cap. 25#

6.4K 359 44
                                    


KALO GAK SUKA SAMA CERITA INI
TOLONG DI SKIP AJAH YH besty ☺️

Jangan tinggalkan komentar buruk ❌

Dan jangan lupa vote and comment 😗

♨️HAPPY READING♨️

*
*
*
*

Arsyana, meletakkan buku novel baru saja ia baca, helaan nafas keluar dari bibirnya.

Tatapan nya mengarah pada pintu ruangan yang tadi di masuki oleh dua sosok pria tadi. Ia sudah ingin keluar dan menemui para bayi nya, namun ia takut jika harus masuk dan mengganggu dua pria yg ada dalam ruangan itu, sekedar meminta bantuan untuk bisa keluar dari sini.

Perasaan cemas masih tersimpan dalam hatinya, ia ingin memastikan bahwa para bayinya baik-baik saja. Walaupun Gus zein sudah meyakinkan nya, tapi tetap saja hati nya masih di Landa cemas.

Mengumpulkan keberanian, kaki kecilnya mulai melangkah ke arah ruangan di mana dua pria yang menjadi suaminya berada. Ia tak bisa diam saja, Arsyana ingin segera menemui para bayinya. Memastikan mereka benar-benar baik-baik saja. Ingin menelpon pun,tak bisa. Handphone nya ketinggalan di dalam kamar yang tadi.

Meneguk ludah nya susah paya, tangan mungil ya terangkat, ingin mengetuk.

Ceklek

Baru saja tangannya ingin mengetuk, pintu tersebut sudah lebih dulu di buka, oleh pria dengan mata birunya yang dingin.

" Apa yang kau lakukan!. " Tanyanya dengan alis terangkat satu.

Arsyana mendongak, menatap pria itu. " Aku ingin keluar dari sini. "  Ucapnya the de point'.

Kevren, pria itu mengerutkan keningnya, " terus?. "  tanyanya lagi dengan nada datar.

Arsyana berdecak, " aku tidak tahu di mana pintu keluar dari perpustakaan ini. Jadi aku ingin menanyakan nya pada kalian. "  Jawabnya.

" Di sana. " Tangan berotot nya, menunjuk sebuah jalan di antara perpustakaan itu.

Arsyana menoleh, menatap sebuah jalan  yang di tunjuk oleh pria itu. Alisnya berkerut, tak yakin.

" Kau tak bohong kan. " di tatapnya pria itu dengan mata memancing curiga.

" Jika kau tak percaya yh sudah, saya tak peduli. " Kevren ingin masuk, namun tangannya di tarik cepat oleh Arsyana.

" Kalau begitu aku mau masuk. Dan menanyakan nya langsung pada Gus Zein. " Walaupun kesal akan perkataan menyebalkan pria itu tadi. Ia berusaha berucap lembut.

Kevren menatap tangannya yang di pegang oleh Arsyana dengan tatapan dingin. Arsyana yang menyadari tatapan laki-laki itu,segera menjauhkan tangannya, dan mundur beberapa langkah.

" Maaf. "  Ia tahu, di dalam novel, kevren di kenal dengan sosok yang tak terlalu suka di pegang oleh sembarang wanita kecuali istrinya saja_olivia. Bukankah kevren si tapi sebagian dari suaminya yang lain, mungkin hanya Leon saja yang memiliki sifat friendly terhadap orang-orang di sekitar nya. Ngomong-ngomong tentang pria itu ia jadi, ingin tahu bagaimana keadaan nya sekarang.

" Kau jalan saja di jalan yang aku tunjuk tadi. belok kanan, kau akan menemukan pintu besar berwarna coklat. Dan buka dengan ini. " Tangan kevren menyodorkan sebuah kartu berwarna hitam. Dengan tatapan datar, andalannya.

Dengan ragu Arsyana, mengambil kartu itu.

" Baiklah. Terima kasih. "

Kevren tak menjawab. Pria itu langsung menutup pintu dan berlalu pergi.

Arsyana berdecak, kesal. Kalau saja ia tak membutuhkan bantuan untuk keluar dari perpustakaan besar ini. Mana mau dia meminta bantuan pada pria sombong itu.

Five-husband AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang