan sekarang adalah tindakan yang benar. Karena dunia punya norma rin, pernikahan sesama jenis tidak akan pernah direstui" tutur Anggara menatap lekat wajah Erine
"kamu lupa ya sama janji kita? kita berdua sama-sama pengen punya anak yang lucu kan rin, jadi lupain dia rin. Dan teruskan pernikahan kita yang sebenar lagi akan dilaksanakan" lanjut Anggara lalu membantu Erine untuk berdiri
"maaf mas, tapi Erine ga bisa melanjutkan pernikahan ini. Aku ga mau nantinya malah nyakitin kamu karena melanjutkan pernikahan kita atas dasar paksaan" ujar Erine
"berarti selama ini kamu mencintai mas karena terpaksa?" tanya Anggara. "Maaf"
"dan buat daddy sama mommy, Erine bakal tetep melangsungkan pernikahan Erine sama Oline walaupun kalian berdua tidak merestuinya. Karena aku yakin keputusan aku udah tepat sekarang" Erine pun melangkahkan kakinya menuju pintu keluar.
"SEKALI LAGI KAMU BERANI MELANGKAHKAN KAKI KAMU LAGI, DEDDY TIDAK AKAN PERNAH MAU LAGI MENGANGGAP KAMU SEBAGAI ANAK! AKAN DEDDY CORET NAMA KAMU DARI KELUARGA INI" cegat Grisello mencoba menahan kepergian sang anak. Erine tetap angkuh akan pendiriannya, ia tau Oline pasti masih setia menunggunya diluar
Sedangkan diluar sana Oline terduduk dibawah tanah sembari menyenderkan punggungnya pada pagar besi. Dan menikmati hujan yang begitu deras mengguyur bumi pada malam hari ini, tidak perduli akan sakit. Ia akan terus menunggu kedatangan kekasihnya itu disini.
'Bahkan alam aja ikut menangis rin melihat betapa susahnya perjalanan kisah kita berdua' gumamnya sembari menangis, namun tertutup oleh rintikan hujan.
"Maaf ded, mom. Tapi Erine ga bisa ngelepasin Oline untuk yang kedua kalinya, mungkin ini adalah jalan yang terbaik dari tuhan untuk Erine jalani. Erine pamit" ujar Erine lalu melangkah keluar
"DEDDY BAKAL TERUS BERDOA, RIN. MEMINTA SAMA TUHAN, AGAR HUBUNGAN KALIAN BERDUA TIDAK AKAN PERNAH BAHAGIA!. KAMU INGAT ERINE, RESTU ORANG TUA ITU SANGAT PENTING UNTUK SEBUAH PERNIKAHAN" pekik Grisello dengan suara yang menggelegar.
"Sayang, Erine beneran pergi! aku ga mau kehilangan anak aku, kamu kenapa diem aja? halangi dia sayang" ucap Cynthia sembari menangis
"kamu tentang aja Erine pasti akan kembali sama kita" sahut Grisello seraya menenangkan sang istri
Sadar akan kehadiran seseorang, membuat Oline menolehkan wajahnya kearah samping, untuk sekedar melihat siapa yang berdiri di samping nya. "Kamu kok hujan-hujanan? nanti kalo sakit gimana!" tanya Erine menatap kesal kedua mata Oline, Oline dengan sigap berdiri dari tempatnya dan membawa gadis kucing itu kedalam pelukannya.
"Kamu kok disini rin? deddy kamu udah nerima hubungan kita" tanya Oline sembari mengusap lembut punggung Erine, guna menghangatkan tubuh sang empu.
Erine melepaskan pelukan mereka, dan menggeleng pelan sebagai jawaban "kamu yakin mau tetap milih aku? kalo kamu harus menikah sama laki-laki itu aku bakal mundur rin, aku ga mau hubungan keluarga kamu jadi renggang, Rin."
"Sayang aku lebih baik kehilangan mereka dari pada harus melepaskan kamu, aku yakin suatu saat nanti pasti deddy, dan mommy aku akan menerima pernikahan kita nantinya" sahut Erine sembari menggenggam erat kedua tangan Oline
"ayo kita pulang, aku kedinginan" ajak Erine dengan bibir yang bergetar, Oline segera menggendong Erine ala bridal style menuju mobilnya.
"Makasih sayang, aku janji ga akan pernah meninggalkan kamu sendirian. Aku akan selalu berusaha membuat kamu bahagia bersama denganku" ujar Oline dengan nada lembut seraya menatap lekat wajah Erine
Semoga suka!
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed with female dancers (Orine)
RomanceObsesi seorang gadis kepada penari perempuan yang secara diam diam Ia perhatikan. "Akan ku pastikan yang pantas di sampingmu hanyalah Oline manuel seorang" -Oline "Dasar cewek gila" -Erine